Al-A'raf Ayat 17
ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ ( الأعراف: ١٧ )
Thumma La'ātiyannahum Min Bayni 'Aydīhim Wa Min Khalfihim Wa `An 'Aymānihim Wa `An Shamā'ilihim Wa Lā Tajidu 'Aktharahum Shākirīna. (al-ʾAʿrāf 7:17)
Artinya:
kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS. [7] Al-A'raf : 17)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
"Kemudian," kata Iblis melanjutkan, "Untuk mewujudkan tujuanku ini, aku akan menempuh berbagai cara. Pasti aku akan mendatangi mereka dari segala penjuru: dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan karena manusia amatlah lemah, Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur atas nikmat-nikmat-Mu."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Iblis melihat bahwa sekedar menghalang-halangi anak-cucu Adam a.s. menempuh jalan yang lurus tidaklah cukup, karena itu dia akan mendatangi dan menyerbunya dari segala penjuru; dari depan dan dari belakang; dari arah kanan dan kiri, yang menurutnya ada kelemahan anak cucu Adam. Iblis yakin dengan strategi seperti itu banyak dari mereka yang akan tergoda, terpengaruh dan teperdaya sehingga iman yang ada di dada mereka menjadi lemah dan luntur, ajaran agama berangsur-angsur diragukan dan didustakan, hari Kiamat dan segala peristiwanya diingkari, amal-amal kebaikan ditinggalkan. Mereka tidak sanggup menguasai hawa nafsu, sebaliknya merekalah yang dikuasai oleh hawa nafsu, Allah memperingatkan dengan firman-Nya:
"Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya." (shad/38: 85)
Rencana dan target Iblis seperti tersebut di atas, benar-benar berhasil:
Dan sungguh, Iblis telah dapat meyakinkan terhadap mereka kebenaran sangkaannya mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian dari orang-orang mukmin. (Saba'/34: 20)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
...kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka. , hingga akhir ayat.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
...kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka mereka.
Artinya, saya akan meragukan mereka terhadap urusan akhirat mereka.
...dan dari belakang mereka.
Yaitu saya akan membuat mereka menyukai duniawi mereka.
...dan dari kanan mereka.
Maksudnya, saya akan mengaburkan mereka terhadap urusan agama mereka.
...dan dari kiri mereka.
Yakni saya akan membuat mereka tergiur kepada kemaksiatan.
Ibnu Abu Talhah —dalam riwayat Al-Aufi, yang kedua-duanya dari Ibnu Abbas— menyebutkan bahwa dari muka mereka artinya dari arah dunia mereka. Dari belakang mereka artinya urusan akhirat mereka, dari kanan mereka artinya dari arah kebaikan-kebaikan mereka, dan dari kiri mereka artinya dari arah kejahatan-kejahatan mereka.
Sa'id ibnu Abu Arubah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa setan datang dari arah depan mereka, lalu memberitahukan kepada mereka bahwa tidak ada hari berbangkit, tidak ada surga, dan tidak ada neraka. Setan datang dari arah belakang mereka, yakni dari urusan duniawi mereka, lalu setan menghiasinya dengan hiasan yang indah dan menganjurkan mereka untuk memakainya. Setan datang dari kanan mereka, yakni dari arah kebaikan-kebaikan mereka, lalu setan menghalang-halangi mereka dari kebaikan-kebaikan itu. Setan datang dari arah kiri mereka, lalu ia menghiasi kejahatan dan kemaksiatan hingga menjadi tampak indah, kemudian menyeru mereka untuk mengerjakannya dan memerintahkan mereka untuk melakukannya. Hai anak Adam, setan mendatangimu dari semua penjuru, hanya saja setan tidak dapat mendatangimu dari arah atasmu, dia tidak mampu menghalang-halangi antara kamu dan rahmat Allah Swt.
Hal yang sama dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i, Al-Hakam ibnu Uyaynah, As-Saddi, dan Ibnu Juraij dalam riwayat yang bersumberkan dari mereka. Hanya saja mereka mengatakan, "Dan dari arah depan berupa perkara duniawi, dari arah belakang berupa perkara akhirat.'
Mujahid mengatakan, "Dari depan dan dari kanan mereka tanpa kelihatan oleh mereka, serta dari arah belakang dan dari arah kiri mereka tanpa kelihatan oleh mereka."
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah semua jalan kebaikan dan jalan kejahatan. Dengan kata lain, jika jalan kebaikan, maka setan selalu menghalang-halangi mereka untuk sampai kepadanya, jika jalan kejahatan, maka setan selalu menghiaskannya di mata mereka.
Al-Hakam ibnu Aban telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. (Al A'raf:17) Iblis tidak berani mengatakan dari atas mereka, karena rahmat Allah diturunkan kepada mereka dari atas mereka.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.
