An-Nazi'at Ayat 26
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۗ ࣖ ( النازعات: ٢٦ )
'Inna Fī Dhālika La`ibratan Liman Yakhshaá. (an-Nāziʿāt 79:26)
Artinya:
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah). (QS. [79] An-Nazi'at : 26)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Demikianlah kisah dakwah dan ketabahan Nabi Musa menghadapi Fir‘aun. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang sangat berharga bagi orang yang takut kepada Allah. Kisah itu mengajarkan bahwa kebenaran pasti akan mengalahkan kebatilan dan jabatan yang tinggi seringkali menjerumuskan seseorang untuk melanggar baik terhadap aturan agama maupun etika.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini dijelaskan sesungguhnya pada kejadian yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal dan dapat memperhitungkan tiap-tiap kejadian dengan akibatnya, terutama bagi orang yang takut kepada Allah.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Kemudian dia berpaling seraya berusaha menentang (Musa). (An-Nazi'at: 22)
Yakni sebagai reaksinya terhadap perkara yang hak, dia menentangnya dengan kebatilan, yang hal ini ia realisasikan dengan mengumpulkan para akhli sihir untuk menentang mukjizat yang jelas yang disampaikan oleh Musa a.s.
Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru memanggil kaumnya. (An-Nazi'at: 23)
Fir'aun menyeru mereka semuanya untuk berkumpul kepadanya.
(Seraya) berkata, "Akulah Tuhan kalian yang paling tinggi.” (An-Nazi'at: 24)
Ibnu Abbas dan Mujahid mengatakan bahwa kalimat ini dikatakan oleh Fir'aun setelah selang empat puluh tahun. Dia mengatakan, "Aku tidak mengetahui adanya tuhan bagi kalian selain dari aku sendiri." Maka disebutkan oleh firman berikutnya:
Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. (An-Nazi'at: 25)
Allah menghukumnya dengan hukuman yang membuatnya menjadi pelajaran bagi orang lain yang membangkang terhadap perkara hak seperti dia di dunia ini.
dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Hud: 99)
Hal yang senada disebutkan dalam firman-Nya:
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan di tolong. (Al-Qashash: 41)
Hal inilah yang sahih sehubungan dengan makna ayat, bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. (An-Nazi'at: 25) Yaitu azab di dunia dan azab di akhirat nanti.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah kalimat yang diucapkan oleh Fir'aun pada yang pertama kali dan kalimatnya pada yang kedua kali. Menurut pendapat yang lainnya lagi, kekufuran dan kedurhakaannya. Tetapi pendapat yang sahih dan tidak diragukan lagi adalah yang pertama tadi.
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (An-Nazi'at: 26)
Yakni bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan menyadarinya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (terdapat pelajaran bagi orang yang takut) kepada Allah swt.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sungguh pada kisah itu terdapat pelajaran amat berharga bagi orang-orang yang takut kepada Allah.
6 Tafsir as-Saadi
"Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa? Tatkala Rabbnya memanggilnya di lembah suci, yaitu lembah Thuwa; 'Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada Fir'aun), 'Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan). Dan kamu akan kupimpin ke jalan Rabbmu agar supaya kamu takut kepadaNya.' Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka ia mengum-pulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya, (seraya) berkata, 'Akulah Rabbmu yang paling tinggi.' Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesung-guhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Rabbnya)." (An-Nazi'at: 15-26).
(15-25) Allah سبحانه وتعالى berfirman kepada NabiNya Muhammad a, ﴾ هَلۡ أَتَىٰكَ حَدِيثُ مُوسَىٰٓ ﴿ "Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa?" Ini adalah pertanyaan atas urusan besar yang pasti terjadi. Apakah berita tentangnya telah sampai? ﴾ إِذۡ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ بِٱلۡوَادِ ٱلۡمُقَدَّسِ طُوًى ﴿ "Tat-kala Rabbnya memanggilnya di lembah suci, yaitu lembah Thuwa," yakni tempat di mana Allah سبحانه وتعالى berbicara dengan Musa عليه السلام dan memberi karunia risalah pada beliau. Allah سبحانه وتعالى mengutus beliau dengan wahyu dan menguji beliau, ﴾ ٱذۡهَبۡ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ﴿ "Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas," yakni, meski ia melampaui batas, berbuat syirik dan durhaka, berkatalah padanya dengan lemah lembut, semoga ia ingat atau takut. ﴾ فَقُلۡ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ ﴿ "Dan ka-takanlah (kepada Fir'aun), 'Adakah keinginan bagimu untuk membersih-kan diri (dari kesesatan)'," apakah pada dirimu terdapat sifat terpuji dan indah yang diperebutkan oleh orang-orang berakal? Yaitu dengan menyucikan dirimu dari kotoran kufur dan tindakan yang melampaui batas menuju keimanan dan amal baik. ﴾ وَأَهۡدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ ﴿ "Dan kamu akan kupimpin ke jalan Rabbmu," yakni aku tunjukkan padaNya dan aku jelaskan faktor-faktor keridhaanNya padamu dan juga faktor-faktor kemurkaanNya, ﴾ فَتَخۡشَىٰ ﴿ "agar supaya kamu takut" kepada Allah سبحانه وتعالى bila kau mengetahui jalan yang lurus. Fir'aun enggan atas seruan Musa. ﴾ فَأَرَىٰهُ ٱلۡأٓيَةَ ٱلۡكُبۡرَىٰ ﴿ "Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar," yaitu jenis tanda-tanda kebesaran yang agung yang tidak menafikan mukjizat-mukjizat lain yang beragam.
﴾ فَأَلۡقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعۡبَانٞ مُّبِينٞ 107 وَنَزَعَ يَدَهُۥ فَإِذَا هِيَ بَيۡضَآءُ لِلنَّٰظِرِينَ 108 ﴿
"Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tong-kat itu menjadi ular yang sebenarnya. Dan ia mengeluarkan tangannya, maka seketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya." (Al-A'raf: 107-108).
﴾ فَكَذَّبَ ﴿ "Tetapi Fir'aun mendustakan" kebenaran ﴾ وَعَصَىٰ ﴿ "dan mendurhakai" perintah. ﴾ ثُمَّ أَدۡبَرَ يَسۡعَىٰ ﴿ "Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa)," yaitu berusaha melawan kebenaran dan memeranginya. ﴾ فَحَشَرَ ﴿ "Maka ia mengumpulkan (pembesar-pem-besarnya)," yakni dari tentaranya, ﴾ فَنَادَىٰ 23 فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلۡأَعۡلَىٰ ﴿ "lalu berseru memanggil kaumnya (seraya) berkata, 'Akulah Rabbmu yang paling tinggi'." Kaumnya tunduk pada Fir'aun dan mengakui kebatilan Musa عليه السلام. Ketika Fir'aun meremehkan Musa عليه السلام, ﴾ فَأَخَذَهُ ٱللَّهُ نَكَالَ ٱلۡأٓخِرَةِ وَٱلۡأُولَىٰٓ ﴿ "maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia," yakni, Allah سبحانه وتعالى menjadikan hukuman terhadapnya sebagai petunjuk dan peringatan keras, serta untuk menjelaskan azab dunia-akhirat.
(26) ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبۡرَةٗ لِّمَن يَخۡشَىٰٓ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Rabbnya)," karena orang yang takut kepada Allah سبحانه وتعالى adalah orang yang mendapat-kan manfaat dari tanda-tanda kebesaran serta pelajaran-pelajaran. Ketika mengetahui hukuman dan azab Fir'aun, ia mengetahui bahwa semua orang yang menyombongkan diri, durhaka, dan menentang Allah Yang Mahatinggi akan mendapatkan siksaan di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang yang rasa takutnya pada Allah سبحانه وتعالى lenyap dari hatinya, meski semua tanda kebesaran datang padanya, maka ia tetap tidak akan beriman.