Sad Ayat 11
جُنْدٌ مَّا هُنَالِكَ مَهْزُوْمٌ مِّنَ الْاَحْزَابِ ( ص: ١١ )
Jundun Mā Hunālika Mahzūmun Mina Al-'Aĥzābi. (Ṣād 38:11)
Artinya:
(Mereka itu) kelompok besar bala tentara yang berada di sana yang akan dikalahkan. (QS. [38] Sad : 11)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Mereka yang ingkar itu laksana kelompok besar bala tentara yang berada di suatu tempat sana yang akan dikalahkan oleh kelompok kecil yang memiliki keyakinan kuat dan keteguhan iman. Mereka kalah karena perjuangan mereka tidak didasari keyakinan yang kukuh, melain-kan rasa iri dan kesombongan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa keadaan orang-orang musyrik Mekah yang mendustakan kerasulan Muhammad dan mengingkari agama tauhid laksana bala tentara yang besar, yang merupakan gabungan dari kesatuan-kesatuan tentara. Bala tentara yang bersekutu bergerak untuk menghancurkan kaum Muslimin itu pasti dapat dikalahkan, karena landasan perjuangan mereka tidak didasarkan pada keyakinan yang kokoh, akan tetapi hanyalah karena hasad dan sombong.
Peristiwa seperti digambarkan dalam ayat ini bukanlah terjadi pada saat diturunkannya ayat, karena pada saat itu kaum Muslimin belum mempunyai tentara, jumlah pengikutnya pun masih sedikit, dan belum ada tanda-tanda untuk menyusun kekuatan yang dapat mengalahkan bala tentara gabungan seperti digambarkan dalam ayat. Akan tetapi, peristiwa itu baru terjadi pada saat terjadinya perang Badar, dimana kaum musyrikin yang jumlahnya berlipat ganda melebihi kaum Muslimin dapat dikalahkan atas bantuan Allah. Firman Allah:
Atau mereka mengatakan, "Kami ini golongan yang bersatu yang pasti menang." Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Bahkan hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan hari Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (al-Qamar/54: 44-46)
Penjelasan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang terdapat dalam ayat ini termasuk salah satu di antara mukjizat Nabi dan sekaligus sebagai tanda kebenaran wahyu yang diterimanya bahwa wahyu itu benar-benar dari Allah bukan buatan Muhammad.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang bersekutu, pasti akan dikalahkan. (Shaad:11)
Yakni bala tentara yang mendustakan itu yang sekarang berada dalam kejayaan, kelak akan dikalahkan dan dihancurkan sebagaimana telah dihancurkan orang-orang yang sebelum mereka dari kalangan golongan-golongan yang bersekutu lagi mendustakan. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Atau apakah mereka mengatakan, "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang.” Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (Al Qamar:44-45)
Hal tersebut terjadi dalam Perang Badar, lalu dalam firman selanjutnya disebutkan.
Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka, dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (Al Qamar:46)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Suatu tentara) maksudnya, suatu pasukan yang hina (di sana) yang telah mendustakanmu (pasti dikalahkan) menjadi sifat bagi lafal Jundun, sekalipun mereka terdiri (dari golongan-golongan yang bersekutu) lafal ayat ini menjadi sifat pula bagi lafal Jundun. Yakni suatu pasukan yang sama dengan pasukan-pasukan yang berserikat sebelum kamu yang memerangi para nabi. Pasukan-pasukan dahulu itu dapat dikalahkan dan dibinasakan, maka demikian pula mereka yang bersekutu untuk menghancurkanmu akan Kami binasakan pula.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Suatu pasukan tentara yang hina pasti akan kalah di sana seperti halnya orang-orang yang bersekongkol melawan para nabi.
6 Tafsir as-Saadi
"Shad, demi al-Qur`an yang mempunyai keagungan. Sebenar-nya orang-orang kafir itu dalam
kesombongan dan permusuhan yang sengit. Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami
binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat
untuk lari melepaskan diri. Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan
dari ka-langan mereka; dan orang-orang kafir berkata, 'Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak
berdusta.' Mengapa ia menjadikan sesem-bahan-sesembahan itu sesembahan Yang Satu saja.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Dan pergilah pemimpin-pemimpin
mereka, 'Pergilah kamu dan bersabarlah terhadap sembahan-sembahanmu, sesungguhnya ini
benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang
terakhir; ini tidak lain hanyalah pengada-adaan belaka. Mengapa al-Qur`an itu diturunkan
kepadanya di antara kita.' Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap al-Qur`anKu, dan sebenarnya
mereka belum merasakan azabKu. Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Rabbmu
Yang Mahaperkasa lagi Maha Pemberi. Atau apakah mereka memiliki kerajaan langit dan bumi dan
yang ada di antara keduanya? Maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga. Suatu tentara yang
besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan." (Shad: 1-11).
Makkiyah
(1) Ini adalah penjelasan dari Allah سبحانه وتعالى perihal al-Qur`an dan
perihal orang-orang yang mendustakannya dan mendustakan orang yang datang membawanya, seraya
berfirman, ﴾ صٓۚ وَٱلۡقُرۡءَانِ ذِي ٱلذِّكۡرِ ﴿ "Shad, demi al-Qur`an yang mempunyai keagungan."
Yakni, yang mempunyai kedudukan yang agung dan kemuliaan, yang mengingatkan ma-nusia akan segala
apa yang mereka butuhkan, seperti pengetahuan tentang nama-nama Allah, sifat-sifatNya dan
perbuatan-perbuatan-Nya, dan seperti pengetahuan tentang hukum-hukum syariatNya serta
pengetahuan tentang hukum-hukum di akhirat kelak dan pembalasan.
Jadi, al-Qur`an itu mengingatkan mereka tentang prinsip-prinsip dan cabang-cabang agama mereka.
Dan di sini tidak diper-lukan penyebutan apa yang disumpahkan, karena pada hakikatnya yang
digunakan bersumpah dan yang disumpahkan adalah satu (sama), yaitu
al-Qur`an yang disifati dengan sifat yang mulia ini.
(2) Kalau al-Qur`an seperti itu sifatnya, maka dapat diketa-hui bahwa
kebutuhan manusia kepadanya di atas segala kebutuhan. Maka kewajiban mereka adalah meresponsnya
dengan mengimani, membenarkan, dan serius untuk mengambil pelajaran darinya. Maka Allah memberi
petunjuk kepada orang-orang yang mendapat petunjuk untuknya, sedangkan orang-orang kafir
menolaknya dan menolak yang menurunkannya, dan mereka selalu bersikap sombong dan memusuhi,
sombong, dan menolak untuk beriman kepadanya, congkak dan memusuhinya. Artinya, menentang dan
memusuhi dalam menolak, merusaknya dan dalam memperolok-olokkan Nabi yang datang membawanya.
(3) Maka Allah mengancam mereka dengan kebinasaan seperti yang telah
ditimpakan kepada umat-umat terdahulu yang mendustakan para rasul; dan mereka, pada saat
kebinasaan datang melanda, mereka menyeru dan meminta keselamatan agar dilepas-kan dari azab
itu.
Akan tetapi ﴾ وَّلَاتَ حِينَ مَنَاصٖ ﴿ "waktu itu bukanlah saat untuk lari melepaskan diri."
Maksudnya, dan waktu itu bukan waktu penyela-matan dari apa yang mereka terjerumus di dalamnya,
dan bukan pula waktu pembebasan dari apa yang menimpa mereka. Maka hendaklah mereka berhati-hati
kalau tetap pada sikap kesombongan dan permusuhan mereka, karena mereka akan ditimpa oleh apa
yang telah menimpa orang-orang sebelumnya.
(4) ﴾ وَعَجِبُوٓاْ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٞ مِّنۡهُمۡۖ ﴿ "Dan mereka heran karena mereka keda-tangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka." Maksudnya, orang-orang yang mendustakan itu merasa heran terhadap suatu perkara yang tidak pantas untuk diherankan, yaitu karena datang-nya seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri supaya mereka bisa belajar kepadanya dan supaya mereka bisa mengenalnya dengan sebenar-benarnya, dan karena ia berasal dari kaum mereka sendiri, sehingga fanatisme kesukuan tidak bisa men-cegah mereka untuk mengikutinya. Padahal perkara ini termasuk hal yang patut disyukuri dan dipatuhi sepenuhnya. Namun mereka malah sebaliknya, mereka sangat heran dengan keheranan yang bermakna mengingkari, dan mereka berkata karena kekafiran dan kezhaliman mereka, ﴾
هَٰذَا سَٰحِرٞ كَذَّابٌ ﴿ "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta."
