Al-Baqarah Ayat 43
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرَّاكِعِيْنَ ( البقرة: ٤٣ )
Wa 'Aqīmū Aş-Şalāata Wa 'Ātū Az-Zakāata Wa Arka`ū Ma`a Ar-Rāki`īna. (al-Baq̈arah 2:43)
Artinya:
Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk. (QS. [2] Al-Baqarah : 43)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Setelah mengajak Bani Israil untuk memeluk Islam dan meninggalkan kesesatan, perintah utama yang disampaikan kepada mereka setelah larangan di atas adalah perintah untuk melaksanakan salat. Dan laksanakanlah salat untuk memohon petunjuk dan pertolongan Allah, tunaikanlah zakat untuk menyucikan hatimu dan menyatakan syukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya, dan rukuklah beserta orang yang rukuk, yakni kaum muslim yang beriman dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad . Penambahan perintah untuk rukuk setelah ada perintah untuk melaksanakan salat itu mengisyaratkan ajakan agar mereka memeluk Islam dan melaksanakan salat seperti salatnya umat Islam. Dalam tata cara salat orang Yahudi tidak dikenal gerakan rukuk.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini terdapat tiga macam perintah Allah yang ditujukan kepada Bani Israil, ialah:
1.Agar mereka melaksanakan salat setiap waktu dengan cara yang sebaik-baiknya, melengkapi segala syarat dan rukunnya, serta menjaga waktu-waktunya yang telah ditentukan, menghadapkan seluruh hati kepada Allah dengan tulus dan khusyuk, sesuai dengan syariat yang dibawa Nabi Musa a.s.
2.Agar mereka menunaikan zakat, karena zakat merupakan salah satu pernyataan syukur kepada Allah atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya, dan menumbuhkan hubungan yang erat antarsesama manusia, dan menyucikan hati, karena zakat itu merupakan pengorbanan harta benda untuk membantu fakir miskin, dan dengan zakat itu pula dapat dilakukan kerja sama dan saling membantu dalam masyarakat, di mana orang-orang yang miskin memerlukan bantuan dari yang kaya dan sebaliknya, yang kaya memerlukan pertolongan orang-orang yang miskin. Dalam hubungan ini Rasulullah saw. telah bersabda:
"Orang Mukmin terhadap Mukmin yang lain tak ubahnya seperti sebuah bangunan, masing-masing bagiannya saling menguatkan." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
3.Agar mereka rukuk bersama orang-orang yang rukuk. Maksudnya ialah agar mereka masuk Islam dan melaksanakan salat berjamaah seperti halnya kaum Muslimin. Dalam hubungan ini Rasulullah telah bersabda:
"Salat berjamaah itu lebih utama dengan dua pulu tujuh derajat daripada salat seorang diri". (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Kita telah mengetahui, bahwa salat menurut agama Islam terdiri dari bermacam-macam gerakan jasmaniyah, seperti rukuk, sujud, iktidal, dan sebagainya. Tetapi pada akhir ayat ini salat tersebut hanya diungkapkan dengan kata-kata "rukuk. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan agar mereka menunaikan salat dengan benar seperti yang dikehendaki syariat Islam seperti yang diajarkan Rasulullah saw, bukan salat menurut cara mereka dahulu, yaitu salat tanpa rukuk.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan rukuklah kalian bersama orang-orang yang rukuk.
Maksudnya, jadilah kalian bersama orang-orang mukmin dalam amal perbuatan mereka yang paling baik, salah satunya dan paling khusus serta paling sempurna ialah salat.
Banyak kalangan ulama menyimpulkan dalil ayat ini akan wajibnya salat berjamaah. Masalah ini —insya Allah— akan kami terangkan dengan panjang lebar dalam kitab kami Al-Ahkamul Kabir. Al-Qurtubi mengetengahkan berbagai masalah mengenai salat berjamaah dan imamah, ternyata pembahasannya itu cukup baik.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan dirikanlah salat, bayarkan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk) artinya salatlah bersama Muhammad dan para sahabatnya. Lalu Allah Taala menunjukkan kepada para ulama mereka yang pernah memesankan kepada kaum kerabat mereka yang masuk Islam, "Tetaplah kalian dalam agama Muhammad, karena ia adalah agama yang benar!"
