وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ( غافر: ٦٠ )
Wa Qāla Rabbukum Ad`ūnī 'Astajib Lakum 'Inna Al-Ladhīna Yastakbirūna `An `Ibādatī Sayadkhulūna Jahannama Dākhirīna. (Ghāfir 40:60)
Artinya:
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. [40] Gafir : 60)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dengan semakin dekat hari Kiamat, Allah kemudian mengajak manusia dengan kasih sayang-Nya agar datang dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku dengan mendekatkan diri, niscaya akan Aku perkenankan bagimu apa yang kamu harapkan berupa hidayah dan anugerah nikmat. Sesungguhnya orang-orang yang angkuh dan sombong sehingga membuat mereka tidak mau menyembah-Ku, mereka akan masuk ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini, Allah memerintahkan agar manusia berdoa kepada-Nya. Jika mereka berdoa niscaya Dia akan memperkenankan doa itu.
Ibnu 'Abbas, adh-ahhak, dan Mujahid mengartikan ayat ini, "Tuhan kamu berfirman, 'Beribadahlah kepada-Ku, niscaya Aku akan membalasnya dengan pahala." Menurut mereka, di dalam Al-Qur'an, perkataan doa bisa pula diartikan dengan ibadah seperti pada firman Allah:
Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inatsan (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka. (an-Nisa'/4: 117)
Dalam hadis, Nabi bersabda:
Doa itu ialah ibadah. (Riwayat at-Tirmidzi dari an-Nu'man bin Basyir)
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa doa dalam ayat ini berarti "permohonan".
Sebenarnya doa dan ibadah itu adalah sama dari sisi bahasa. Hanya yang pertama berarti khusus sedang yang kedua berarti umum. Doa adalah salah satu bentuk atau cara dari ibadah. Hal ini berdasar hadis:
Doa itu adalah inti ibadah. (Riwayat at-Tirmidzi dari Anas bin Malik)
Dan hadis Nabi saw:
Diriwayatkan dari 'aisyah, dia berkata, "Nabi saw ditanya orang, 'Ibadah manakah yang paling utama? Beliau menjawab, 'Doa seseorang untuk dirinya." (Riwayat al-Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas, maka doa dalam ayat ini dapat diartikan dengan ibadah. Hal ini dikuatkan oleh lanjutan ayat yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk ke dalam neraka yang hina."
Ayat ini merupakan peringatan dan ancaman keras kepada orang-orang yang enggan beribadah kepada Allah. Ayat ini juga merupakan pernyataan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka memperoleh kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Seakan-akan Allah mengatakan, "Wahai hamba-hamba-Ku, menghambalah kepada-Ku, selalulah beribadah dan berdoa kepada-Ku. Aku akan menerima ibadah dan doa yang kamu lakukan dengan ikhlas, memperkenankan permohonanmu, dan mengampuni dosa-dosamu".
3 Tafsir Ibnu Katsir
Ini merupakan sebagian dari karunia dan kemurahan Allah Swt. Dia menganjurkan kepada hamba-hamba-Nya untuk meminta kepada-Nya dan Dia menjamin akan memperkenankan permintaan mereka, seperti apa yang dikatakan oleh Sufyan Ats-Tsauri, bahwa hai orang yang paling dicintai oleh-Nya di antara hamba-hamba-Nya, karena dia selalu meminta kepada-Nya dan banyak meminta kepada-Nya. Hai orang yang paling dimurkai oleh-Nya di antara hamba-hamba-Nya, karena dia tidak pernah meminta kepada-Nya, padahal tiada seorang pun yang bersifat demikian selain Engkau, ya Tuhanku. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Hal yang semakna telah disebutkan di dalam syair yang mengatakan:
Allah murka bila engkau tidak meminta kepada-Nya, sedangkan Bani Adam marah manakala diminta.
Qatadah mengatakan, Ka'bul Ahbar telah mengatakan bahwa umat ini dianugerahi tiga perkara yang belum pernah diberikan kepada suatu umat pun sebelumnya kecuali seorang nabi. Yaitu apabila Allah mengutus seorang nabi, Allah berfirman kepadanya, "Engkau adalah saksi atas umatmu," dan Dia menjadikan kalian sebagai saksi atas umat manusia semuanya. Dan dikatakan kepada nabi yang diutus itu, "Tiada suatu kesempitan pun bagimu dalam agama," dan kepada umat ini dikatakan melalui firman-Nya:
dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Al-Hajj: 78)
Juga dikatakan kepadanya, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku memperkenankannya bagimu!" Dan kepada umat ini dikatakan oleh firman-Nya:
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Al-Mu’min: 60)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Imam Al-Hafiz Abu Ya'la alias Ahmad ibnu Ali ibnul Musanna Al-Mausuli telah mengatakan di dalam kitab musnadnya:
telah menceritakan kepada kami Abu Ibrahim At-Turjumani, telah menceritakan kepada kami Saleh Al-Madani yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Al-Hasan menceritakan hadis berikut dari Anas ibnu Malik r.a., dari Nabi Saw. dalam hadis yang ia riwayatkan dari Tuhannya. Ia mengatakan: Ada empat perkara, yang satu darinya untuk-Ku dan yang satu untukmu, dan yang satunya lagi antara Aku dan kamu, sedangkan yang terakhir antara kamu dan hamba-hamba-Ku. Adapun mengenai yang untuk-Ku ialah hendaknya engkau menyembah-Ku, tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Adapun yang untukmu dari-Ku ialah amal kebaikan apa pun yang engkau lakukan, Aku akan membalasnya untukmu. Dan adapun yang antara Aku dan kamu ialah engkau berdoa dan Aku yang memperkenankannya. Adapun yang antara engkau dan hamba-hamba-Ku ialah retakanlah untuk mereka apa yang engkau relakan untuk dirimu sendiri.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Zar, dari Yasi' Al-Kindi, dari An-Nu'man ibnu Basyir r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya doa itu ibadah. Kemudian beliau Saw. membaca firman-Nya: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (Al-Mu’min: 60)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh As-habus Sunan, Imam Turmuzi, Imam Nasai, Imam Ibnu Majah, Ibnu Abu Hatim, dan Ibnu Jarir; semuanya melalui hadis Al-A'masy dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Abu Daud telah meriwayatkan hadis ini dan juga Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Ibnu Jarir melalui hadis Syu'bah, dari Mansur dan Al-A'masy, keduanya dari Zar dengan sanad yang sama.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Yunus, dari Usaid ibnu Asim ibnu Mahram, telah menceritakan kepada kami An-Nu'man ibnu Abdus Salam, telah menceritakan kepada kami Sufyan Ats-Tsauri dari Mansur, dari Zar dengan sanad yang sama.
Ibnu Hibban dan Imam Hakim telah meriwayatkan hadis ini di dalam kitab sahihnya masing-masing; Imam Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepadaku Abu Saleh Al-Madani (seorang syekh dari kalangan penduduk Madinah) yang telah mendengar hadis ini dari Abu Saleh dan sesekali ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Saleh menceritakan hadis berikut dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang tidak pernah berdoa kepada Allah Swt., Allah murka terhadapnya.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara tunggal, dan sanad hadis ini tidak mengandung cela.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Marwan Al-Fazzari, telah menceritakan kepada kami Sabih Abul Malih, bahwa ia pernah mendengar Abu Saleh menceritakan hadis ini dari Abu Hurairah r.a. yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang tidak pernah meminta kepada-Nya, maka Dia akan murka terhadapnya.
Ibnu Mu'in mengatakan bahwa Abul Malih ini nama aslinya adalah Subaih, demikianlah menurut Abdul Gani ibnu Sa'id. Adapun Abu Saleh, nama gelarnya adalah Al-Khuzi penduduk lereng Al-Khuz, menurut Al-Bazzar di dalam kitab musnadnya.
