"Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu. Sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat ke-goncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya lalai dari anak yang disusuinya, dan segala kandungan wanita yang hamil menjadi gugur, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras." (Al-Hajj: 1-2).
Madaniyah -Versi lain- Makkiyah
(1) Allah تعالى mengajak bicara seluruh umat manusia, supaya mereka bertakwa kepada Rabb mereka yang telah merawat mereka dengan beragam kenikmatan, yang terlihat maupun tidak. Sepan-tasnya mereka takut kepadaNya, dengan cara meninggalkan praktik syirik, perbuatan-perbuatan fasik serta maksiat, dan menaati perin-tah-perintahNya, sesuai dengan kemampuan mereka.
Selanjutnya, Allah memberitahukan tentang satu faktor yang bisa membantu mereka dalam merealisasikan ketakwaan dan mem-peringatkan mereka agar tidak meninggalkannya. Yaitu, informasi tentang kondisi-kondisi dahsyat di Hari Kiamat. Allah berfirman, ﴾ إِنَّ زَلۡزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَيۡءٌ عَظِيمٞ 1 ﴿ "Sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)," tingkat kenge-riannya tidak mampu diperkirakan dan tidak mampu diketahui bagaimana kenyataannya. Yang demikian itu, saat terjadinya Hari Kiamat, bumi mengalami kekeringan, bergetar dan bergerak-gerak, serta digoncang-goncangkan dengan goncangan yang sangat keras. Gunung-gunung terpecah-belah, tercabut (dari pangkalnya) dan menjelma pasir-pasir bertumpukan yang beterbangan. Kemudian menjadi debu-debu yang berhamburan.
Berikutnya, manusia terbagi-bagi menjadi tiga golongan. Di saat itulah, langit terbelah, matahari dan bulan digulung, bintang-bintang jatuh berserakan. Kemudian, terjadilah kekacauan dan prahara yang mengerikan kalbu, menggelisahkan hati, memutih-kan rambut anak-anak kecil dan melenyapkan ketulian yang sudah parah.
(2) Oleh karenanya, Allah berfirman,﴾ يَوۡمَ تَرَوۡنَهَا تَذۡهَلُ كُلُّ مُرۡضِعَةٍ عَمَّآ أَرۡضَعَتۡ ﴿ "(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya lalai dari anak yang disusuinya," padahal seorang ibu itu tercipta dengan bawaan sangat mencintai anaknya. Terutama dalam kondisi tersebut (masa persusuan) yang ia (bayi) tidak bisa hidup kecuali bersama ibunya.﴾ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ حَمۡلَهَا ﴿ "Dan segala kandungan wanita yang hamil menjadi gugur," karena kerisauan dan ketakutan yang sangat dahsyat.﴾ وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ ﴿ "Dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk," maksudnya engkau wahai orang yang melihat, mengira mereka sedang mabuk karena minum mi-numan keras. Padahal mereka tidak sedang dilanda mabuk.
﴾ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٞ 2 ﴿ "Akan tetapi azab Allah itu sangat keras." Oleh sebab itu, azab itu sanggup meniadakan akal-akal sehat me-reka dan mengosongkan hati-hati mereka serta menjejalinya dengan perasaan gelisah. Jantung-jantung sudah sampai ke tenggorokan. Pandangan-pandangan mata menjadi terbelalak. [Dan] pada hari itu, seorang ayah tidak bisa membela anaknya. Demikian juga, anak tidak kuasa membela ayah kandungnya sedikit pun. Pada hari itu, seseorang lari dari saudaranya, ibunya, ayahnya, istrinya dan anak-anaknya serta dari familinya yang melindungi dirinya. Setiap orang pada hari itu, mempunyai urusan yang menyibukkan-nya. Di sana, orang yang zhalim akan menggigit jari seraya berkata, "Aduhai kiranya aku dulu meniti jalan bersama rasul. Aduhai kira-nya aku dahulu tidak menjadikan Fulan sebagai kawan karib."
Pada hari itu, ada wajah yang menghitam, dan ada wajah yang berubah putih berseri, timbangan-timbangan yang digunakan untuk menghitung berat biji sawi kebaikan dan kejelekan ditegak-kan. Lembaran-lembaran amalan dengan seluruh kandungan amalan dan ucapan serta niat-niat, kecil atau besar disebarkan (kepada para pemiliknya). Jalan shirath dibentangkan di atas perut Jahanam. Surga didekatkan bagi kaum muttaqin (orang-orang yang bertakwa). Neraka Jahim diperlihatkan bagi orang-orang yang sesat. Bila ia (Neraka Jahim) melihat mereka dari kejauhan, maka mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. Dan akan dikatakan kepada mereka, "Jangan kamu sekalian meng-harapkannya satu kebinasaan, (namun) harapkanlah kebinasaan yang banyak." Apabila mereka memanggil-manggil Rabb mereka, supaya sudi mengeluarkan dari neraka, maka Allah berkata, "Hina-lah kalian di dalamnya. Jangan sekali-kali mengajak bicara kepada-Ku." Rabb kalian Yang Maha Penyayang telah murka, dan siksaan yang pedih telah mendatangi kalian. Mereka pun putus asa dari setiap kebaikan. Mereka menjumpai seluruh aktifitas amalan me-reka, tanpa kehilangan sekecil kulit ari atau qithmir (kulit tipis).
Begitulah…. Sementara itu, kaum yang bertakwa berada dalam perasaan penuh suka-cita di taman-taman surga. Dan me-reka bergelimang keceriaan dalam beraneka macam kenikmatan. Mereka kekal dalam suasana kenikmatan yang disukai oleh jiwa-jiwa mereka. Sepatutnya bagi orang cerdas yang mengetahui semua peristiwa ini akan datang di hadapannya, maka dia harus mem-persiapkan bekal untuk menyongsongnya, jangan sampai angan-angan kosong melalaikannya, hingga akhirnya dia meninggalkan untuk beramal. Hendaknya ketakwaan kepada Allah merupakan semboyannya, rasa takut kepadaNya menjadi selimut yang menu-tupinya, serta kecintaan dan dzikir kepadaNya menjadi ruh selu-ruh aktifitasnya.