Wa Ja`alahā Kalimatan Bāqiyatan Fī `Aqibihi La`allahum Yarji`ūna. (az-Zukhruf 43:28)
Artinya:
Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu). (QS. [43] Az-Zukhruf : 28)
Dan dia, yakni Ibrahim, menjadikannya, yakni kalimat tauhid yang disampaikannya kepada kaumnya itu, kalimat yang kekal pada keturunannya sesudahnya agar mereka kembali kepada kalimat tauhid itu apabila suatu saat nanti mereka menyimpang dari jalan yang benar dengan menyekutukan Allah.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menerangkan bahwa Nabi Ibrahim menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal, agar penduduk Mekah dapat menyadarinya, lalu meninggalkan agama nenek moyangnya yang sesat dan mengikuti agama tauhid yang dianut nenek moyang mereka yang tidak sesat yaitu Ibrahim apalagi jika mereka mengingat, bahwa Nabi Ibrahimlah kebanggaan mereka karena membangun Baitullah yang menjadi kiblat umat Islam sedunia ketika mendirikan salat. Qatadah berkata, "Dari keturunan Ibrahim itu senantiasa ada yang menyembah Allah sampai hari Kiamat." Dan Ibnu 'Arabi berkata, "Bahwasanya keturunan Ibrahim dapat turun-temurun beragama tauhid, karena dua doanya yang telah diperkenankan oleh Allah, pertama:
"Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia." Dia (Ibrahim) berkata, "Dan (juga) dari anak cucuku?" Allah berfirman, "(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim." (al-Baqarah/2: 124)
dan kedua:
Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala. (Ibrahim/14: 35)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. (Az-Zukhruf: 28)
Yakni kembali kepada kalimat tauhid itu.
Ikrimah, Mujahid, Ad-Dahhak, Qatadah, dan As-Saddi serta lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya. (Az-Zukhruf: 28) Yaitu kalimat 'Tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah', di kalangan keturunannya tetap ada orang yang mengucapkannya.
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud adalah kalimat Islam, yaitu kembali kepada apa yang dikatakan oleh jama'ah.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan Ibrahim menjadikannya) kalimat tauhid, yang tersimpul dari perkataannya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku..." (Q.S. Ash shaffat, 99). (sebagai kalimat yang kekal pada keturunannya) pada anak cucunya, maka tetap akan ada orang-orang yang mengesakan Allah di antara keturunannya itu (supaya mereka) penduduk Mekah (kembali) meninggalkan apa yang biasa mereka lakukan, yaitu menyembah berhala, kemudian memeluk agama bapak moyang mereka, yakni Nabi Ibrahim.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dengan mendeklarasikan pernyataan tauhid itu, Ibrâhîm mengabadikan ucapannya untuk anak keturunannya, dengan harapan semoga mereka kembali dan mempercayai pernyataan itu.