Sad Ayat 88
وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَاَهٗ بَعْدَ حِيْنٍ ࣖ ( ص: ٨٨ )
Wa Lata`lamunna Naba'ahu Ba`da Ĥīnin (Ṣād 38:88)
Artinya:
Dan sungguh, kamu akan mengetahui (kebenaran) beritanya (Al-Qur'an) setelah beberapa waktu lagi.” (QS. [38] Sad : 88)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sungguh, wahai orang-orang kafir, kamu akan mengetahui kebenaran beritanya setelah beberapa waktu lagi. Tidak lama lagi, entah di dunia atau akhirat, kamu akan mendapati kebenaran isi Al-Qur’an, seperti janji dan ancaman Allah, kejadian di masa depan, dan hari kebangkitan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada akhir surah ini, Allah menyampaikan kepada orang-orang yang tidak mengindahkan seruan Rasulullah, bahwa kelak mereka setelah mati akan mengetahui apakah tindakan mereka itu salah atau benar.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Adapun firman Allah Swt.:
Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi. (Shad: 88)
Yakni sebentar lagi.
Qatadah mengatakan sesudah mati, dan Ikrimah mengatakan pada hari kiamat nanti. Kedua pendapat tidak bertentangan, karena sesungguhnya orang yang telah mati itu secara hukum telah memasuki kiamat.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi. (Shad: 88) Al-Hasan Al-Basri mengatakan, "Hai anak Adam, di saat engkau menjelang kematian, berita yang meyakinkan akan datang kepadamu."
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya kalian akan mengetahui) hai orang-orang kafir Mekah (berita Alquran) yaitu berita kebenarannya (setelah beberapa waktu lagi") yakni pada hari kiamat nanti. Lafal 'Alima bermakna 'Arafa yakni mengetahui. Huruf Lam sebelumnya adalah Lam Qasam bagi lafal yang diperkirakan, bentuk asalnya adalah, Wallaahi Lata'lamunna.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kalian, wahai orang-orang yang mendustakan al-Qur'ân, pasti akan tahu bahwa apa yang dikandung al-Qur'ân seperti janji surga, ancaman neraka, kisah-kisah masa lalu, perkara-perkara mendatang dan tanda- tanda alam raya, akan datang dalam waktu tidak lama lagi."
6 Tafsir as-Saadi
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada
sembahan yang haq melain-kan Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan. Rabb langit dan bumi dan
apa yang ada di antara keduanya, Yang Mahaper-kasa lagi Maha Pengampun.' Katakanlah, 'Berita itu
adalah berita yang besar, yang kamu berpaling darinya. Aku tiada mempunyai pengetahuan
sedikitpun tentang al-mala`ul a'la itu ketika mereka berbantah-bantahan. Tidak diwahyukan
kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata.'
Ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat, 'Sesung-guhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.
Apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruhKu; maka hendaklah kamu
tersungkur dengan sujud kepadanya.' Lalu seluruh malaikat-malaikat itu sujud semuanya. Kecuali
iblis; dia menyombongkan diri dan dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman, 'Hai
iblis, apakah yang menghalangimu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua TanganKu?
Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu termasuk orang-orang yang lebih tinggi?' Iblis
berkata, 'Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau
cipta-kan dari tanah.' Allah berfirman, 'Maka keluarlah kamu darinya; sesungguhnya kamu adalah
yang diusir. Sesungguhnya kutukanKu tetap atasmu sampai Hari Pembalasan.' Iblis berkata, 'Ya
Rabbku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.' Allah ber-firman, 'Sesungguhnya
kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan
waktunya.' Iblis menjawab, 'Demi KeperkasaanMu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba-Mu yang diberi keikh-lasan di antara mereka.' Allah berfirman, 'Maka yang benar dan
hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi Neraka Jahanam
dengan jenismu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka kesemuanya.' Katakanlah,
'Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku; dan aku bukanlah termasuk
orang-orang yang meng-ada-adakan. Al-Qur`an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta
alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui berita al-Qur`an setelah beberapa waktu lagi'."
(Shad: 65-88).
(65) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah," wahai rasul kepada mereka-mereka yang mendustakan, jika mereka meminta apa yang tidak kamu miliki wewenang padanya dan tidak pada kekuasaanmu,﴾
إِنَّمَآ أَنَا۠ مُنذِرٞۖ ﴿ "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan." Inilah segala apa yang aku miliki. Adapun semua wewenang urusan adalah milik Allah سبحانه وتعالى, sedangkan saya hanyalah menyuruh kalian, melarang kalian dan menghimbau kalian kepada kebaikan dan mencegah kalian dari segala keburukan. Barangsiapa yang mau mengikutinya, maka keuntungannya kembali kepada dirinya sen-diri, dan siapa saja yang sesat, maka kesesatannya menimpa dirinya sendiri.
﴾ وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُ ﴿ "Dan sekali-kali tidak ada sembahan yang haq me-lainkan Allah." Maksudnya, tiada seorang pun yang berhak dipertu-hankan dan disembah dengan haq kecuali Allah ﴾
ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ ﴿ "Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan." Ini adalah sebuah penegasan
tentang ketuhananNya berdasarkan argumen yang tak terbantah-kan, yaitu keesaanNya dan
keperkasaanNya atas segala sesuatu, sebab keperkasaan itu memastikan keesaan. Maka tidak akan
ada dua yang tidak terkalahkan yang sama di dalam keperkasaannya selama-lamanya. Maka, yang
mengalahkan segala sesuatu itu, Dia-lah Yang Esa, yang tidak ada tandinganNya, dan Dia-lah
semata yang berhak disembah sebagaimana halnya hanya Dia yang Maha Mengalahkan.
(66) Dan hal tersebut diperkuat lagi dengan tauhid rububi-yah, seraya
berfirman, ﴾ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا ﴿ "Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya." Artinya, Pencipta keduanya, Pemelihara dan Yang Mengatur keduanya dengan berbagai bentuk pengendalian, ﴾
ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Yang Mahaperkasa," yang memiliki kekuatan yang dengannya Dia menciptakan ciptaan-ciptaan agung (luar biasa besarnya), ﴾ ٱلۡغَفَّٰرُ ﴿ "lagi Maha Pengampun"
terhadap semua dosa, yang kecil dan yang besar bagi siapa saja yang bertaubat kepada-Nya dan
menanggalkan diri dari perbuatan dosa.
Inilah yang pantas dan yang berhak diibadahi (disembah), bukan siapa
yang tidak mampu menciptakan, tidak mampu mem-beri rizki, tidak bisa menimpakan mudarat, tidak
dapat memberi manfaat dan tidak pula memiliki wewenang sedikitpun, tidak me-miliki power untuk
berkuasa dan tidak pula mempunyai kemam-puan memberikan ampunan terhadap dosa-dosa dan
kesalahan-kesalahan.
(67-68) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka, seraya memper-takuti, mewanti-wanti, membangkitkan dan memberikan peringatan kepada mereka, ﴾
هُوَ نَبَؤٌاْ عَظِيمٌ ﴿ "Berita itu adalah berita yang besar." Arti-nya, apa yang saya informasikan kepada kalian ini, seperti kebang-kitan, dihidupkan kembali sesudah mati dan pemberian balasan atas amal-amal adalah merupakan berita yang sangat agung yang pantas diperhatikan dengan serius dan tidak boleh diabaikan. Akan tetapi ﴾
أَنتُمۡ عَنۡهُ مُعۡرِضُونَ ﴿ "kamu berpaling darinya" hingga seakan-akan kalian tidak
mempercayai bahwa di hadapan kalian ada hisab (per-hitungan amal perbuatan), hukuman, ataupun pahala.
(69-70) Jika kalian ragu terhadap perkataanku dan kalian meragukan
informasi dariku, maka sesungguhnya aku hanya me-nyampaikan informasi-informasi yang aku sendiri
tidak mempu-nyai pengetahuannya dan tidak pula aku pelajari dari satu kitab mana pun. Jadi,
penyampaian informasi yang aku sampaikan ini sebagaimana adanya, tanpa tambahan ataupun
pengurangan, adalah merupakan saksi yang paling besar bagi kejujuranku dan bukti yang paling
tepat atas kebenaran apa yang aku bawa kepada kalian ini. Maka dari itu Allah berfirman (memerintahkan RasulNya) ﴾ مَا كَانَ لِيَ مِنۡ عِلۡمِۭ بِٱلۡمَلَإِ
ٱلۡأَعۡلَىٰٓ ﴿ "Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al-mala`ul a'la itu," maksudnya, para malaikat, ﴾
إِذۡ يَخۡتَصِمُونَ ﴿ "ketika mereka berbantah-bantahan," kalau saja bukan karena Allah menginformasikannya dan mewahyukannya kepadaku. Dan karena itu ayat berikutnya mengatakan, ﴾
إِن يُوحَىٰٓ إِلَيَّ إِلَّآ أَنَّمَآ أَنَا۠ نَذِيرٞ مُّبِينٌ ﴿ "Tidak di-wahyukan kepadaku,
melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah se-orang pemberi peringatan yang nyata," artinya, yang
jelas lagi nyata peringatannya. Maka tidak ada pemberi peringatan yang lebih jelas daripada
perintah yang disampaikan oleh Rasulullah a.
(71-72) Kemudian Allah menjelaskan perbantahan para malaikat tersebut
seraya berfirman, ﴾ إِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ﴿ "Ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat" sebagai informasi, ﴾
إِنِّي خَٰلِقُۢ بَشَرٗا مِّن طِينٖ ﴿ "Sesung-guhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah." Maksudnya, mate-rinya dari tanah liat, ﴾
فَإِذَا سَوَّيۡتُهُۥ ﴿ "Maka apabila telah Ku-sempurnakan," maksudnya, menyempurnakan jasadnya dan telah terbentuk,﴾
وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُۥ سَٰجِدِينَ ﴿ "dan Ku-tiupkan kepadanya ruhKu, maka
hendak-lah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya."
(73-74) Maka para malaikat yang mulia itu menundukkan dirinya untuk hal
tersebut, ketika penciptaan manusia itu telah sempurna dan telah ditiupkan ruh padanya, sebagai
sikap patuh terhadap Rabb mereka dan sebagai sikap hormat kepada Adam عليه السلام. Setelah
sempurna penciptaan jasad dan ruhnya dan setelah Allah menguji Adam dan para malaikat dalam ilmu
pengetahuan, dan setelah tampak keunggulan Adam atas mereka, maka Allah memerintahkan mereka
untuk sujud kepada Adam. Maka mereka pun sujud ﴾ كُلُّهُمۡ أَجۡمَعُونَ 73 إِلَّآ إِبۡلِيسَ
﴿ "semuanya, kecuali iblis," ia tidak mau sujud, ﴾ ٱسۡتَكۡبَرَ ﴿ "dia menyombongkan diri" terhadap perintah Rabbnya, dan menyombongkan diri terhadap Nabi Adam عليه السلام , ﴾
وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "dan dia termasuk orang-orang yang kafir" dalam ilmu Allah سبحانه
وتعالى.
(75) Maka Allah سبحانه وتعالى berkata kepadanya sebagai celaan,﴾ مَا
مَنَعَكَ أَن تَسۡجُدَ لِمَا خَلَقۡتُ بِيَدَيَّۖ ﴿ "Apakah yang menghalangimu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua TanganKu?" Maksudnya, yang Aku muliakan, Aku hargai dan Aku istimewakan dengan keistimewaan ini; yang dengannya ia menjadi istimewa daripada seluruh makhluk, dan hal itu seharusnya tidak menimbulkan sikap sombong terha-dapnya. ﴾
أَسۡتَكۡبَرۡتَ ﴿ "Apakah kamu menyombongkan diri" dalam keeng-gananmu itu, ﴾ أَمۡ كُنتَ
مِنَ ٱلۡعَالِينَ ﴿ "ataukah kamu termasuk orang-orang yang lebih tinggi?"
(76) ﴾ قَالَ ﴿ "Berkata" iblis dengan sikap menentang dan melawan Rabbnya, ﴾
أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ ﴿ "Aku lebih baik
dari-padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."
Menurut anggapannya bahwa unsur api itu lebih baik daripada unsur tanah. Ini termasuk analogi
yang rusak, karena sesungguhnya unsur api itu adalah materi kejahatan, keru-sakan, keangkuhan,
kesombongan, dan kehinaan, sedangkan unsur tanah adalah materi kematangan, tawadhu' (rendah diri) dan tem-pat tumbuhnya berbagai pohon dan tanaman. Ia bisa
mengalahkan api dan memadamkannya. Dan api selalu membutuhkan benda untuk bisa hidup, sedangkan
tanah bisa berdiri sendiri.
Itulah analogi dedengkot makhluk jahat yang dengannya ia menentang perintah langsung dari Allah
سبحانه وتعالى, sudah sangat jelas sekali kebatilan dan kesesatannya. Lalu bagaimana menurut Anda
dengan analogi-analogi para murid-muridnya (pengikutnya) yang menentang
kebenaran dengan analogi-analogi yang mereka buat? Sesungguhnya analogi-analogi yang mereka
gunakan itu adalah lebih batil dan lebih sesat lagi daripada analogi iblis ini.
(77-78) Maka Allah berfirman kepadanya, ﴾ فَٱخۡرُجۡ مِنۡهَا ﴿ "Maka keluarlah kamu darinya," maksudnya, dari langit dan tempat yang mulia, ﴾
فَإِنَّكَ رَجِيمٞ ﴿ "sesungguhnya kamu adalah yang diusir," artinya, yang dijauhkan dan disingkirkan. ﴾
وَإِنَّ عَلَيۡكَ لَعۡنَتِيٓ ﴿ "Sesungguhnya ku-tukanKu tetap atasmu," maksudnya, sesungguhnya pengusiran dan pengucilanKu terhadapmu ﴾
إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ﴿ "sampai Hari Pembalasan," yakni, selama-lamanya.
(79) ﴾ قَالَ رَبِّ فَأَنظِرۡنِيٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ ﴿ "Ia
berkata, 'Ya Rabbku, beri tang-guhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan'." Ini disebabkan
karena permusuhannya yang sangat berat terhadap Nabi Adam dan anak keturunannya agar ia bisa
menyesatkan siapa saja yang telah di-takdirkan Allah untuk disesatkannya.
(80-81) Maka A l l a h ﴾ قَالَ ﴿ "berfirman" memenuhi permin-taannya sesuai dengan tuntutan hikmah (kebijaksanaan)Nya, ﴾ فَإِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِينَ 80 إِلَىٰ
يَوۡمِ ٱلۡوَقۡتِ ٱلۡمَعۡلُومِ 81 ﴿ "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya," yakni, hingga seluruh anak keturunan Nabi
Adam habis dan ujian telah usai.
(82-83) Setelah iblis mengetahui bahwa dirinya diberi tang-guhan waktu,
maka ia terang-terangan melawan Rabbnya dengan kebusukannya, dengan permusuhan yang sengit
terhadap Rabbnya dan terhadap Adam dan anak-anak keturunannya, seraya berkata, ﴾ فَبِعِزَّتِكَ
لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ﴿ "Demi keperkasaanMu, aku akan menyesatkan mereka semuanya."
Huruf ba' (pada بِعِزَّتِكَ) bermakna sumpah. Ini berarti ia ber-sumpah dengan keperkasaan Allah bahwa iblis benar-benar akan menyesatkan mereka semuanya, ﴾
إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ﴿ "kecuali hamba-hambaMu yang diberi keikhlasan di antara mereka." Iblis menge-tahui bahwa Allah akan melindungi mereka dari tipu dayanya.
Dan bisa juga huruf ba' itu bermakna isti'anah (permintaan pertolongan). Artinya, oleh karena iblis mengetahui bahwasanya dia lemah dari segala sisinya dan bahwa ia sama sekali tidak bisa menyesatkan seseorang kecuali dengan kehendak dari Allah سبحانه وتعالى, maka dia mencari pertolongan kepada keperkasaan Allah agar bisa menyesatkan anak keturunan Nabi Adam عليه السلام. Demikianlah, dan dia benar-benar musuh Allah yang sejati.
Sedangkan kami, wahai Rabb, lemah tidak berdaya dan lalai, kami mengakui seluruh nikmat dariMu. Kami adalah anak cucu dari manusia yang telah Engkau muliakan dan Engkau hargai itu; maka kami memohon pertolongan dengan keperkasaanMu yang agung dan kekuasaanMu dan dengan rahmatMu yang luas yang meliputi segala sesuatu, rahmatMu yang dengannya Engkau telah mengantarkan kami kepada apa yang telah kami capai, yaitu berupa kenikmatan agama dan dunia, dan dengannya pula Engkau men-jauhkan segala bentuk bencana dari kami; tolonglah kami untuk memeranginya, memusuhinya dan selamat dari kejahatan dan kesyirikannya. Dan kami berbaik sangka, bahwa Engkau pasti mengabulkan doa kami, dan kami beriman kepada janjiMu yang telah Engkau katakan kepada kami,
﴾ وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ ﴿
"Dan Rabbmu berkata, 'Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan untukmu'." (al-Ghafir: 60).
Dan inilah kami, telah berdoa kepadaMu sebagaimana telah Engkau perintahkan kepada kami, maka kabulkanlah doa kami sebagaimana yang telah Engkau janjikan.
﴾ إِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ 194 ﴿
"Sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji." (Ali Imran: 194).
(84-85) Allah تعالى ﴾ قَالَ ﴿ "berfirman (kepada iblis),"﴾ فَٱلۡحَقُّ وَٱلۡحَقَّ أَقُولُ ﴿ "Maka yang benar dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan," artinya, al-Haq (kebenaran) itu adalah sifatKu dan yang benar itu FirmanKu, ﴾
لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكَ وَمِمَّن تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ أَجۡمَعِينَ ﴿ "sesungguhnya Aku pasti
akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jenismu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara
mereka kesemuanya."
(86) Setelah Rasulullah a menjelaskan dalil kepada ma-nusia dan
menjelaskan kepada mereka jalan (yang lurus) ini, maka Allah berfirman,
﴾ قُلۡ مَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ ﴿ "Katakanlah, 'Aku tidak meminta kepadamu atasnya'," maksudnya, atas seruanku kepada kalian ini, ﴾
مِنۡ أَجۡرٖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُتَكَلِّفِينَ ﴿ "upah sedikitpun dan aku bukanlah termasuk
orang-orang yang mengada-adakan," di mana aku mengklaim suatu perkara yang bukan milikku dan
mengikuti apa yang tidak aku miliki ilmu-nya, dan tidak pula aku mengikuti selain dari apa yang
diwahyu-kan kepadaku.
(87) ﴾ إِنۡ هُوَ ﴿ "Ia tidak lain," maksudnya, wahyu dan al-Qur`an ini ﴾
إِلَّا ذِكۡرٞ لِّلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "hanyalah peringatan bagi semesta alam," yang de-ngannya mereka dapat mempelajari apa-apa yang bermanfaat bagi mereka dari berbagai maslahat agama dan dunia mereka. Maka dengan demikian, al-Qur`an menjadi kemuliaan dan pengangkat derajat manusia semuanya dan sebagai penegakan hujjah atas orang-orang yang membangkang.
Dengan demikian, surat yang agung ini mengandung pela-jaran yang sangat bijaksana, informasi yang agung, penegakan hujjah dan argumen terhadap orang-orang yang mendustakan al-Qur`an dan menentangnya, mendustakan nabi (Rasul) yang datang dengannya, informasi tentang hamba-hamba Allah yang tulus dan balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan orang-orang melam-paui batas. Maka dari itu Allah bersumpah pada awal surat ini bahwa al-Qur`an ini mengandung pelajaran, dan di akhir surat Dia menyatakan bahwa al-Qur`an ini adalah pelajaran (peringatan) bagi semesta alam; dan di dalamnya Allah banyak sekali mengingatkan, seperti pada FirmanNya, ﴾
وَٱذۡكُرۡ عَبۡدَنَآ ﴿ "Dan ingatlah hamba Kami," ﴾ وَٱذۡكُرۡ
عِبَٰدَنَآ ﴿ "dan ingatlah hamba-hamba Kami," ﴾ رَحۡمَةٗ مِّنَّا
وَذِكۡرَىٰ ﴿ "sebagai rahmat dan peringatan dari Kami," ﴾ هَٰذَا
ذِكۡرٞۚ ﴿ "Ini adalah peringatan."
Ya Allah, ajarkan kepada kami darinya apa yang belum kami ketahui dan ingatlah kepada kami apa
yang kami lupa darinya karena kelalaian, kelupaan, dan pengabaian.
(88) ﴾ وَلَتَعۡلَمُنَّ نَبَأَهُۥ ﴿ "Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui beritanya," maksudnya, informasinya, ﴾
بَعۡدَ حِينِۭ ﴿ "setelah beberapa waktu lagi," yaitu ketika azab terjadi menimpa mereka dan
segala bentuk hubungan terputus dari mereka.
Selesailah tafsir surat Shad, dengan karunia dan pertolongan Allah سبحانه وتعالى.