Taha Ayat 79
وَاَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهٗ وَمَا هَدٰى ( طه: ٧٩ )
Wa 'Ađalla Fir`awnu Qawmahu Wa Mā Hadaá. (Ṭāʾ Hāʾ 20:79)
Artinya:
Dan Fir‘aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk. (QS. [20] Taha : 79)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sejak dulu sampai meninggalnya Fir‘aun memang telah menyesatkan kaumnya dan tidak pernah memberi petunjuk ke jalan yang benar.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa Firaun telah menyesatkan kaumnya. Ia menyangka bahwa Musa dan Bani Israil tidak akan bisa luput dari kejarannya karena lautan membentang luas di depannya. Setelah mereka sampai ke tepi pantai, ia berlagak seakan-akan karena kehebatannya laut itu terbelah membentuk jalan-jalan, maka diajaknya tentaranya memasuki jalan-jalan itu hingga akhirnya mereka tenggelam semua. Firaun tidak dapat petunjuk sama sekali untuk menghindarkan diri dari bahaya tenggelam, maka binasalah ia dan bala tentaranya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan Firaun telah menyesatkan kaumnya) dengan menyeru mereka supaya menyembah dirinya (dan tidak memberi petunjuk) akan tetapi justru Firaun menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan, berbeda halnya dengan apa yang telah diungkapkannya, yang kemudian disitir oleh firman-Nya, yaitu: (Firaun berkata), "Dan aku tiada menunjukkan kepada kalian melainkan jalan yang benar" (Q.S. Al-Mukmin 29).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Begitulah Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dari jalan yang benar dan telah menipu mereka, sehingga musnahlah seluruhnya.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa, 'Pergilah kamu dengan hamba-hambaKu (Bani Isra`il) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).' Maka Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar me-reka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi pe-tunjuk." (Thaha: 77-79).
(77-79) Setelah Musa unggul dengan bukti-bukti kebe-narannya atas Fir'aun dan kaumnya, maka beliau menetap di Mesir guna menyeru mereka ke pangkuan Islam, mengusahakan penye-lamatan Bani Isra`il dari Fir'aun dan siksanya. Sementara itu, Fir'aun masih dalam penentangan dan antipatinya. Sepak terjangnya mem-beratkan Bani Isra`il. Allah telah memperlihatkan kepada Musa tanda-tanda kebesaranNya dan pelajaran-pelajaran penting yang telah Allah ceritakan kepada kita sekalian dalam al-Qur`an.
Adapun Bani Isra`il tidak berdaya untuk memperlihatkan keimanan mereka dan memproklamirkannya. Mereka menjadikan rumah-rumah mereka sebagai tempat ibadah, menahan kesabaran dari bahaya Fir'aun dan gangguannya. Maka, Allah berkehendak menyelamatkan mereka dari musuh mereka dan menempatkan mereka di dunia ini sebagai penguasa. Tujuannya, supaya mereka menyembahNya dengan terang-terangan dan menegakkan perin-tahNya. Maka Allah mewahyukan kepada NabiNya, Musa agar membuat janji kepada Bani Isra`il secara rahasia dan berjalan di awal malam hingga mereka dapat menempuh jarak yang jauh di bumi. Allah (juga) mengabarkan bahwa Fir'aun dan kaumnya akan mengejarnya. Maka mereka pun keluar di permulaan malam, semua orang dari kalangan Bani Isra`il (kaum lelaki), [mereka] dan wanita-wanita serta keturunan-keturunan mereka.
Pada pagi harinya, para penduduk Mesir tidak menjumpai di tengah mereka ada orang yang menyeru dan orang yang menja-wab dari kalangan Bani Isra`il. Geramlah musuh mereka, Fir'aun. Maka dia mengutus utusan di Mada`in untuk mengumpulkan orang-orang dan memprovokasi mereka untuk mau mengejar Bani Isra`il, [untuk menimpakan (hukuman) pada Bani Isra`il dan me-lampiaskan kemurkaannya. Namun, Allah mengalahkan ambisinya. Terkumpullah pasukan Fir'aun. Maka Fir'aun merangsek berjalan bersama mereka untuk membuntuti Bani Isra`il]. Mereka berhasil menyusul Bani Isra`il di waktu matahari terbit. Ketika dua kelom-pok sudah dapat saling menyaksikan kelompok lainnya, para pengikut Musa berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar akan ter-susul." Mereka pun dilanda kegelisahan dan ketakutan. Sementara itu, lautanlah yang ada di hadapan mereka, sedangkan Fir'aun (bersama pasukannya) berada di belakang mereka, dengan penuh marah dan murka kepada mereka. Adapun Musa, maka beliau dalam keadaan hati yang tenang, pikiran yang tentram, percaya dengan janji Rabbnya. Beliau berkata,
﴾ كـَلَّآۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهۡدِينِ 62 ﴿
"Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." (Asy-Syua'ara: 62).
Kemudian Allah mewahyukan kepada beliau untuk memu-kulkan tongkatnya ke lautan. Beliau pun melakukannya. Maka terbelahlah dua belas jalan, air terlihat bagaikan gunung-gunung yang tinggi di sisi kanan dan kiri jalan. Allah mengeringkan jalan-jalan mereka yang mana air laut menyingkir darinya. Allah meme-rintahkan mereka agar tidak merasa khawatir akan kejaran Fir'aun dan agar tidak takut tenggelam di laut.
Kemudian mereka melintasi jalan-jalan itu. Fir'aun dan pasu-kannya tiba lalu mengikuti di belakang mereka. Sampai akhirnya, seluruh kaum Musa telah berhasil keluar dari laut, sedangkan para pengikut Fir'aun masih berada di dalamnya. (Saat itulah) Allah memerintahkan lautan untuk menyatu hingga melumat mereka. Lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. Semuanya tenggelam. Tidak ada seorang pun yang selamat. Bani Isra`il menyaksikan (kehancuran) musuh mereka.
Allah telah menyejukkan pandangan mereka dengan (melihat) kehancuran musuh. Inilah kesudahan kekufuran, kesesatan, dan keengganan memegangi hidayah Allah.
Karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَأَضَلَّ فِرۡعَوۡنُ قَوۡمَهُۥ ﴿ "Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya," dengan cara mempercantik gambaran keku-furan pada mereka dan mencoreng syariat yang dibawa oleh Musa serta pelecehannya terhadap mereka. Fir'aun tidak memberikan hidayah kepada mereka dalam kesempatan apapun. Akibatnya, dia menjerumuskan mereka di lembah-lembah kekeliruan dan kese-satan, lantas menjebloskan mereka ke tempat siksa dan hukuman.