Ad-Dukhan Ayat 16
يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ ( الدخان: ١٦ )
Yawma Nabţishu Al-Baţshata Al-Kubraá 'Innā Muntaqimūna. (ad-Dukhān 44:16)
Artinya:
(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan. (QS. [44] Ad-Dukhan : 16)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Ingatlah pada hari ketika terjadi peperangan Badr, Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras dan sehebat-hebatnya sehingga mereka mengalami kekalahan yang besar dan banyak pemimpin-pemimpin mereka yang tewas. Kami adalah pemberi balasan terhadap mereka yang durhaka dan berdosa.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa di hari Kiamat nanti Dia akan memberikan balasan siksa yang amat pedih kepada orang kafir Mekah. Pada hari itu mereka tidak akan mendapat pembela, penolong dan penyelamat yang akan dapat menghalangi siksaan Allah yang dijatuhkan kepada mereka, dan pada waktu itu timbullah penyesalan mereka yang sangat. Firman Allah:
Mereka menyatakan penyesalan ketika mereka melihat azab. Dan Kami pasangkan belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Saba'/34: 33)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.
(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan. (Ad-Dukhan: 16)
Ibnu Mas'ud menafsirkan makna ayat ini, bahwa hari itu adalah Perang Badar. Dan inilah yang dikatakan oleh sejumlah ulama yang sependapat dengan Ibnu Mas'ud r.a. dalam tafsir Ad-Dukhan (kabut) yang telah diterangkan sebelumnya.
Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas r.a. melalui riwayat Al-Aufi, dari Ibnu Abbas dan dari Ubay ibnu Ka'b r.a. hal yang semisal. Pendapat ini merupakan salah satu dari takwilnya, tetapi lahiriah ayat menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada hari kiamat, sekalipun dalam Perang Badar dinamakan pula sebagai hari pembalasan.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, telah menceritakan kepada kami Khalid Al-Hazza, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas telah mengatakan bahwa Ibnu Mas'ud r.a. pernah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hantaman yang keras adalah hari Perang Badar, tetapi menurut hemat saya (Ibnu Abbas) peristiwa itu terjadi pada hari kiamat nanti.
Sanad riwayat ini sahih bersumber dari Ibnu Abbas. Pendapat yang semisal dikatakan pula oleh Al-Hasan Al-Basri dan Ikrimah menurut salah satu di antara dua riwayat yang tersahih. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
Ingatlah (hari ketika Kami menghantam dengan hantaman yang keras) yaitu pada perang Badar. (Sesungguhnya Kami Pemberi balasan) kepada orang-orang yang kafir itu. Lafal Al-Bathsyu artinya menghantam dengan keras.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Ingatlah, wahai Rasulullah, hari ketika Kami menghantam mereka dengan hantaman yang amat keras dan kuat. Dengan hantaman amat keras itu, Kami sungguh-sungguh membalas dendam kepada mereka.
6 Tafsir as-Saadi
"Ha Mim. Demi Kitab (al-Qur`an) yang menjelaskan, se-sungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang di-berkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus (rasul-rasul), sebagai rahmat dari Rabb-mu. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, Rabb Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. (Dia-lah) Rabb-mu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu. Tetapi mereka bermain-main dalam keragu-raguan. Maka tunggulah hari ke-tika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (Mereka berdoa), 'Ya Rabb kami, lenyap-kanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman.' Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi pen-jelasan, kemudian mereka berpaling darinya dan berkata, 'Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila.' Sesungguhnya (kalau) Kami akan me-lenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami ada-lah Pemberi balasan." (Ad-Dukhan: 1-16).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
(1-3) Ini adalah sumpah dengan al-Qur`an atas al-Qur`an sendiri. Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan al-Kitab yang nyata untuk segala sesuatu yang perlu dijelaskan, bahwa Dia menurunkannya ﴾ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍۚ ﴿ "pada suatu malam yang diberkahi," yaitu yang banyak kebaikan dan berkahnya, yaitu malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah سبحانه وتعالى menurunkan perkataan ter-baik, di malam terbaik dan di hari terbaik kepada manusia yang juga terbaik dengan Bahasa Arab yang mulia, agar dijadikan seba-gai peringatan bagi kaum yang dilanda kebodohan dan dikuasai oleh kesengsaraan, agar mereka bisa menjadikannya sebagai cahaya dan mengambilnya serta berjalan di belakangnya, agar kebaikan dunia dan akhirat didapatkan, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿ "Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan."
