Qaf Ayat 15
اَفَعَيِيْنَا بِالْخَلْقِ الْاَوَّلِۗ بَلْ هُمْ فِيْ لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ ࣖ ( ق: ١٥ )
'Afa`ayīnā Bil-Khalqi Al-'Awwali Bal Hum Fī Labsin Min Khalqin Jadīdin. (Q̈āf 50:15)
Artinya:
Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? (Sama sekali tidak) bahkan mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru. (QS. [50] Qaf : 15)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka apakah Kami letih yakni tidak mampu lagi melakukan penciptaan dengan sebab telah melakukan penciptaan yang pertama? Sama sekali Kami tidak letih! Kami mampu untuk menciptakan yang baru dan itu lebih mudah bagi Kami. Sesungguhnya bahkan mereka, orang kafir itu, dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru, yakni membangkitkan manusia setelah kematiannya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah dengan cara yang halus dan mendalam memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya dengan mengatakan, "Kami yang telah menciptakan sekalian makhluk dari permulaannya tanpa bantuan siapa pun, apakah Kami lelah dan letih untuk menciptakan makhluk-makhluk itu kedua kalinya, yang menurut pengalaman membuat kedua kalinya itu lebih mudah daripada menciptakannya yang pertama?" Dinyatakan dalam firman-Nya sebagai berikut:
Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. (ar-Rum/30: 27)
Demikian pula firman-Nya:
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
Berbicara mengenai penciptaan, Allah membuat pernyataan bahwa proses penciptaan masih terus berlanjut, baik untuk makhluk hidup maupun benda mati. Indikasinya dapat dilihat juga pada beberapa ayat di bawah ini:
Dan kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan sebagai perhiasan. Dan Dia menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (an-Nahl/16: 8) Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (an-Nur/24: 45)
Dua ayat di atas, dan dari sekian banyak ayat lainnya, memperlihatkan bahwa Allah "belum selesai" melakukan kerja penciptaan-Nya. Penciptaan diindikasikan sebagai suatu proses yang terus berjalan. Dari sudut ilmu pengetahuan, keadaan demikian ini terlihat jelas. Secara perlahan, para peneliti mulai menyadari dan mengerti bahwa banyak fenomena alam yang berada pada posisi sedang berkembang. Salah satu bukti adalah terjadinya evolusi jenis yang terus berkembang. Ditemukan banyak bukti dalam bentuk fosil yang memperlihatkan adanya jenis-jenis yang mempunyai "bentuk antara" dari dua jenis yang eksis pada saat ini. Beberapa contoh di atas hanyalah sedikit dari sekian banyak bukti. Masih banyak yang belum terungkap. Apa yang kita ketahui saat ini hanyalah bagian kecil dari puncak gunung es yang muncul di atas air. Sedangkan bagian besar dari gunung es, yang berada di bawah permukaan air, sama sekali belum diketahui. Banyak peneliti menyadari bahwa kemampuan alam untuk mengatur dirinya didasarkan pada kemampuan fundamental dan misterius dari alam semesta. Bukti bahwa alam memiliki kekuatan yang kreatif, dan mampu menciptakan berbagai variasi-variasi struktur dan bentuk yang kompleks, seringkali membatalkan hukumhukum alam yang sebelumnya dibuat manusia. Dengan demikian, tidaklah berlebihan apabila beberapa ahli filosofi menyatakan bahwa alam semesta, yang sementara ini dianggap sebagai benda mati, adalah sesuatu yang sangat kreatif. Apabila penciptaan itu belum selesai, tentunya banyak "barang baru", yang sebelumnya belum pernah ada, yang muncul di alam semesta. Banyak ilmuwan percaya bahwa alam semesta ini masih terus berkembang. Ini dikenal di antara para ilmuwan dengan nama teori ekspansi.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? (Qaf:15)
Yaitu apakah Kami mereka anggap tidak mampu untuk memulai penciptaan hingga mereka meragukannya.
Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru. (Qaf: 15)
Makna yang dimaksud ialah permulaan penciptaan tidaklah membuat Kami letih, sedangkan mengembalikannya seperti semula adalah hal yang jauh lebih mudah daripada penciptaan yang pertama kali. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah. (Ar-Rum: 27)
Dan firman Allah Swt.:
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya yang pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin: 78-79)
Dalam hadis sahih telah disebutkan:
Allah Swt. berfirman, "Anak Adam menyakiti-Ku, dia mengatakan bahwa Aku tidak akan dapat mengembalikannya (hidup lagi) seperti pada permulaan Aku menciptakannya, padahal permulaan penciptaan itu tidaklah lebih mudah daripada mengembalikannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama?) maksudnya, Kami tidak merasa letih dengan penciptaan yang pertama itu, demikian pula Kami tidak merasa letih untuk mengembalikan mereka. (Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu) yakni berada dalam keragu-raguan (tentang penciptaan yang baru) yaitu membangkitkan mereka menjadi hidup kembali pada hari berbangkit nanti.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Apakah keinginan dan kekuasaan Kami telah hilang, sehingga Kami tidak mampu menghidupkan kembali penciptaan yang pertama? Sungguh Kami tidak lemah seperti yang mereka duga. Bahkan sebenarnya mereka berada dalam keragu-raguan akan penciptaan yang baru setelah kematian.
6 Tafsir as-Saadi
"Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud, kaum 'Ad, kaum Fir'aun dan kaum Luth, dan penduduk Aikah serta kaum Tubba'. Semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan. Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru." (Qaf: 12-15).
(12-14) Orang-orang dari kalangan beberapa umat sebe-lum mereka telah mendustakan para rasul mereka yang mulia dan para nabi mereka yang agung seperti Nabi Nuh عليه السلام yang didusta-kan oleh kaumnya, kaum Tsamud yang mendustakan Nabi Shalih عليه السلام, kaum 'Ad yang mendustakan Nabi Hud عليه السلام, kaum Nabi Luth عليه السلام yang mendustakannya, kaum Aikah yang mendustakan Nabi Syu'aib عليه السلام, kaum Tubba' (para raja Yaman pada masa lalu sebelum Islam) juga mendustakan para rasul yang diutus oleh Allah سبحانه وتعالى kepada mereka, hanya saja Allah سبحانه وتعالى tidak memberitahukan kepada kita siapakah para rasul yang diutus ke kaum Tubba' itu dan siapakah Tubba' itu, karena –wallahu a'lam- hal itu sudah masyhur di kalangan bangsa Arab, khususnya peristiwa-peristiwa besar seperti ini. Mereka semua mendustakan para rasul yang diutus oleh Allah سبحانه وتعالى kepada mereka sehingga mereka pantas me-nerima ancaman serta hukuman dari Allah سبحانه وتعالى. Kalian wahai orang-orang yang mendustakan Rasulullah a, tidaklah lebih baik dari mereka, para rasul mereka juga tidak lebih mulia di sisi Allah سبحانه وتعالى dari rasul kalian. Untuk itu waspadalah terhadap kejahatan mereka agar kalian tidak tertimpa azab yang menimpa mereka.
(15) Kemudian Allah سبحانه وتعالى beristidlal dengan penciptaan per-tama untuk penciptaan yang lain (kebangkitan kembali nanti). Sebagaimana Allah سبحانه وتعالى menciptakan mereka dari ketiadaan, Allah سبحانه وتعالى juga akan mengembalikan mereka lagi setelah mereka mati dan setelah mereka menjadi bangkai yang hancur. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَفَعَيِينَا ﴿ "Maka apakah Kami letih," apakah Kami lemah dan tidak mampu, ﴾ بِٱلۡخَلۡقِ ٱلۡأَوَّلِۚ ﴿ "dengan penciptaan yang pertama," tidaklah demikian halnya. Kami tidak lemah dan letih untuk hal itu dan mereka sendiri pun tidak meragukan hal itu, hanya saja ﴾ هُمۡ فِي لَبۡسٖ مِّنۡ خَلۡقٖ جَدِيدٖ ﴿ "sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang pencip-taan yang baru (nanti itu)." Inilah yang membuat mereka ragu dan tidak jelas halnya, padahal sebenarnya tidak ada tempat bagi ke-tidakjelasan, sebab mengembalikan itu tentu lebih mudah daripada memulai, sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَهُوَ ٱلَّذِي يَبۡدَؤُاْ ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ وَهُوَ أَهۡوَنُ عَلَيۡهِۚ ﴿
"Dan Dia-lah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemu-dian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkannya kembali itu adalah lebih mudah bagiNya." (Rum: 27).