Hal yang sama disebutkan di dalam riwayatnya dengan sebutan Abul Malih Al-Farisi, dari Abu Saleh Al-Khuzi, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Barang siapa yang tidak pernah meminta kepada Allah, maka Dia murka terhadapnya.
Al-Hafiz Abu Muhammad Al-Hasan ibnu Abdur Rahman Ar-Ramhurmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Hasan, telah menceritakan kepada kami Na'il ibnu Najih, telah menceritakan kepadaku Aiz ibnu Habib, dari Muhammad ibnu Sa'id yang mengatakan bahwa ketika Muhammad ibnu Maslamah Al-Ansari meninggal dunia, kami menjumpai pada gantungan pedangnya sebuah tulisan: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya pada sisa hari-hari usia kalian terdapat limpahan rahmat Tuhan kalian, maka memohonlah kalian kepada-Nya, mudah-mudahan ada suatu doa yang bertepatan dengan limpahan rahmat itu yang akan membuat bahagia pelakunya dengan kebahagiaan yang dia tidak akan merugi lagi sesudahnya untuk selama-lamanya.
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku. (Al-Mu’min: 60)
Yakni dari berdoa kepada-Ku dan dari mengesakan-Ku, kelak akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina dina, yakni terhina lagi dikecilkan.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, dari Ibnu Ajlan, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Orang-orang yang sombong digiring pada hari kiamat seperti semut-semut kecil, tetapi berupa manusia; mereka diliputi oleh segala sesuatu kehinaan, hingga dimasukkan ke dalam suatu penjara di dalam neraka Jahanam yang dikenal dengan nama Bulis. Tempat itu diliputi oleh intinya api neraka; mereka diberi minuman dari Tinatul Khabal alias perasan keringat penghuni neraka.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Muhammad ibnu Yazid ibnu Khunais yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar dari Wuhaib ibnul Ward mengatakan, telah menceritakan kepadanya seorang lelaki yang mengatakan bahwa pada suatu hari ia berjalan di negeri Romawi, lalu ia mendengar ada suara tanpa rupa dari puncak bukit yang mengatakan, "Ya Tuhanku, aku merasa heran dengan orang yang mengenal-Mu, mengapa dia berharap kepada seseorang selain Engkau. Ya Tuhanku, aku merasa heran terhadap orang yang mengenal-Mu, mengapa dia meminta keperluan-keperluannya kepada seseorang selain Engkau." Lelaki itu melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia pergi dan selanjutnya terjadilah malapetaka yang amat besar. Lelaki itu melanjutkan kisahnya, bahwa kemudian suara itu menyerukan lagi, "Ya Tuhanku, aku heran kepada orang yang mengenal-Mu, mengapa dia melakukan sesuatu yang menyebabkan Engkau murka, sedangkan dia memuaskan selain Engkau." Wuhaib mengatakan bahwa itulah yang dimaksud dengan petaka yang amat besar. Lelaki itu melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia berseru terhadap suara itu, "Jin atau manusiakah engkau?" Suara itu menjawab, "Tidak, aku adalah seorang manusia, sibukkanlah dirimu dengan urusanmu dan janganlah mencampuri yang bukan urusanmu!"
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan Rabb kalian berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian) maksudnya, sembahlah Aku, niscaya Aku akan memberi pahala kepada kalian. Pengertian ini disimpulkan dari ayat selanjutnya, yaitu, (Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk) dapat dibaca Sayadkhuluuna atau Sayudkhaluuna, menurut bacaan yang kedua artinya, mereka akan dimasukkan ke dalam (neraka Jahanam dalam keadaan hina dina") dalam keadaan terhina.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sang Pencipta dan Penguasa urusan kalian mengatakan, "Mintalah kepada-Ku, kalian pasti akan Aku beri. Sedang orang-orang yang enggan berdoa kepada-Ku akan masuk ke dalam neraka jahanam dengan perasaan terhina dan pasrah."