(4) ﴾ فِيهَا ﴿ "Pada malam itu," yakni di malam yang utama itu di mana al-Qur`an diturunkan, ﴾ يُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِيمٍ ﴿ "dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." Maksudnya, dijelaskan dan dibedakan serta dituliskan segala urusan takdir dan syariat yang telah ditetap-kan oleh Allah سبحانه وتعالى. Penulisan dan pembedaan yang ada pada malam Lailatul Qadar merupakan salah satu pencatatan yang ditetapkan dan dibedakan, sehingga sesuai dengan pencatatan pertama yang telah ditetapkan Allah سبحانه وتعالى yang menetapkan takdir seluruh makh-luk, berupa ajal, rizki, perbuatan dan kondisi mereka. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mewakilkan kepada para malaikat untuk menulis apa yang akan berlaku pada setiap hamba ketika berada di perut ibunya. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mewakilkan mereka pada saat manusia keluar ke alam dunia untuk mencatat amal perbuatannya. Allah سبحانه وتعالى mene-tapkan apa pun yang akan terjadi selama satu tahun pada malam Lailatul Qadar. Semua itu karena sempurnanya ilmu, hikmah, ke-rapian, penjagaan, serta perhatian Allah سبحانه وتعالى pada makhlukNya.
(5) ﴾ أَمۡرٗا مِّنۡ عِندِنَآۚ ﴿ "(Yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami," yakni, urusan bijak ini berasal dari sisi Kami. ﴾ إِنَّا كُنَّا مُرۡسِلِينَ ﴿ "Sesung-guhnya Kami adalah yang mengutus," yakni, para rasul dan Kami menurunkan al-Kitab. Para rasul menyampaikan perintah-perintah yang dititahkan dan memberitahukan keputusan-keputusanNya.
(6) ﴾ رَحۡمَةٗ مِّن رَّبِّكَۚ ﴿ "Sebagai rahmat dari Rabbmu," yakni, sesung-guhnya pengutusan para rasul dan diturunkannya kitab-kitab suci di mana al-Qur`an adalah yang terbaik, merupakan rahmat dari Rabb para hamba terhadap para hamba. Tidaklah Allah سبحانه وتعالى memberi rahmat kepada para hamba yang lebih agung daripada petunjuk dengan kitab suci dan para rasul. Mereka mendapatkan semua ke-baikan, baik di dunia maupun di akhirat, karena itulah tujuan dan sebab diturunkannya kitab suci dan diutusnya para rasul.
﴾ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," yakni, mendengar segala suara, mengetahui segala hal yang lahir dan batin. Allah سبحانه وتعالى mengetahui pentingnya para rasul dan kitab suci untuk para hamba. Karena itu Allah سبحانه وتعالى merahmati mereka dan menganugerahkan para rasul dan kitab suci untuk mereka. Segala puji, karunia, dan kebaikan hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.
(7-8) ﴾ رَبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ ﴿ "Rabb Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya," yakni, Pencipta langit dan bumi serta Pengatur dan menggunakannya sebagaimana yang Dia kehendaki, ﴾ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ﴿ "jika kamu adalah orang yang meyakini," yakni, mengetahui hal itu secara pasti dan yakin.
Untuk itu ketahuilah bahwa Tuhan yang menciptakan para makhluk itulah sesembahan mereka yang benar, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ﴿ "Tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia," yaitu tidak ada Yang berhak diibadahi selain Dia, ﴾ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۖ ﴿ "Yang menghidupkan dan Yang mematikan." Artinya, Dia-lah sendiri yang memiliki otoritas menghidupkan dan mematikan serta akan mengumpulkan kalian setelah kematian dan memberi balasan atas amal perbuatan kalian. Perbuatan baik dibalas baik dan perbuatan buruk dibalas buruk. ﴾ رَبُّكُمۡ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "(Dia-lah) Rabbmu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu," yakni, Rabb orang-orang terdahulu dan yang kemudian, Yang mengatur me-reka dengan berbagai nikmat dan menghindarkan berbagai siksaan dari mereka.
(9) Kala Allah سبحانه وتعالى menegaskan rububiyah dan uluhiyahNya yang mewajibkan untuk diketahui secara sempurna dan menghi-langkan keraguan, Allah سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa orang-orang kafir meski dengan penjelasan seperti ini, ﴾ فِي شَكّٖ يَلۡعَبُونَ ﴿ "mereka bermain-main dalam keragu-raguan," yakni, tenggelam dalam kera-guan dan syubhat, melalaikan tujuan kenapa mereka diciptakan dan lebih sibuk dengan permainan-permainan batil yang tidak bermanfaat bagi mereka, justru hanya memudaratkan.
(10-16) ﴾ فَٱرۡتَقِبۡ ﴿ "Maka tunggulah," yakni, nantikanlah azab yang akan ditimpakan terhadap mereka karena waktunya telah dekat, ﴾ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ 10 يَغۡشَى ٱلنَّاسَۖ ﴿ "hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia," yakni, diliputi oleh kabut itu, di mana dikatakan kepada mereka, ﴾ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "Inilah azab yang pedih." Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud dari kabut ini.
Ada yang berpendapat bahwa kabut tersebut ialah yang meliputi manusia ketika neraka mendekati orang-orang berdosa pada Hari Kiamat, Allah سبحانه وتعالى mengancamkan siksa Hari Kiamat pada mereka dan memerintahkan nabiNya untuk menanti hari itu bersama mereka. Penafsiran ini dikuatkan bahwa cara tersebut adalah cara al-Qur`an dalam memberi ancaman kepada orang-orang kafir serta menakut-nakuti mereka akan azab pada hari itu, serta sebagai pelipur lara untuk para rasul dan orang-orang yang beriman dengan menanti orang-orang yang menyakiti mereka. Juga dikuatkan dengan Firman Allah سبحانه وتعالى dalam ayat berikut, ﴾ أَنَّىٰ لَهُمُ ٱلذِّكۡرَىٰ وَقَدۡ جَآءَهُمۡ رَسُولٞ مُّبِينٞ ﴿ "Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penje-lasan." Hal ini dikatakan pada Hari Kiamat untuk orang-orang kafir ketika mereka meminta untuk dikembalikan ke dunia, dijawab, "Waktu kembali sudah lenyap."
Yang lain menafsirkan, maksudnya adalah, kondisi yang me-nimpa orang-orang kafir Quraisy ketika mereka enggan beriman dan bersikap tinggi hati terhadap kebenaran hingga Nabi a men-doakan mereka,
اَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَيْهِمْ بِسِنِيْنَ كَسِنِيْ يُوْسُفَ.
"Ya Allah, tolonglah aku atas mereka dengan (menimpakan mereka) tahun-tahun paceklik sebagaimana tahun-tahun paceklik Nabi Yusuf."[88]
Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengirimkan kelaparan hebat hingga orang-orang kafir Quraisy makan bangkai dan tulang, lalu mereka melihat semacam kabut di antara langit dan bumi padahal tidak ada, hal itu dikarenakan hebatnya rasa lapar.
Berdasarkan penafsiran di atas, maka maksud Firman Allah سبحانه وتعالى, "Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata," adalah berkaitan dengan penglihatan serta apa yang mereka saksi-kan, padahal bukan kabut sesungguhnya. Mereka (orang-orang kafir Quraisy) tetap berada dalam kondisi seperti itu hingga mereka meminta belas kasih Rasulullah a dan memintanya agar berdoa kepada Allah سبحانه وتعالى untuk melenyapkan derita mereka. Rasulullah a berdoa kepada Rabbnya dan kesengsaraan dilenyapkan.
Atas penafsiran ini, maka maksud Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنَّا كَاشِفُواْ ٱلۡعَذَابِ قَلِيلًاۚ إِنَّكُمۡ عَآئِدُونَ ﴿ "Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)," adalah pemberitahuan bahwa Allah سبحانه وتعالى akan melenyapkannya dari mereka dan ancaman bagi mereka bila kembali lagi pada kesombongan dan pendustaan, serta pemberitahuan akan terjadinya hal tersebut dan benar-benar terjadi. Dan Allah سبحانه وتعالى kelak akan menyiksa mereka dengan siksaan yang besar. Menurut para ahli tafsir yang dimak-sud adalah peristiwa Perang Badar. Dalam pendapat ini terdapat pandangan yang jelas.
Yang lain menafsirkan, hal itu merupakan salah satu tanda Kiamat. Di akhir zaman akan ada kabut yang mencabut nyawa manusia, orang-orang yang beriman akan terkena layaknya kabut.
Pendapat yang benar adalah pendapat pertama.[89] Dalam ayat ini terdapat kemungkinan bahwa yang dimaksud oleh Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ فَٱرۡتَقِبۡ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ 10 يَغۡشَى ٱلنَّاسَۖ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٞ 11 رَّبَّنَا ٱكۡشِفۡ عَنَّا ٱلۡعَذَابَ إِنَّا مُؤۡمِنُونَ 12 أَنَّىٰ لَهُمُ ٱلذِّكۡرَىٰ وَقَدۡ جَآءَهُمۡ رَسُولٞ مُّبِينٞ 13 ثُمَّ تَوَلَّوۡاْ عَنۡهُ وَقَالُواْ مُعَلَّمٞ مَّجۡنُونٌ 14 ﴿
"Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih, (mereka berdoa), 'Ya Rabb kami, lenyapkanlah dari kami azab itu, sesungguhnya kami akan beriman.' Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, ke-mudian mereka berpaling darinya dan berkata, 'Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila'," bahwa semua ini akan terjadi pada Hari Kiamat dan Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ إِنَّا كَاشِفُواْ ٱلۡعَذَابِ قَلِيلًاۚ إِنَّكُمۡ عَآئِدُونَ 15 يَوۡمَ نَبۡطِشُ ٱلۡبَطۡشَةَ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ إِنَّا مُنتَقِمُونَ 16 ﴿
"Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan," akan menimpa orang-orang kafir Quraisy sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Dan bila ayat-ayat di atas diturunkan dengan kedua makna tersebut, maka tidak terdapat adanya sesuatu yang menghalangi-nya, justru kata-kata dalam ayat-ayat di atas sesuai dengan kedua makna tersebut. Dan inilah pendapat yang kuat menurut saya. Wallahu a'lam.