Luqman Ayat 9
خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ( لقمان: ٩ )
Khālidīna Fīhā Wa`da Allāhi Ĥaqqāan Wa Huwa Al-`Azīzu Al-Ĥakīmu. (Luq̈mān 31:9)
Artinya:
mereka kekal di dalamnya, sebagai janji Allah yang benar. Dan Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. [31] Luqman : 9)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Mereka kekal di dalamnya dengan penuh suka cita. Yang demikian itu sebagai janji Allah yang benar kepada siapa saja yang beriman dan beramal saleh. Dan Dia Mahaperkasa; tidak seorang pun bisa mengalahkan-Nya, Mahabijaksana pada setiap kebijakan-Nya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Mereka kekal di dalam surga itu selama-lamanya. Semua itu adalah janji Allah kepada makhluk-Nya, yang pasti terjadi, dan tidak akan dimungkiri sedikit pun. Di sisi lain, sangat keras pula azab yang ditimpakan-Nya kepada orang-orang yang berdosa dan menghalangi manusia menempuh jalan-Nya. Allah Maha Bijaksana dalam mengurus dan menyelesaikan segala urusan makhluk-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
sebagai janji Allah yang benar. (Luqman:9)
Maksudnya, hal itu pasti terjadi karena merupakan janji Allah, dan Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, Dia Mahamulia, Maha Pemberi anugerah lagi Maha Berbuat terhadap apa yang dikehendaki-Nya lagi Mahakuasa atas segala sesuatu.
Dan Dialah Yang Mahaperkasa. (Luqman:9)
Yang Mengalahkan segala sesuatu dan tunduk patuh kepada-Nya segala sesuatu.
lagi Mahabijaksana. (Luqman:9)
dalam semua ucapan dan perbuatan-Nya, Yang menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
Katakanlah, "Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedangkan Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. (Fussilat: 44), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al Israa':82)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kekal mereka di dalamnya) lafal ayat ini menjadi hal atau kata keterangan keadaan bagi lafal muqaddarah. Maksudnya telah dipastikan mereka kekal di dalamnya bila mereka memasukinya (sebagai janji Allah yang benar) Allah swt. telah menjanjikan hal tersebut kepada mereka dengan janji yang sebenar-benarnya. (Dan Dialah Yang Maha Perkasa) yang tidak ada sesuatu pun dapat mengalahkan-Nya sehingga Dia tidak akan menunaikan janji dan ancaman-Nya (lagi Maha Bijaksana) yang tiada meletakkan sesuatu melainkan pada tempatnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya. Allah menjanjikan kepada mereka dengan janji yang tidak pernah diingkari. Allah Mahaunggul atas segala sesuatu dan Mahabijaksana dalam firman dan perbuatan-Nya.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan di antara manusia (ada) orang yang membeli perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan, dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami maka dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengar-nya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka berilah dia kabar gembira dengan azab yang pedih. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka memperoleh surga-surga yang penuh kenikmatan, mereka kekal di dalamnya; sebagai janji Allah yang benar. Dan Dia-lah Yang Maha-perkasa lagi Mahabijaksana." (Luqman: 6-9).
(6) Maksudnya, ﴾ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن ﴿ "dan di antara manusia ada orang" dia adalah orang yang sial lagi terlantar (tidak memperoleh per-tolongan) ﴾ يَشۡتَرِي ﴿ "yang membeli," maksudnya, memilih dan senang sebagaimana senangnya orang yang mengeluarkan harga pada sesuatu, ﴾ لَهۡوَ ٱلۡحَدِيثِ ﴿ "perkataan yang tidak berguna," maksudnya, perkataan-perkataan yang melalaikan hati, yang menghalang-ha-langinya dari nilai-nilai yang mulia. Termasuk dalam hal ini adalah setiap perkataan yang diharamkan dan setiap perkataan yang tidak berguna nan palsu lagi rendahan dari perkataan-perkataan yang mendorong kepada kekafiran, kefasikan dan maksiat, dan dari per-kataan-perkataan para penolak kebenaran, yang mendebat dengan kebatilan untuk mencampakkan yang benar, dan dari gunjingan, adu domba (memfitnah), dusta, cacian dan celaan, serta dari lagu, tiupan seruling-seruling setan, serta dari wanita-wanita penghibur yang melalaikan, yang tidak ada gunanya dalam agama maupun dunia.
