Qaf Ayat 4
قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنْقُصُ الْاَرْضُ مِنْهُمْ ۚوَعِنْدَنَا كِتٰبٌ حَفِيْظٌ ( ق: ٤ )
Qad `Alimnā Mā Tanquşu Al-'Arđu Minhum Wa `Indanā Kitābun Ĥafīžun. (Q̈āf 50:4)
Artinya:
Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang ditelan bumi dari (tubuh) mereka, sebab pada Kami ada kitab (catatan) yang terpelihara baik. (QS. [50] Qaf : 4)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Hal itu tidak aneh. Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang ditelan bumi dari tubuh mereka baik sebelum maupun sesudah kematiannya, sebab pada Kami ada kitab yang berisi catatan tentang keadaan dan perbuatan mereka yang terpelihara baik. Dengan demikian tidak ada keraguan sedikit pun tentang kebangkitan dan bahwa itu pasti terjadi.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah mengemukakan dalil atas kebangkitan dari kubur karena Allah sungguh mengetahui apa yang telah dimakan dan dihancurkan oleh bumi dari tubuh-tubuh mereka, ke mana dari bagian-bagian tubuh manusia itu berpindah atau bergeser dan kemudian jadi apa, sebab semua kejadian itu perinciannya ada di sisi Allah. Seluruhnya tercatat dan terpelihara dalam kitab yang semuanya itu menggambarkan bahwa tidak sulit bagi Allah untuk menghidupkan mereka kembali pada hari Kiamat, hari yang pasti akan datang.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Selanjutnya Allah Swt. menjawab mereka:
Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka. (Qaf: 4)
Artinya, Kami mengetahui apa yang dimakan oleh bumi dari tubuh-tubuh mereka yang telah hancur, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Kami dimanakah tubuh mereka dan menjadi apakah tubuh mereka.
dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat) (Qaf: 4)
Yakni yang mencatat semuanya itu; ilmu Allah meliputi semuanya dan segala sesuatu telah dicatat di dalam Kitab di sisi-Nya.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka. (Qaf: 4) Yaitu bumi yang memakan daging, kulit dan tulang serta rambut mereka.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi) apa yang telah dimakan olehnya (dari tubuh-tubuh mereka, dan pada sisi Kami ada kitab yang memelihara) yaitu Lohmahfuz, di dalamnya telah tertera segala sesuatu yang telah dipastikan ketentuannya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kami benar-benar telah mengetahui apa yang diambil bumi dari tubuh mereka setelah mereka mati, dan di sisi Kami ada kitab yang sangat teliti mencatat dan memelihara.
6 Tafsir as-Saadi
"Qaf. Demi al-Qur`an yang sangat mulia. (Mereka tidak me-nerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir, 'Ini adalah suatu yang amat ajaib. Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi), itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin.' Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihan-curkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh mereka), dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat)'." (Qaf: 1-4).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1) Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan, ﴾ وَٱلۡقُرۡءَانِ ٱلۡمَجِيدِ ﴿ "Demi al-Qur`an yang sangat mulia," maksudnya, yang bermakna amat luas, agung kandungannya, banyak sisinya, banyak berkahnya, penunjuk kepada kebaikan yang agung serta mulia, sifatnya luas dan agung dan kalam yang paling benar yang dengannya al-Qur`an disifati, yang mencakup ilmu orang-orang yang pertama hingga terakhir, yang mencakup sempurnanya kefasihan, kata-kata yang paling agung dan makna-maknanya yang umum dan indah.
(2) Hal ini mengharuskan untuk diikuti serta dipatuhi se-cara cepat serta bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى atas karuniaNya, hanya saja kebanyakan manusia tidak memuliakan nikmat-nikmat Allah سبحانه وتعالى dengan sebenarnya. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ بَلۡ عَجِبُوٓاْ ﴿ "(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang," yakni, mereka yang mendustakan Rasulullah a, ﴾ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٞ مِّنۡهُمۡ ﴿ "karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri," yakni, memberi peringatan kepada mereka akan sesuatu yang membahayakan mereka dan memerintahkan mereka pada yang bermanfaat untuk mereka. Dan pembawa berita ancaman itu (Rasulullah a) berasal dari kalangan mereka yang memungkinkan bagi mereka untuk menemuinya serta mengetahui hal-ihwal serta kebenarannya, namun mereka tercengang terhadap urusan yang tidak seharusnya diperlakukan seperti itu, bahkan orang yang me-ngerti dan memahami orang yang tercengang pun ikut tercengang, ﴾ فَقَالَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ﴿ "maka berkatalah orang-orang kafir," yakni, orang-orang yang diseret oleh kekufuran serta kedustaan merka meski kecer-dasan dan pandangan mereka tidak ada kekurangannya,﴾ هَٰذَا شَيۡءٌ عَجِيبٌ ﴿ "Ini adalah suatu yang amat ajaib," yakni, sesuatu yang aneh.
Orang-orang yang berada dalam rasa heran ini kemungkinan berada di antara dua hal; adakalanya mereka benar dalam rasa heran itu dan hal itu menunjukkan puncak kebodohan mereka serta lemahnya akal mereka, sama seperti orang gila yang merasa aneh terhadap perkataan orang berakal, seperti pengecut yang merasa kagum ketika bertemu dengan pasukan berkuda, seperti orang pelit yang merasa aneh terhadap sikap derma orang derma-wan, lantas bahaya apa yang bisa menyamai keheranan orang yang kondisinya seperti ini? Tidaklah rasa heran orang seperti itu me-lainkan itu adalah sebagian indikasi yang menunjukkan kebodohan serta kezhalimannya. Kemungkinan kedua adalah adakalanya me-reka yang merasa heran itu karena mereka mengetahui kesalahan mereka dalam perasaan tersebut dan tindakan ini termasuk kezha-liman terbesar dan paling keji.
(3-4) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan alasan mengapa mereka merasa heran, Allah سبحانه وتعالى berfirman (tentang ucapan mereka), ﴾ أَءِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابٗاۖ ذَٰلِكَ رَجۡعُۢ بَعِيدٞ ﴿ "Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi), itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin." Mereka menyamakan Kuasa Allah سبحانه وتعالى yang Mahakuasa atas segala sesuatu dan Mahasempurna dari segala hal, dengan kuasa manusia yang memerlukan pertolongan dan lemah dalam berbagai hal. Mereka menyamakan orang bodoh yang tidak me-ngetahui apa pun, dengan Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, yang mengetahui ﴾ مَا تَنقُصُ ٱلۡأَرۡضُ ﴿ "apa yang dihancurkan oleh bumi," berupa jasad-jasad mereka selama mereka berada di alam barzakh. Dan Allah سبحانه وتعالى telah mencatat semua yang terjadi pada mereka, baik ketika mereka hidup maupun setelah mati, itulah catatan di sisi Allah سبحانه وتعالى yang terjaga dari perubahan dan penggan-tian. Ini adalah sebagai bukti sempurnanya ilmu Allah سبحانه وتعالى yang hanya Dia semata yang mengetahui segala sesuatu, Dia mampu untuk menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati.