Al-Fajr Ayat 5
هَلْ فِيْ ذٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِيْ حِجْرٍۗ ( الفجر: ٥ )
Hal Fī Dhālika Qasamun Lidhī Ĥijrin. (al-Fajr 89:5)
Artinya:
Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal? (QS. [89] Al-Fajr : 5)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah yang dapat diterima bagi orang-orang yang berakal? Bagi mereka sumpah-sumpah tersebut sangat menggugah. Mereka tergugah untuk memikirkannya secara mendalam karena sumpah itu menunjukkan kekuasaan Allah dan anugerah-Nya yang besar bagi manusia.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pesan yang ingin disampaikan Allah dengan bersumpah di atas adalah bahwa orang yang mau menggunakan akalnya harusnya mengerti bahwa Allah Mahakuasa mengadakan, memelihara, menghancurkan, dan menghidupkan kembali alam ini. Oleh karena itu, mereka seharusnya beriman dan berbuat baik.
Ayat ini merupakan peringatan bagi kaum kafir Mekah pada saat ayat ini turun, agar beriman kepada Allah dan hari kemudian, berbuat baik, dan meninggalkan perbuatan jahat mereka. Juga menjadi peringatan bagi seluruh umat manusia
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal. (Al-Fajr: 5)
Maksudnya, bagi orang yang mempunyai akal dan pemikiran. Sesungguhnya akal dinamakan hijr (pencegah) karena ia mencegah pemiliknya dari melakukan perbuatan dan mengeluarkan ucapan yang tidak layak baginya. Dan termasuk ke dalam pengertian ini Hijir Baitullah (Hijir Ismail) karena mencegah orang yang melakukan tawaf dari menempel di temboknya yang termasuk rukun Syami.
Termasuk pula ke dalam pengertian ini Hijrul Yamamah (daerah Yamamah yang dilindungi), dan dikatakan, "Hakim telah menahan si Fulan," bila si hakim mencegahnya dari melakukan aktivitasnya.
dan mereka berkata, "Hijran Mahjura," (semoga Allah menghindarkan bahaya ini dari saya). (Al-Furqan: 22)
Semuanya itu termasuk dalam satu bab dan mempunyai makna yang berdekatan.
Sumpah ini yang menyebutkan waktu-waktu ibadah dan juga ibadah itu sendiri—seperti haji, salat, dan lain sebagainya—termasuk berbagai jenis dari amal taqarrub yang dijadikan sarana oleh hamba-hamba-Nya yang bertakwa lagi takut kepada-Nya serta rendah diri kepada-Nya untuk lnendekatkan diri mereka kepada Zat-Nya Yang Mahamulia.
Setelah menyebutkan ibadah dan ketaatan mereka, lalu disebutkan oleh firman-Nya:
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad? (Al-Fajr: 6)
Mereka adalah orang-orang yang membangkang, angkara murka, sewenang-wenang, pendurhaka terhadap Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya lagi mengingkari kitab-kitab-Nya. Maka Allah menyebutkan bagaimana Dia membinasakan mereka dan menghancurkan mereka serta menjadikan mereka sebagai pelajaran dan kisah-kisah umat yang durhaka. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad? (Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. (Al-Fajr: 6-7)
Mereka adalah kaum 'Ad pertama, yaitu keturunan dari 'Ad ibnu Iram ibnu ' Aus ibnu Sam ibnu Nuh, menurut Ibnu Ishaq. Mereka adalah kaum yang diutus kepada merekaNabi Hud a.s., lalu mereka mendustakannya dan menentangnya. Maka Allah menyelamatkannya dari kalangan mereka beserta orang-orang yang beriman bersamanya dari kalangan mereka beserta orang-orang yang beriman bersamanya dari kalangan mereka. Dan Allah membinasakan mereka dengan angin yang sangat dingin lagi sangat kuat, yang terus-menerus menimpa mereka selama tujuh malam delapan siang hari. Maka kamu lihat kaum itu mati semuanya di tempat tinggal mereka seperti batang-batang pohon kurma yang lapuk, maka apakah kamu masih melihat adanya sisa-sisa dari mereka?
Allah Swt. telah menyebutkan kisah mereka di dalam Al-Qur'an bukan hanya pada satu tempat agar dijadikan pelajaran bagi orang-orang mukmin kehancuran yang telah menimpa mereka.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Pada yang demikian itu) yakni sumpah itu (terdapat sumpah bagi orang-orang yang berakal) Jawab dari Qasam tidak disebutkan yakni, sungguh kalian hai orang-orang kafir Mekah akan diazab.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Apakah segala sesuatu yang telah disebutkan dan dapat dilihat oleh orang yang berakal itu dapat menjadi sumpah yang meyakinkan?
6 Tafsir as-Saadi
"Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu ter-dapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang ber-akal." (Al-Fajr: 1-5).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1-5) Zahirnya, apa yang disumpahkan itulah yang men-jadi obyek sumpah. Hal ini boleh dan lazim digunakan bila obyek sumpah berupa sesuatu yang zahir dan penting. Dan seperti itu juga dalam ayat ini. Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan waktu fajar, yaitu penghujung malam dan permulaan siang. Karena di waktu akhir malam dan di permulaan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى yang menunjukkan kekuasaanNya yang sempurna. Dia-lah yang mengatur seluruh hal, yang hanya kepadaNya-lah ibadah layak ditunaikan. Di saat fajar, terdapat shalat utama lagi diagung-kan yang baik untuk dijadikan sebagai obyek sumpah oleh Allah سبحانه وتعالى. Karena itu, setelahnya Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan sepuluh malam yang menurut pendapat yang benar adalah sepuluh malam di bulan Ramadhan atau sepuluh hari di bulan Dzulhijah.[142] Karena malam-malam tersebut mencakup hari-hari mulia, yang di dalam-nya berlaku berbagai macam ibadah dan pendekatan diri yang tidak terdapat pada waktu lain. Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan terdapat malam lailatul qadar, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan dan pada siang harinya terdapat puasa di akhir bulan Ramadhan yang merupakan salah satu rukun Islam yang agung. Pada sepuluh hari di bulan Dzulhijjah terdapat wuquf di Arafah yang pada saat itu Allah سبحانه وتعالى memberikan ampunan kepada para hambaNya yang membuat setan sedih. Setan tidak terlihat lebih hina dan kalah melebihi kehinaan dan kekalahannya di hari Arafah[143] karena banyaknya malaikat dan rahmat yang turun dari Allah سبحانه وتعالى untuk para hambaNya. Pada hari itu, kebanyakan ke-giatan haji dan umrah dilakukan. Semua itu adalah hal-hal agung yang berhak dijadikan sumpah oleh Allah سبحانه وتعالى.
﴾ وَٱلَّيۡلِ إِذَا يَسۡرِ ﴿ "Dan demi malam bila berlalu," yakni saat berlalu dan menurunkan kegelapannya atas manusia sehingga mereka menjadi tenang, nyaman, dan tentram sebagai rahmat dan hikmah dari Allah سبحانه وتعالى. ﴾ هَلۡ فِي ذَٰلِكَ ﴿ "Pada yang demikian itu," yang disebutkan sebelumnya, ﴾ قَسَمٞ لِّذِي حِجۡرٍ ﴿ "terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal," yakni untuk orang yang berakal sehat. Ya, sebagian dari hal itu cukup bagi orang yang memiliki akal atau mendengar sebagai yang menyaksikan.