Katakanlah (Muhammad), “Bawalah saksi-saksimu yang dapat membuktikan bahwa Allah mengharamkan ini.” Jika mereka memberikan kesaksian, engkau jangan (ikut pula) memberikan kesaksian bersama mereka. Jangan engkau ikuti keinginan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, dan mereka mempersekutukan Tuhan. (QS. [6] Al-An'am : 150)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Katakanlah kepada orang-orang musyrik itu, wahai Rasulullah, "Bawalah saksi-saksimu yang dapat membuktikan dan berani mengakui bahwa Allah mengharamkan beberapa binatang ternak ini seperti saibah dan bahirah."Jika mereka memberikan kesaksian, yaitu kesaksian dusta, engkau jangan ikut pula memberikan kesaksian bersama mereka dan jangan membenarkan persaksian mereka. Jangan engkau ikuti keinginan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, dan mereka mempersekutukan Tuhan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk menantang kaum musyrikin agar mendatangkan saksi-saksi yang berani mengakui bahwa Allah telah mengharamkan beberapa binatang ternak, seperti saibah dan bahirah. Pastilah mereka tidak akan dapat menghadirkan saksi-saksi itu karena mustahil seseorang dapat berhadapan muka dengan Allah kecuali di akhirat sehingga dia dapat menyaksikan dengan mata kepalanya apakah benar Allah telah mengharamkan binatang ternak itu bagi mereka atau mereka hanya mengada-ada ketetapan itu menurut kemauan mereka sendiri. Tantangan ini telah membantah segala hujjah yang mereka kemukakan dan pastilah mereka tidak dapat menjawabnya. Seandainya mereka menghadirkan saksi-saksi yang sudah pasti saksi-saksi itu adalah saksi palsu, maka Allah melarang Nabi Muhammad membenarkan kesaksian mereka, bahkan Allah menyuruh Nabi untuk menolaknya dengan tegas, karena mereka adalah kaum yang telah mempersekutukan Allah dan tidak segan-segan mengadakan kebohongan terhadap Allah apalagi terhadap Nabi Muhammad. Di samping itu Allah melarang Nabi mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat yang diturunkan kepada-Nya, tidak percaya kepada hari akhirat dan selalu mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala dan sesembahan lainnya. Nabi diperintahkan agar bersikap tegas terhadap kaum musyrikin bahkan terhadap semua orang yang menyeleweng dari jalan Allah. Berlaku lemah lembut terhadap mereka apalagi mengadakan kompromi dengan mereka, akan membawa kepada kesesatan yang nyata sesuai dengan firman Allah:
Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. (al-An'am/6: 116)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Katakanlah, "Kemarikanlah saksi-saksi kalian."
Maksudnya, datangkanlah saksi-saksi kalian.
...yang dapat mempersaksikan bahwa Allah mengharamkan (makanan yang kalian) haramkan ini.
Yakni apa yang kalian haramkan, kalian dustakan, dan kalian buat-buat dengan menjual nama Allah padanya.
Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka.
karena sesungguhnya apa yang mereka persaksikan —dalam keadaan seperti ibu— hanyalah kesaksian dusta dan buat-buatan semata.
...dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedangkan mereka mempersekutukan Tuhan mereka.
Yaitu mempersekutukan-Nya dan menjadikan tandingan bagi-Nya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Katakanlah, "Bawalah ke mari) datangkanlah (saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan ini") yaitu makanan yang kamu haramkan. (Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut pula menjadi saksi bersama mereka dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat sedangkan mereka mempersekutukan Tuhan mereka) berlaku musyrik terhadap-Nya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Katakan kepada mereka, "Panggillah penolong-penolong kalian yang bersaksi bahwa Allah benar-benar telah mengharamkan makanan yang kalian anggap haram itu. Kalau mereka datang dan mau bersaksi, janganlah kalian percayai, karena mereka bohong belaka. Jangan pula kalian ikuti nafsu orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di dalam alam raya dan di dalam ayat-ayat al-Qur'ân. Mereka adalah orang-orang yang tidak mempercayai akhirat dan penyekutu Allah, yang menyamakan Allah dengan sembahan-sembahan palsu lain."
6 Tafsir as-Saadi
"Katakanlah, 'Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makan-an yang kamu) haramkan ini.' Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang men-dustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka." (Al-An'am: 150). (150) Katakanlah kepada orang-orang yang mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah dan menisbatkannya kepada Allah, "Datangkanlah saksi-saksimu yang memberi kesaksian bahwa Allah mengharamkan ini?" Jika ucapan ini disodorkan kepada mereka, maka mereka berada di antara dua perkara: Bisa jadi mereka tidak menghadirkan seorang pun yang bersaksi atas itu. Sehingga klaim mereka adalah batil yang tak didukung dengan saksi dan bukti. Bisa jadi mereka mendatangkan saksi yang bersaksi untuk mereka dalam perkara ini, dan tidak mungkin ada yang memberi kesaksian dalam hal ini kecuali pendusta lagi pendosa yang kesaksiannya tidak diterima. Perkara ini bukan termasuk perkara yang mungkin ditetapkan dengan kesaksian orang yang adil. Oleh karena itu, Allah melarang NabiNya dan para pengikutnya dari kesaksian ini. Dia berfirman, ﴾ فَإِن شَهِدُواْ فَلَا تَشۡهَدۡ مَعَهُمۡۚ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ وَهُم بِرَبِّهِمۡ يَعۡدِلُونَ ﴿ "Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka." Maksudnya, mereka menyamakan Allah dengan selainNya dari sesembahan-sesembah-an dan sekutu-sekutu. Jika mereka tidak beriman kepada Hari Akhir, tidak bertauhid kepada Allah, maka keinginan mereka pun akan sama dengan akidah mereka, ia berkisar di antara kesyirikan dan pendustaan terhadap kebenaran. Maka sudah selayaknya kalau Allah melarang makhlukNya yang terpilih untuk mengikuti hawa nafsu seperti ini dan memberi kesaksian bersama para pendukungnya. Dari sini di-ketahui bahwa pengharaman mereka terhadap apa yang dihalal-kan oleh Allah adalah berasal dari hawa nafsu yang menyesatkan.