Al-Jasiyah Ayat 26
قُلِ اللّٰهُ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يَجْمَعُكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَارَيْبَ فِيْهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ ( الجاثية: ٢٦ )
Quli Allāhu Yuĥyīkum Thumma Yumītukum Thumma Yajma`ukum 'Ilaá Yawmi Al-Qiyāmati Lā Rayba Fīhi Wa Lakinna 'Akthara An-Nāsi Lā Ya`lamūna. (al-Jāthiyah 45:26)
Artinya:
Katakanlah, “Allah yang menghidupkan kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. [45] Al-Jasiyah : 26)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Keingkaran mereka terhadap kebangkitan ini dibantah oleh Allah, Wahai Nabi Muhammad, Katakanlah kepada mereka yang mengingkari kebangkitan itu, ‘Allah yang Mahakuasa yang menciptakan dan menghidupkan kamu padahal kamu sebelumnya tidak ada, kemudian Dia pulalah yang mematikan kamu pada saat ajalmu datang, setelah itu Dia mengumpulkan kamu untuk dihisab pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi, pasti akan terjadi; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui kekuasaan Allah untuk membangkitkan mereka.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menjelaskan kepada orang-orang musyrik Mekah, bahwa Allah-lah yang berkuasa menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya. Dahulu mereka belum ada dan merupakan benda mati, sesudah itu atas kuasa Allah mereka dijadikan makhluk hidup di dunia untuk jangka waktu yang ditentukan. Apabila telah sampai waktu yang ditentukan itu, mereka pun dimatikan. Kemudian mereka dibangkitkan kembali pada hari Kiamat untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia.
Allah menegaskan bahwa terjadinya hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang pasti, tidak ada keraguan sedikit pun. Jika Allah kuasa menghidupkan dan mematikan, tentu Dia kuasa pula menghidupkan dan menghimpun kembali bagian-bagian tubuh mereka yang telah hancur berserakan menjadi tanah. Mengulang kembali suatu perbuatan adalah lebih mudah daripada menciptakannya untuk pertama kali. Dan bagi Allah, tidak ada suatu perbuatan pun yang sukar.
Pada akhir ayat ini, Allah menyayangkan mengapa kebanyakan orang-orang musyrik tidak meyakini kebenaran adanya hari kebangkitan dan tetap mengingkarinya dengan alasan bahwa orang yang telah mati, yang tubuhnya telah hancur lebur bersama tanah, tulang-tulangnya telah berserakan tidak mungkin hidup kembali. Allah berfirman:
Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur. (al-hajj/22: 7)
3 Tafsir Ibnu Katsir
tidak ada bantahan mereka selain mengatakan, "Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (Al-Jatsiyah: 25)
Yakni hidupkanlah mereka kembali jika apa yang kamu katakan itu benar. Maka dijawab oleh firman-Nya:
Katakanlah, "Allah-lah yang menghidupkan kemudian mematikanmu." (Al-Jatsiyah: 26)
sebagaimana yang kamu saksikan sendiri, Dia telah mengeluarkan kamu dari tiada menjadi ada di alam wujud ini.
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya. (Al-Baqarah: 28)
Yakni Tuhan Yang mampu menciptakan dari semula mampu pula untuk mengembalikan penciptaan itu dikesempatan yang lain dalam penciptaan yang baru, dan penciptaan yang kedua kalinya itu jauh lebih mudah bagi-Nya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. (Ar-Rum: 27)
Adapun firman Allah Swt.:
setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. (Al-Jatsiyah: 26)
Artinya sesungguhnya Dia hanya menghimpunkan kalian kelak di hari kiamat dan tidak akan menghidupkan kalian di dunia ini. Maka tidaklah pantas bila kalian mengatakan:
Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar. (Al-Jatsiyah: 25)
Allah Swt. telah berfirman:
(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab). (At-Taghabun: 9)
(Niscaya dikatakan kepada mereka), "Sampai hari apakah ditangguhkan (mengazab orang-orang kafir itu)?” Sampai hari keputusan. (Al-Mursalat: 12-13)
Dan firman Allah Swt.:
Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai -waktu yang tertentu. (Hud: 104)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. (Al-Jatsiyah: 26)
Yakni tidak diragukan lagi kejadiannya.
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Jatsiyah: 26)
Karena itulah maka mereka mengingkari adanya hari kemudian dan menganggap mustahil tubuh-tubuh ini akan dihidupkan kembali. Allah Swt. telah berfirman:
Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu (hari kiamat) jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). (Al-Ma'arij:6-7)
Mereka menganggap mustahil hal itu terjadi, sedangkan orang-orang mukmin menganggap bahwa hal itu mudah (bagi Allah) dan (hari kiamat itu) sudah dekat masanya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Katakanlah, "Allahlah yang menghidupkan kalian) sewaktu kalian masih dalam bentuk air mani (kemudian mematikan kalian, setelah itu mengumpulkan kalian) dalam keadaan hidup (pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya) tidak diragukan lagi kedatangannya (akan tetapi kebanyakan manusia) yang dimaksud adalah mereka yang telah mengatakan apa yang telah disebutkan tadi (tidak mengetahui.")
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, "Allah telah menghidupkan kalian di dunia dari ketiadaan, kemudian mematikan kalian ketika ajal menjemput, setelah itu akan mengumpulkan kalian pada hari kiamat nanti. Pengumpulan itu tidak diragukan lagi. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui kekuasaan Allah terhadap hari kebangkitan, karena mereka telah berpaling dan tidak mau memikirkan bukti- bukti akan terjadinya hari itu. Dan Tuhan yang mampu melakukan hal itu, tentu juga mampu menghadirkan nenek moyang kalian.
6 Tafsir as-Saadi
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah membiarkan-nya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas pengli-hatannya, maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata, 'Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa,' dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. Dan apa-bila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan dari mereka selain dari mengatakan, 'Datangkan-lah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar.' Katakanlah, 'Allah-lah yang menghidupkan kamu ke-mudian mematikan kamu, setelah itu akan mengumpulkan kamu pada Hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui'." (Al-Jatsiyah: 23-26).
(23) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَفَرَءَيۡتَ ﴿ "Maka pernahkah kamu me-lihat," orang tersesat, ﴾ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ ﴿ "yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya?" Semua yang diinginkan dilakukan tanpa peduli apakah bisa mendatangkan keridhaan Allah سبحانه وتعالى ataukah ke-murkaanNya. ﴾ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٖ ﴿ "Dan Allah membiarkannya sesat berda-sarkan ilmuNya," yakni, dari Allah سبحانه وتعالى dan orang tersebut tidak pantas mendapatkan hidayah dan tidak bisa dibersihkan hatinya di atas hidayah, ﴾ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ ﴿ "dan Allah telah mengunci mati pendengaran," sehingga tidak bisa mendengar hal-hal yang berguna, ﴾ وَقَلۡبِهِۦ ﴿ "dan hatinya," sehingga tidak bisa mencerna kebaikan, ﴾ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ ﴿ "dan meletakkan tutupan atas penglihatannya," yang menghalanginya untuk melihat kebenaran. ﴾ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ ﴿ "Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)." Artinya, tidak ada seorang pun yang bisa memberinya petunjuk, karena Allah سبحانه وتعالى telah menutup baginya semua pintu hidayah dan membuka pintu kesesatan untuknya.
Allah سبحانه وتعالى tidak menzhaliminya, tapi dia sendirilah yang men-zhalimi dirinya dan yang melakukan berbagai hal yang mencegah rahmat Allah سبحانه وتعالى . ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran," yang berguna bagimu sehingga bisa kalian kerjakan dan pelajaran yang membahayakan kalian sehingga bisa kalian hindari.
(24) ﴾ وَقَالُواْ ﴿ "Dan mereka berkata," yakni, mereka yang meng-ingkari hari kebangkitan, ﴾ مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا نَمُوتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُهۡلِكُنَآ إِلَّا ٱلدَّهۡرُۚ ﴿ "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa." Kehidupan ini tidak lain hanyalah kebiasaan rutin setiap hari dan setiap malam. Ada orang yang hidup dan ada orang yang mati dan orang yang sudah mati tidak akan kembali kepada Allah سبحانه وتعالى dan amal perbuat-annya tidak akan diberi balasan. Perkataan yang mereka ucapkan ini tidak didasari ilmu, ﴾ إِنۡ هُمۡ إِلَّا يَظُنُّونَ ﴿ "mereka tidak lain hanyalah men-duga-duga saja," sehingga mereka pun mengingkari kebangkitan dan mendustakan para rasul tanpa didasari bukti dan dalil selain hanya didasarkan pada dugaan dan khayalan yang jauh dari ke-benaran.
(25) Karena itulah Allah تعالى berfirman, ﴾ وَإِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُنَا بَيِّنَٰتٖ مَّا كَانَ حُجَّتَهُمۡ إِلَّآ أَن قَالُواْ ٱئۡتُواْ بِـَٔابَآئِنَآ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan dari mereka selain dari mengatakan, 'Datangkanlah nenek moyang kami jika kamu adalah orang-orang yang benar'." Inilah tindakan sembrono mereka terhadap Allah سبحانه وتعالى yang mengada-adakan perkataan tersebut dan mereka mengira bahwa kebenaran para rasul itu tergantung pada nenek moyang mereka. Andaipun semua rasul mendatangi mereka dengan mem-bawa tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى, tentu mereka tidak akan beriman kecuali jika para rasul itu mengikuti perkataan mereka, sedangkan perkataan mereka itu semuanya hanyalah dusta belaka, yang mereka maksudkan hanyalah menentang dakwah para rasul, bukan untuk menjelaskan kebenaran.
(26) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ قُلِ ٱللَّهُ يُحۡيِيكُمۡ ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ ثُمَّ يَجۡمَعُكُمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Katakanlah, 'Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada Hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manu-sia tidak mengetahui'." Andai ilmu tentang Hari Akhir sampai di hati mereka, tentu mereka akan melakukan berbagai amal shalih untuk menghadapi Hari Akhir dan tentu mereka akan bersiap-siap.