Yang dimaksud dengan syakirin ialah orang-orang yang mengesakan Allah. Ucapan iblis ini hanya semata-mata berlandaskan dugaan dan ilusinya sendiri. Tetapi apa yang diduga oleh iblis itu memang sesuai dengan kenyataannya, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu. (Saba': 20-21)
Karena itulah di dalam hadis disebutkan tentang memohon perlindungan kepada Allah dari pengaruh setan yang mendatangi manusia dari segala penjurunya. Antara lain seperti apa yang diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar di dalam kitab musnadnya:
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Majma", dari Yunus ibnu Khabbab, dari Ibnu Jubair ibnu Mut'im (yakni Nafi' ibnu Jubair), dari Ibnu Abbas. Telah menceritakan kepada kami Umar ibnul Khattab As-Sijistani, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Amr, dari Zaid ibnu Abu Anisah, dari Yunus ibnu Khabbab, dari Ibnu Jubair ibnu Mut'im, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. acapkali membaca doa berikut, yaitu: Ya Allah, saya memohon pemaafan dan keselamatan dalam urusan agama, dunia, keluarga, dan harta benda saya. Ya Allah, tutupilah aurat saya dan amankanlah rasa takut saya, dan peliharalah saya dari arah muka, belakang, kanan, kiri, dan dari arah atas saya. Dan saya berlindung kepada Engkau, wahai Allah, janganlah saya diculik (diazab) dari arah bawah saya.
Hadis diriwayatkan secara munfarid oleh Imam Bazzar, dan ia menilainya sebagai hadis hasan.
Imam Ahmad mengatakan, tetah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Ubadah ibnu Muslim At-Fazzari, telah menceritakan kepadaku Jarir ibnu Abu Sulaiman ibnu Jubair ibnu Mufim, ia pernah mendengar Abdullah ibnu Umar berkata bahwa tiada doa yang selalu dibaca oleh Rasulullah Saw. di waktu pagi dan petangnya, melainkan doa berikut: Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Engkau keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada Engkau pemaafan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga, dan harta benda saya. Ya Allah, tutupilah aurat-aurat saya dan amankanlah rasa takut saya. Ya Allah, peliharalah saya dari arah depan, dari arah belakang, dari arah kanan, dari arah kiri, dan dari arah atas saya. Dan saya berlindung kepada Kebesaran-Mu, agar saya tidak diculik dari arah bawah saya.
Waki' mengatakan bahwa min tahti (dari arah bawahku) maksudnya ialah ditelan oleh bumi.
Imam Abu Daud, Imam Nasai, Imam Ibnu Majah, Imam Ibnu Hibban, dan Imam Hakim meriwayatkannya melalui hadis Ubadah ibnu Muslim dengan lafaz yang sama. Imam Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka) maksudnya dari segala penjuru, kemudian aku halang-halangi mereka untuk bisa menempuh jalan-Mu itu. Akan tetapi Ibnu Abbas memberikan penafsirannya, bahwa iblis tidak akan dapat mendatangi mereka dari arah atasnya hal itu supaya ia jangan menghalang-halangi jalan antara hamba dengan rahmat Allah swt. (dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur") yakni beriman.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dan aku bersumpah akan mendatangi mereka dari segala arah: depan, belakang, kanan, kiri, dan segala penjuru yang memungkinkan. Akan aku cari kesempatan lengah dan titik lemah mereka untuk mencapai tujuan menyesatkan. Sehingga kebanyakan mereka tidak beriman kepada-Mu, karena tidak mensyukuri nikmat-Mu."
6 Tafsir as-Saadi
"Iblis menjawab, 'Karena Engkau telah menghukum saya ter-sesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalanMu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)'." (Al-A'raf: 16-17).
(16) Yakni iblis berkata manakala dia telah putus harapan dan putus asa dari rahmat Allah, ﴾ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ ﴿ "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-ha-langi)" mereka, yakni manusia ﴾ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ﴿ "dari jalanMu yang lurus." Yakni aku akan menguntit jalan dan aku benar-benar akan berusaha dengan segenap kemampuanku untuk mencegah orang-orang dari-nya agar tidak melewati jalan itu.
(17) ﴾ ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ ﴿ "Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka." Yakni dari segala arah dan jurusan dan dari segala jalan yang padanya dia mampu mewujudkan maksudnya pada mereka. Manakala iblis yang buruk ini mengetahui bahwa mereka adalah lemah, kelalaian telah menguasai banyak dari mereka, dan dia sendiri telah bertekad bulat untuk mengeluarkan segala upaya-nya untuk menyesatkan mereka, maka dia mengira –dan memang perkiraannya benar– dia berkata, ﴾ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ ﴿ "Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." Karena bersyukur termasuk meniti jalan yang lurus. Sementara dia ingin menghalang-halangi manusia darinya dan dari bersyukur. Allah تعالى berfirman,
﴾ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ 6 ﴿
"Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6).
Allah memperingatkan kita dari apa yang iblis katakan dan dia tekadkan untuk melakukannya, agar kita berhati-hati darinya, bersiap-siap menghadapi musuh kita, menjaga diri darinya. Dengan kita berilmu (mengetahui) jalan-jalan dari mana dia datang, dan celah-celah di mana dia menyusup darinya, maka dengan itu Allah telah memberi nikmat kepada kita dengan kenikmatan yang paling sempurna.