Maka golongan manusia semacam ini ﴾ يَشۡتَرِي لَهۡوَ ٱلۡحَدِيثِ ﴿ "mem-beli perkataan yang tidak berguna" dari perkataan yang berguna, ﴾ لِيُضِلَّ ﴿ "untuk menyesatkan" manusia ﴾ بِغَيۡرِ عِلۡمٖ ﴿ "tanpa pengetahuan." Maksud-nya, setelah dia sesat karena perbuatannya, maka dia menyesatkan orang lain. Sebab, penyesatan itu tumbuh dari kesesatan; dan pe-nyesatannya dalam perkataannya itu adalah sikapnya menghalang-halangi manusia dari perkataan yang berguna, amal yang berman-faat, dari kebenaran yang jelas dan jalan yang lurus. Dan semua itu tidak akan bisa terlaksana sehingga dia mencemoohkan petunjuk dan kebenaran, dan menjadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan, dia memperolok-oloknya dan juga orang (nabi) yang datang dengannya. Nah, apabila dia telah memadukan antara memuji kebatilan dan menganjurkannya dengan mencampakkan yang haq (yang benar) dan memperolok-oloknya serta ahlinya, maka (sung-guh) dia telah menyesatkan orang-orang yang tidak berilmu, dan dia menipunya dengan perkataan-perkataan yang disampaikannya, yaitu perkataan yang tidak bisa dibedakan oleh orang yang sesat dan dia pun tidak mengenal hakikatnya, ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٞ مُّهِينٞ ﴿ "mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan," karena mereka sesat, menyesatkan, memperolok-olokkan ayat-ayat Allah dan mendusta-kan kebenaran yang sudah sangat jelas sekali.
(7) Maka dari itu, Dia berfirman, ﴾ وَإِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِ ءَايَٰتُنَا ﴿ "Dan apa-bila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami," supaya dia beriman dan tunduk patuh kepadanya, ﴾ وَلَّىٰ مُسۡتَكۡبِرٗا ﴿ "dia berpaling dengan me-nyombongkan diri." Maksudnya, dia berbalik ke belakang dengan menyombongkan diri terhadapnya dan menolaknya, dan ayat-ayat itu tidak bisa masuk ke dalam hatinya dan tidak pula ia berpenga-ruh padanya, akan tetapi ia membelakanginya, ﴾ كَأَن لَّمۡ يَسۡمَعۡهَا ﴿ "seolah-olah dia belum mendengarnya," bahkan, ﴾ كَأَنَّ فِيٓ أُذُنَيۡهِ وَقۡرٗاۖ ﴿ "seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya" maksudnya, penutup hingga tidak ada suara yang bisa memasukinya. Orang seperti ini sama sekali tidak ada jalan untuk memberinya petunjuk.
﴾ فَبَشِّرۡهُ ﴿ "Maka berilah dia kabar gembira" dengan suatu kabar gembira yang bisa membuat di dalam hatinya rasa sedih dan duka, dan pada raut wajahnya keburukan, kegelapan dan kemuraman, ﴾ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ﴿ "dengan azab yang pedih," menyakitkan hati dan badan-nya, yang tidak dapat diukur kadarnya dan tidak dapat diketahui betapa hebatnya siksaan itu. Ini adalah berita gembira untuk para pelaku kejahatan. Sungguh berita gembira seperti itu sama sekali tidak ada kenikmatannya.
(8-9) Adapun berita gembira untuk para pelaku kebaikan, maka Allah berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih," mereka telah memadukan antara ibadah batin dengan beriman dan (ibadah) lahiriyah dengan Islam dan amal shalih, ﴾ لَهُمۡ جَنَّٰتُ ٱلنَّعِيمِ ﴿ "mereka men-dapatkan surga-surga yang penuh kenikmatan," sebagai berita gembira bagi mereka disebabkan (apa) yang telah mereka persiapkan, dan sebagai hidangan bagi mereka disebabkan amal yang telah mereka kerjakan. ﴾ خَٰلِدِينَ فِيهَاۖ ﴿ "Mereka kekal di dalamnya," maksudnya, di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan, kenikmatan hati, jiwa, dan raga.
﴾ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٗاۚ ﴿ "Sebagai janji Allah yang benar," yang tidak mungkin diingkari, dirubah atau diganti. ﴾ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana," sempurna keperkasaanNya, pari-purna kebijaksanaanNya. Dari keperkasaan dan hikmahNya Dia memberikan taufikNya kepada orang yang dikehendakiNya, dan mengabaikan (orang yang Dia kehendaki) sesuai dengan tuntutan ilmu dan hikmahNya pada mereka.