"Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sen-diri. Dan jika kamu sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-berhala itu tidak dapat men-dengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat." (Al-A'raf: 197-198).
(197-198) Ayat ini juga merupakan penjelasan tentang tidak berhaknya berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah untuk disembah, karena berhala-berhala itu tidak memiliki kemampuan dan kekuatan dalam membantu dirinya sendiri apalagi membantu para penyembahnya. Ia tidak memiliki kekuatan akal dan kemam-puan menjawab. Jika kamu menyerunya kepada petunjuk, ia tidak bisa menjawab. Ia hanyalah gambar tanpa kehidupan. Kamu me-lihatnya memandangmu padahal ia sama sekali tidak melihatmu, karena merekalah yang membentuknya dalam bentuk makhluk hidup, seperti manusia dan lain-lain. Mereka memberinya mata dan anggota badan. Jika kamu melihatnya, kamu melihatnya se-perti ia hidup. Jika kamu mengamatinya maka terbukti bahwa ia adalah benda mati yang tak bergerak dan tak hidup. Lalu dengan dasar apa orang-orang musyrik itu menjadikannya sebagai tuhan bersama Allah? Demi kebaikan dan kemaslahatan apa mereka ber-i'tikaf di depannya dan mendekatkan diri dengan berbagai macam ibadah kepadanya.
Jika ini telah diketahui, maka diketahuilah bahwa orang-orang musyrik dengan sesembahan-sesembahannya, jika mereka berkumpul dan ingin menimpakan keburukan kepada orang yang dilindungi oleh Pencipta langit dan bumi, yang melindungi hamba-hambaNya yang shalih, niscaya mereka tidak akan mampu menim-pakan keburukan sekecil apa pun, karena sempurnanya ketidak-mampuan mereka dan sesembahan mereka, dan sempurnanya ke-kuatan dan kemampuan Allah serta kekuatan orang yang berlin-dung di bawah perlindunganNya dan bertawakal kepadaNya.
Ada yang menyatakan bahwa makna FirmanNya, ﴾ وَتَرَىٰهُمۡ يَنظُرُونَ إِلَيۡكَ وَهُمۡ لَا يُبۡصِرُونَ ﴿ "Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang ke-padamu padahal ia tidak melihat", bahwa dhamir (kata ganti) kem-bali kepada orang-orang musyrik yang mendustakan Rasulullah ﷺ. Kamu mengira mereka melihat kepadamu ya Rasulullah dengan mata perenungan yang dengannya dibedakan antara orang yang benar dan orang yang dusta, padahal sebenarnya mereka tidak melihat hakikatmu. Mereka tidak melihat keindahan, kebenaran, dan kesempurnaanmu.