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Terimalah ajakan untuk beriman, lalu kerjakanlah salat dengan rukun yang benar dan berikanlah zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Salatlah berjamaah dengan orang-orang Muslim agar kalian mendapatkan pahala salat dan pahala jamaah. Hal ini menuntut kalian untuk menjadi orang-orang Muslim.
6 Tafsir as-Saadi
"Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah
janjimu kepadaKu, niscaya Aku penuhi janjiKu kepadamu; dan hanya kepadaKu-lah kamu harus takut
(tunduk). Dan berimanlah kamu kepada (al-Qur`an)
yang telah Aku turunkan, yang membenarkan (Taurat) yang ada padamu, dan
janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan
ayat-ayatKu dengan harga yang rendah, dan hanya kepadaKu-lah kamu harus bertak-wa. Dan janganlah
kamu campur adukkan yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu,
sedang kamu mengetahui. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuk-lah beserta
orang-orang yang rukuk." (Al-Baqarah: 40-43).
(40) ﴾ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "Hai Bani Israil." Yang dimaksud dengan Israil adalah Nabi Ya'qub عليه السلام, titah (khitbah) ini ditujukan kepada kelompok-kelompok dari Bani Israil, yang berada di Madinah dan sekitarnya, termasuk di dalamnya orang-orang yang datang sete-lahnya. Allah memerintahkan kepada mereka dengan suatu perin-tah yang bersifat umum seraya berfirman, ﴾
ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ ﴿ "Ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu," yang termasuk di dalamnya seluruh nikmat-nikmat yang akan disebut-kan dalam surat ini sebagiannya, dan yang dimaksudkan dengan mengingatnya dengan hati adalah adanya pengakuan, dan dengan lisan adanya pujian, dan dengan anggota tubuh adalah dengan menggunakannya kepada hal-hal yang disukai oleh Allah dan di-ridhaiNya, ﴾
وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِيٓ ﴿ "dan penuhilah janjimu kepadaKu," maksudnya, apa-apa yang diamanatkanNya kepada mereka, berupa amanat iman kepadaNya, kepada Rasul-rasulNya dan menegakkan sya-riatNya, ﴾
أُوفِ بِعَهۡدِكُمۡ ﴿ "niscaya Aku penuhi janjiKu kepadamu," mak-sudnya Allah memberikan ganjaran akan hal tersebut, dan yang dimaksud dengan hal itu adalah apa yang disebutkan oleh Allah dalam FirmanNya,
﴾ وَلَقَدۡ أَخَذَ ٱللَّهُ مِيثَٰقَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَبَعَثۡنَا مِنۡهُمُ ٱثۡنَيۡ عَشَرَ نَقِيبٗاۖ وَقَالَ
ٱللَّهُ إِنِّي مَعَكُمۡۖ لَئِنۡ أَقَمۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَيۡتُمُ ٱلزَّكَوٰةَ وَءَامَنتُم
بِرُسُلِي وَعَزَّرۡتُمُوهُمۡ وَأَقۡرَضۡتُمُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا لَّأُكَفِّرَنَّ عَنكُمۡ
سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَلَأُدۡخِلَنَّكُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ فَمَن كَفَرَ
بَعۡدَ ذَٰلِكَ مِنكُمۡ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ 12 ﴿
"Dan sungguh Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan
telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin, dan Allah berfirman, 'Sesungguhnya
Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan Shalat dan menunaikan Zakat serta beriman
kepada rasul-rasulKu, dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam
surga yang me-ngalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antara kamu
sesudah itu, sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus'." (Al-Ma`idah: 12).
