Maka iman mereka ketika mereka telah melihat azab Kami tidak berguna lagi bagi mereka. Itulah (ketentuan) Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan ketika itu rugilah orang-orang kafir. (QS. [40] Gafir : 85)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka tak pelak lagi, iman mereka ketika mereka telah melihat dan merasakan azab Kami, tidak berguna lagi sama sekali bagi mereka. Itulah ketentuan Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya yang durhaka. Dan ketika itu rugilah orang-orang kafir yang berbuat durhaka dengan penuh kesombongan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menegaskan bahwa pengakuan iman orang-orang seperti diterangkan ayat di atas, tidak ada manfaatnya lagi jika azab Allah telah datang. Pintu tobat telah tertutup bagi mereka, seperti firman Allah kepada Fir'aun waktu ia akan tenggelam:
¦Sehingga ketika Fir'aun hampir tenggelam dia berkata, "Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri)." Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan. (Yunus/10: 90-91)
Ayat ini memberi peringatan bahwa iman itu akan berfaedah bagi seseorang apabila ia beriman kepada Allah dalam kehidupannya di dunia yang fana ini, pikiran dan hatinya merasakan kebesaran dan kekuasaan Allah dan ia merasa bahwa hidup dan matinya bergantung pada-Nya. Jika melakukan kesalahan, ia pun segera bertobat dan berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi. Yang diterangkan itu adalah hukum-hukum Tuhan yang berlaku bagi semua orang. Iman itu tidak ada faedahnya lagi di kala mereka melihat azab. Pada saat itu tidak ada lagi gunanya iman dan semua orang-orang yang kafir akan merugi.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. (Al-Mu’min: 85)
Demikianlah hukum Allah terhadap orang yang bertobat kepada-Nya di saat ia menyaksikan azab. Yaitu bahwa Allah tidak mau menerima tobatnya. Karena itulah disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan:
Sesungguhnya Allah Swt. senantiasa menerima tobat hamba-(Nya) selama dia belum sekarat.
Yakni apabila ia sekarat dan rohnya sampai di tenggorokan dan malaikat maut telah dilihatnya, maka pintu tobat sudah tertutup baginya saat itu. Karenanya disebutkanlah oleh firman-Nya:
Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir. (Al-Mu’min: 85)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunah Allah) dinashabkannya lafal Sunnatallaahi karena menjadi Mashdar dari Fi'il yang diperkirakan keberadaannya, dan Fi'il tersebut diambil dari lafalnya (yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya) yaitu pada semua umat, bahwasanya iman tiada gunanya apabila timbul di kala azab turun. (Dan di waktu itu merugilah orang-orang kafir) yakni jelaslah kerugian mereka; masing-masing di antara mereka mengalami kerugian yang nyata; dan memang sebelum itu pun mereka adalah orang-orang yang merugi.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Tetapi iman yang mereka ucapkan pada saat melihat kejamnya azab itu tidak berguna lagi. Sebab ketentuan Allah telah berlaku pada hamba-Nya, bahwa Dia tidak menerima pernyataan iman yang diucapkan saat diturunkan azab. Saat itu, orang kafir sangat merugi.