As-Saffat Ayat 157
فَأْتُوْا بِكِتٰبِكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ( الصافات: ١٥٧ )
Fa'tū Bikitābikum 'In Kuntum Şādiqīna. (aṣ-Ṣāffāt 37:157)
Artinya:
(Kalau begitu) maka bawalah kitabmu jika kamu orang yang benar. (QS. [37] As-Saffat : 157)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Jika demikian adanya maka bawalah kitabmu ke hadapan kami dan tunjukkanlah bukti yang membenarkan pernyataanmu jika kamu memang orang yang benar.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Bantahan lebih lanjut yang disampaikan Allah untuk membantah pandangan kaum kafir Mekah bahwa Allah punya anak yaitu malaikat sebagai anak perempuan-Nya, Allah meminta mereka mengemukakan bukti nyata yang tidak dapat dibantah kebenarannya, baik bukti itu berbentuk fisik maupun berbentuk ungkapan yang terjamin kebenarannya. Bukti fisik, misalnya, bahwa Allah melahirkan malaikat. Bukti non-fisik adalah wahyu. Tentu saja mereka tidak akan bisa mengemukakan bukti-bukti itu, karena memang tidak ada. Dengan demikian firman-Nya berbentuk pertanyaan, "Atau apakah kalian memiliki bukti yang nyata?" merupakan sanggahan yang jitu terhadap pandangan mereka bahwa Allah punya anak perempuan tersebut.
Apalagi setelah itu Allah meminta mereka menyampaikan kitab suci yang berisi pernyataan bahwa malaikat itu adalah anak-Nya. Kitab suci itu tidak mungkin mereka dapatkan karena Allah tidak pernah menurunkannya. Pada ayat lain Allah berfirman yang isinya sama dengan ayat ini:
Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, yang menjelaskan (membenarkan) apa yang (selalu) mereka persekutukan dengan Tuhan? (ar-Rum/30: 35)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. (Ash-Shaffat: 157)
Yaitu kemukakanlah bukti yang menguatkan hal tersebut dengan bersandar pada suatu kitab yang diturunkan dari langit, dari Allah Swt. yang menyebutkan bahwa Dia mengambil seperti apa yang kamu katakan itu. Sesungguhnya apa yang kamu katakan itu tidak dapat diterima oleh akal yang sehat, bahkan secara mutlak rasio menolaknya sama sekali.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka bawalah kitab kalian) kitab Taurat kalian, kemudian perlihatkanlah kepadaku mengenai hal itu di dalamnya (jika kalian memang orang-orang yang benar) di dalam perkataan dan dugaan kalian itu.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Datangkanlah argumentasi kalian--kalau memang argumentasi itu ada dalam kitab suci kalian--jika kalian termasuk orang-orang yang benar dalam ucapan dan keputusan.
6 Tafsir as-Saadi
"Tanyakanlah kepada mereka: Apakah untuk Rabbmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan, 'Allah beranak.' Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apa-kah Dia memilih anak-anak perempuan daripada anak laki-laki, apakah yang terjadi padamu? Bagaimana kamu menetapkan? Maka apakah kamu tidak memikirkan? Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata. Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar." (Ash-Shaffat: 149-157).
(149) Allah berfirman kepada NabiNya, Muhammad a, ﴾ فَٱسۡتَفۡتِهِمۡ ﴿ "Tanyakanlah kepada mereka." Maksudnya, tanyakanlah kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan yang lainnya, yaitu kepada mereka yang menyembah para malaikat dan mereka meyakini bahwa para malaikat adalah putri-putri Allah! Mereka benar-benar telah memadukan kesyirikan kepada Allah dengan menyifatiNya dengan hal-hal yang sangat tidak layak de-ngan keagunganNya. ﴾ أَلِرَبِّكَ ٱلۡبَنَاتُ وَلَهُمُ ٱلۡبَنُونَ ﴿ "Apakah untuk Rabbmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki?" Maksudnya, ini adalah pembagian yang sangat curang dan perkataan zhalim, dilihat dari sudut mereka menetapkan anak bagi Allah سبحانه وتعالى, dan juga dari sudut mereka menetapkan bagian yang paling buruk dan paling nista untukNya, yaitu anak-anak perempuan, yang mereka sendiri tidak meridhainya untuk diri mereka sendiri, sebagaimana Allah firmankan di dalam ayat yang lain,
﴾ وَيَجۡعَلُونَ لِلَّهِ ٱلۡبَنَٰتِ سُبۡحَٰنَهُۥ وَلَهُم مَّا يَشۡتَهُونَ 57 ﴿
"Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha-suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang me-reka sukai (yaitu anak-anak laki-laki)." (An-Nahl: 57).
Dan dari sudut lain, mereka menetapkan para malaikat se-bagai putri-putri Allah dan mereka menetapkan demikian.
(150) Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam menjelaskan kedustaan mereka, ﴾ أَمۡ خَلَقۡنَا ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ إِنَٰثٗا وَهُمۡ شَٰهِدُونَ ﴿ "Atau apakah Kami mencip-takan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan" penciptaan mereka. Artinya, kenyataannya tidak demikian, karena mereka sesungguhnya sama sekali tidak menyaksikan penciptaan para malaikat. Maka hal ini membuktikan bahwa mereka mengata-kan perkataan tersebut tanpa landasan ilmu, melainkan perbuatan mengada-ada terhadap Allah.
(151-157) Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ أَلَآ إِنَّهُم مِّنۡ إِفۡكِهِمۡ ﴿ "Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya," yakni, dengan kedustaan yang sangat jelas, ﴾ لَيَقُولُونَ 151 وَلَدَ ٱللَّهُ وَإِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ 152 ﴿ (mereka benar-benar mengatakan, 'Allah beranak.' Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta."
﴾ أَصۡطَفَى ﴿ "Apakah Dia memilih," yakni, m e n g u t a m a k a n ﴾ ٱلۡبَنَاتِ عَلَى ٱلۡبَنِينَ 153 مَا لَكُمۡ كَيۡفَ تَحۡكُمُونَ 154 ﴿ "anak-anak perempuan daripada anak laki-laki. Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana kamu menetapkan" kepu-tusan yang sangat zhalim ini? ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak memikirkan," apakah kalian tidak bisa membedakan perkataan yang palsu lagi sangat zhalim ini? Sebab, kalau saja kalian memikir-kannya, tentu kalian tidak akan mengatakan perkataan demikian. ﴾ أَمۡ لَكُمۡ سُلۡطَٰنٞ مُّبِينٞ ﴿ "Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata." Maksudnya, argumen yang jelas atas perkataan kalian ini dari suatu Kitab atau dari seorang Rasul. Semua ini tidak pernah terjadi!
Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ فَأۡتُواْ بِكِتَٰبِكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar," sebab, sesungguhnya orang yang mengatakan suatu perkataan yang tidak berdasarkan bukti syar'i adalah pendusta yang sengaja, atau orang yang mengatakan sesuatu terhadap Allah tanpa dasar ilmu.