Kemudian Allah memerintahkan mereka untuk melakukan sebab yang dapat mendorong mereka untuk
menunaikan janjinya yaitu rahbah (takut akan pembalasan) dariNya dan
khasyyah (takut disebabkan ma'rifat tentang keagungan)Nya تعالى semata,
karena sesungguhnya orang yang khasyyah kepadaNya pastilah khasyyah itu akan mendorongnya untuk
menaati perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka dengan
suatu perintah yang bersifat khusus yang mana keimanan mereka tidak akan sempurna dan tidak akan
benar kecuali dengan-nya seraya berfirman,
(41) ﴾ وَءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلۡتُ ﴿ "Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan," maksudnya al-Qur`an, yang Allah turunkan kepada hamba dan RasulNya, Muhammad ﷺ. Allah memerintah-kan mereka untuk beriman kepadanya dan mengikutinya, hal ini mengharuskan keimanan kepada seseorang yang kitab tersebut diturunkan kepadanya, dan Allah menyebutkan pendorong dalam keimanan mereka, seraya berfirman, ﴾
مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَكُمۡ ﴿ "Yang membe-narkan apa yang ada padamu (Taurat)," maksudnya, kitab yang sesuai dengan kitab yang berada di sisi kalian, tidak berbeda dan tidak pula bertentangan, lalu apabila ia sesuai dengan apa yang ada pada kalian yang tidak berbeda dengannya, maka tidaklah ada peng-halang bagi kalian untuk beriman kepadanya, karena ia membawa ajaran yang dibawa oleh para rasul, dan kalian lebih patut beriman kepadanya dan mempercayainya, karena kalian adalah ahli kitab dan ahli ilmu.
Kemudian dalam Firman Allah تعالى, ﴾ مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَكُمۡ ﴿ "Yang mem-benarkan (Taurat) yang ada padamu," terkandung isyarat bahwa bila kalian tidak beriman kepadanya, maka itu akan kembali kepada kalian sendiri dengan pendustaan kalian terhadap apa yang ada pada kalian, karena ajaran yang dibawa kitab tersebut adalah sama dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa عليه السلام, Nabi Isa عليه السلام dan lain-lainnya dari para Nabi. Maka pendustaan kalian terhadapnya adalah pendustaan kalian terhadap apa yang ada pada kalian.
Yang demikian itu ditambah lagi dengan kenyataan bahwa dalam kitab yang ada pada kalian ada berita tentang Nabi yang membawa al-Qur`an tersebut, dan telah disampaikan sebagai kabar gembira (kepada kalian), dan apabila kalian tidak beriman kepa-danya niscaya kalian telah mendustai sebagian yang telah turun kepada kalian, padahal orang yang mendustai sebagian yang ditu-runkan kepadanya, maka dia telah mendustai seluruhnya, sebagai-mana orang yang mendustai seorang Rasul, maka dia telah men-dustai para Rasul seluruhnya. Dan ketika Allah memerintahkan kepada mereka untuk beriman kepadanya, Allah melarang dan mengingatkan mereka dari kebalikannya yaitu kafir terhadapnya, Allah berfirman, ﴾
وَلَا تَكُونُوٓاْ أَوَّلَ كَافِرِۭ بِهِۦۖ ﴿ "Dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya," maksudnya kafir kepada Rasul dan al-Qur`an. Dalam FirmanNya, ﴾
أَوَّلَ كَافِرِۭ بِهِۦۖ ﴿ "Orang yang pertama kafir kepadanya" adalah statemen yang lebih kuat daripada kalau mengatakan, "dan janganlah kalian kafir kepadanya." Karena apa-bila mereka yang pertama kafir kepadanya, maka itu menunjukkan bahwa mereka bersegera kepada kekafiran, suatu tindakan terbalik dari yang seharusnya mereka lakukan, sehingga dosa-dosa mereka dan dosa orang-orang setelahnya yang mengikuti mereka dibeban-kan kepada mereka.