(5) Dosanya menurut mereka adalah karena dia ﴾ جَعَلَ ٱلۡأٓلِهَةَ
إِلَٰهٗا وَٰحِدًاۖ ﴿ "menjadikan sesembahan-sesembahan itu sesembahan Yang Satu saja." Maksudnya, bagaimana dia melarang mengambil sekutu-sekutu dan tuhan-tuhan tandingan dan memerintahkan supaya menuluskan ibadah hanya kepada Allah saja?! ﴾
إِنَّ هَٰذَا ﴿ "Sesungguh-nya ini," yang dibawanya ini ﴾ لَشَيۡءٌ
عُجَابٞ ﴿ "benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan," maksudnya, menimbulkan keheranan
karena kepalsuan dan kerusakan (ketidakbenaran)nya, menurut mereka.
(6) ﴾ وَٱنطَلَقَ ٱلۡمَلَأُ مِنۡهُمۡ ﴿ "Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka" yang perkataan mereka diterima, dengan maksud menghimbau kaumnya supaya mereka tetap berpegang teguh kepada kesyirikan yang mereka anut, ﴾
أَنِ ٱمۡشُواْ وَٱصۡبِرُواْ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمۡۖ ﴿ "Pergilah kamu dan bersabar-lah terhadap sembahan-sembahanmu." Maksudnya, teruslah kalian menyembahnya dan bersungguh-sungguhlah dalam memperta-hankan dan menyembahnya, jangan sekali-kali ada apa pun yang mencegah kalian dan jangan pula ada seorang pun yang mengha-lang-halangi kalian, ﴾
إِنَّ هَٰذَا ﴿ "sesungguhnya ini," yang dibawa oleh Muhammad ini, yaitu larangan menyembah mereka, ﴾
لَشَيۡءٞ يُرَادُ ﴿ "benar-benar suatu hal yang dikehendaki," yakni yang dimaksud. Artinya,
Muhammad mempunyai niat dan tujuan yang tidak baik padanya. Ini adalah propaganda yang tidak
akan pernah laku ke-cuali di kalangan orang-orang yang dungu (tidak berakal). Sebab, sesungguhnya siapa saja yang mengajak kepada
perkataan yang benar atau yang tidak benar, maka perkataannya tidak bisa ditolak dengan cara
mencemoohkan niatnya, karena niat dan amalnya hanya orang yang bersangkutan yang tahu.
Semestinya ia ditolak (ditanggapi) dengan cara menghadapinya dengan apa
yang dapat membatalkan dan merusak argumen-argumen dan hujjah-hujjah (dalil)nya; sedangkan tujuan mereka adalah bahwa Muhammad itu sebenarnya
mengajak kalian kepada apa yang diserukannya hanyalah untuk (dapat)
memimpin kalian dan supaya menjadi orang yang dihormati dan diikuti di kalangan kalian.
(7) ﴾ مَا سَمِعۡنَا بِهَٰذَا ﴿ "Kami tidak pernah mendengar hal ini," artinya paham yang dikatakannya dan agama yang diserukannya ﴾
فِي ٱلۡمِلَّةِ ٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "dalam agama yang terakhir," maksudnya, pada masa terakhir, kita
tidak menjumpainya sebagai anutan bapak-bapak kita, dan tidak pula bapak-bapak kita menjumpainya
dari nenek moyang mereka. Maka teruslah kalian berpegang kepada apa yang dianut oleh bapak-bapak
kalian, sebab itulah yang haq. Sedangkan apa yang diserukan oleh Muhammad itu hanyalah perbuatan
mengada-ada yang dilakukannya dan kedustaan yang direkayasanya!
Ini juga satu syubhat (kerancuan) dan sejenis dengan syubhat mereka yang
pertama, di mana mereka menolak kebenaran dengan sesuatu yang bukan argumen untuk menolak
pendapat yang sangat sederhana, yaitu pendapat yang berlawanan dengan paham yang dianut oleh
bapak-bapak mereka yang sesat. Di mana yang bisa menunjukkan kepalsuannya?!