Kemudian Allah menyebutkan tentang penghalang bagi mereka dari keimanan mereka tersebut yaitu memilih penawaran yang paling rendah daripada kebahagiaan yang abadi, seraya ber-firman, ﴾
وَلَا تَشۡتَرُواْ بِـَٔايَٰتِي ثَمَنٗا قَلِيلٗا ﴿ "Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayatKu dengan harga yang rendah," maksudnya, kedudukan dan penghidupan yang mereka peroleh di mana mereka mengira itu semua akan lenyap jika mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka menukarkan hal itu dengan ayat-ayat Allah, mereka menyukainya dan mendahulukannya, ﴾
وَإِيَّٰيَ ﴿ "dan hanya kepada Aku-lah" maksudnya tidak kepada selainKu, ﴾
فَٱتَّقُونِ ﴿ "kamu harus bertakwa," karena bila kalian bertakwa kepada Allah semata, niscaya
ketakwaan kalian itu mendorong kalian untuk mendahu-lukan keimanan kepada ayat-ayatNya daripada
penawaran yang rendah itu, sebagaimana juga bila kalian memilih penawaran yang rendah itu, maka
hal itu adalah bukti petunjuk akan hilangnya ketakwaan dalam hati kalian. Kemudian Allah
berfirman,
(42) ﴾ وَلَا تَلۡبِسُواْ ﴿ "Dan janganlah kamu campur adukkan," yakni, mengacak-acak ﴾
ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَٰطِلِ وَتَكۡتُمُواْ ٱلۡحَقَّ ﴿ "yang haq dengan yang batil dan janganlah kamu
sembunyikan yang haq itu." Di sini Allah mela-rang mereka dari dua hal, pertama, mencampur
antara yang haq dengan yang batil dan kedua, menyembunyikan yang haq, karena yang diinginkan
dari ahli kitab dan ahli ilmu adalah membedakan antara yang haq dari yang batil dan menampakkan
yang haq itu, agar orang-orang yang ingin mendapatkan petunjuk darinya dapat mengambil petunjuk
darinya, orang-orang yang sesat dapat kem-bali sadar, dan tegaknya dalil atas orang-orang yang
mengingkari-nya, karena Allah تعالى telah menjelaskan ayat-ayatNya dan mene-rangkan
keterangan-keteranganNya untuk membedakan yang haq dari yang batil dan agar jelas jalan
orang-orang yang mengambil petunjuk dari jalan orang-orang yang mengingkari. Dan siapa yang
mengamalkannya, maka dia tergolong dari para khalifah Rasul dan pemberi petunjuk bagi umat, dan
barangsiapa mencampur adukkan yang haq dengan yang batil dan ia tidak membedakan antara yang ini
dari yang itu, padahal ia tahu akan hal itu lalu ia menyembunyikan yang haq yang ia tahu padahal
ia diperintahkan untuk menampakkannya, maka ia tergolong di antara para penyeru kepada Neraka
Jahanam, karena manusia tidaklah akan mencontoh siapa pun dalam urusan agama mereka kecuali
kepada para ulama mereka. Nah, pilihlah bagi diri kalian salah satu dari kedua kondisi tersebut.
(43) Kemudian Allah berfirman, ﴾ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ ﴿ "Dan dirikan-lah shalat," yakni, secara lahir maupun batin, ﴾
وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ ﴿ "dan tunai-kanlah zakat" terhadap orang-orang yang berhak menerimanya, ﴾
وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ ﴿ "dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk," mak-sudnya shalatlah beserta orang-orang yang shalat, karena bila kalian melakukan hal itu dengan keimanan kepada Rasul-rasul Allah dan ayat-ayatNya, maka sesungguhnya kalian telah menyatukan antara perbuatan-perbuatan yang lahir dan yang batin, dan antara keikhlasan kepada Allah dan berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya, dan antara ibadah-ibadah hati dengan ibadah tubuh dan ibadah harta. Dan FirmanNya, ﴾
وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ ﴿ "Dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk," maksudnya,
shalatlah bersama orang-orang yang shalat. Di sini ada suatu perintah untuk shalat berjamaah dan
juga menunjukkan hukum wajibnya, dan bahwasanya rukuk itu merupakan rukun di antara rukun-rukun
shalat, karena Allah menyebutkan shalat dengan kata rukuk, sedangkan mengungkap-kan suatu ibadah
dengan kata yang merupakan bagian darinya adalah menunjukkan kepada wajibnya hal itu padanya.