(8) ﴾ أَءُنزِلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ مِنۢ بَيۡنِنَاۚ ﴿ "Mengapa al-Qur`an itu diturunkan kepadanya di antara kita?" Maksudnya, apa yang telah membuatnya lebih utama daripada kita sehingga al-Qur`an diturunkan kepada-nya, bukan kepada kita dan ia diistimewakan oleh Allah dengan-nya?! Ini juga adalah syubhat mereka. Mana dalil yang terdapat di dalam syubhat ini yang membuktikan penolakan terhadap apa yang ia katakan? Tidakkah semua rasul itu melainkan demikian adanya?! Allah mengaruniakan kerasulan kepada mereka dan me-merintah mereka mengajak manusia kepadaNya. Maka dari itu, tatkala perkataan-perkataan yang bersumber dari mereka tersebut tidak pantas sedikitpun (untuk dijadikan argumen) untuk menolak apa yang dibawa oleh Rasul, maka Allah سبحانه وتعالى memberitahu dari mana perkataan-perkataan seperti itu bersumber, dan sesungguhnya mereka ﴾
فِي شَكّٖ مِّن ذِكۡرِيۚ ﴿ "berada dalam keragu-raguan terhadap al-Qur`an-Ku." Mereka sama sekali tidak mempunyai ilmu pengetahuan dan tidak pula bukti. Tatkala mereka sudah terjerumus dalam lembah keraguan dan puas dengannya, sedangkan kebenaran yang nyata telah datang kepada mereka, dan mereka pun sudah berbulat hati untuk terus berada dalam keraguan, maka mereka mengatakan perkataan-perkataan tersebut untuk menolak kebenaran, tanpa satu bukti pun dari mereka, melainkan hanya bersumber dari kedusta-an yang mereka lakukan. Sudah dimaklumi bahwasanya siapa saja yang berkarakter seperti itu, berbicara berdasarkan keraguan dan sikap keras kepala, maka perkataannya tidak bisa diterima, dan tak seorang pun yang dapat mencemarkan kebenaran; dan sesungguhnya orang yang seperti itu keadaannya mendapat celaan dan cacian akibat perkataannya.
Maka dari itu Allah mengancam mereka dengan azab, seraya berfirman, ﴾ بَل لَّمَّا يَذُوقُواْ عَذَابِ ﴿ "Dan
sebenarnya mereka belum merasakan azabKu." Maksudnya, mereka telah mengatakan
perkataan-per-kataan tersebut dan telah lancang melakukannya, di mana mereka bersenang-senang di
dunia, tidak ditimpa azab Allah sedikitpun. Kalau saja mereka merasakan azabNya, tentu mereka
tidak akan berani berbuat lancang seperti itu.
(9) ﴾ أَمۡ عِندَهُمۡ خَزَآئِنُ رَحۡمَةِ رَبِّكَ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡوَهَّابِ
﴿ "Atau apakah mereka itu mem-punyai perbendaharaan rahmat Rabbmu Yang Mahaperkasa lagi Maha Pemberi," lalu mereka memberikan sebagian darinya kepada siapa saja yang mereka kehendaki dan tidak memberikannya kepada siapa yang mereka kehendaki, di mana dengan itu mereka bisa mengatakan, ﴾
أَءُنزِلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ مِنۢ بَيۡنِنَاۚ ﴿ "Mengapa al-Qur`an itu diturunkan kepadanya di
antara kita," maksudnya, ini adalah karunia dan rahmat Allah سبحانه وتعالى, dan hal itu bukan
wewenang mereka sehingga mereka berbuat lancang terhadap Allah (dengan bertanya seperti itu).
(10) ﴾ أَمۡ لَهُم مُّلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَاۖ
﴿ "Atau apakah mereka memi-liki kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya," sehingga mereka kuasa melakukan apa saja yang mereka inginkan?﴾
فَلۡيَرۡتَقُواْ فِي ٱلۡأَسۡبَٰبِ ﴿ "Maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga," yang dapat
mengantarkan mereka ke langit, lalu mereka mencegat Rahmat Allah terhadap Rasulullah a!
Beraninya mereka membicarakan, padahal mereka adalah makhluk ciptaan Allah yang paling lemah dan
paling tidak berdaya, tentang apa yang mereka bicarakan!
(11) Atau apakah tujuan mereka adalah penggalangan koalisi, pasukan dan
saling bahu-membahu dalam membela keba-tilan dan menyia-nyiakan kebenaran. Dan memang inilah
realita-nya! Sesungguhnya rencana jahat ini tidak akan bisa mereka capai, malah upaya-upaya
mereka pasti sia-sia dan bala tentara mereka pasti tercerai berai. Maka dari itu Allah
berfirman, ﴾ جُندٞ مَّا هُنَالِكَ مَهۡزُومٞ مِّنَ ٱلۡأَحۡزَابِ ﴿ "Suatu tentara yang besar yang
berada di sana dari golongan-golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan."