An-Naml Ayat 69
قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ ( النمل: ٦٩ )
Qul Sīrū Fī Al-'Arđi Fānžurū Kayfa Kāna `Āqibatu Al-Mujrimīna. (an-Naml 27:69)
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Berjalanlah kamu di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa. (QS. [27] An-Naml : 69)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Katakanlah kepada mereka yang mendustakanmu, wahai Nabi Muhammad, sebagai peringatan dan ancaman untuk mereka, “Berjalanlah kamu semua di muka bumi, lalu perhatikanlah sejarah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa dengan mendustakan para Rasul di masa lalu, agar kamu dapat mengambil pelajaran yang membuat kamu takut akan azab Allah. Allah telah membinasakan mereka, dan akan memperlakukan hal yang sama terhadap kamu jika kamu tidak beriman.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini, Allah menyuruh Nabi Muhammad saw agar memberi nasihat dan petunjuk kepada orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan. Nabi saw menyuruh mereka untuk melakukan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana nasib orang-orang yang berdosa di antara umat-umat terdahulu yang mendustakan Allah dan para rasul yang diutus-Nya. Bagaimana umat-umat itu telah mengalami kehancuran sebagai akibat kekafiran mereka kepada Allah dan hari Kebangkitan. Hendaknya peristiwa-peristiwa itu menjadi pelajaran bagi mereka. Akan tetapi, mereka tetap saja dalam keingkaran, sehingga mereka akan mengalami kehancuran, berdasarkan sunatullah yang tetap berlaku.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menjawab dugaan mereka yang kafir dan tidak percaya kepada hari berbangkit:
Katakanlah. (An Naml:69)
hai Muhammad, kepada mereka itu.
Berjalanlah kalian (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa. (An Naml:69)
Yang mendustakan para rasul dan mendustakan berita adanya hari berbangkit yang disampaikan oleh para rasul dan berita-berita lainnya. Maka perhatikanlah apa yang telah menimpa mereka dari azab Allah dan pembalasan-Nya, dan Allah menyelamatkan di antara mereka utusan-utusan-Nya serta para pengikut mereka yang beriman. Hal tersebut menunjukkan kebenaran dari apa yang disampaikan oleh para rasul itu.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Katakanlah!, "Berjalanlah kalian di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa) karena ingkar kepada adanya hari berbangkit, yaitu dibinasakan-Nya mereka oleh azab-Nya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Wahai Muhammad, katakan kepada mereka, "Berjalanlah sampai ke ujung dunia, lalu perhatikanlah bukti-bukti sejarah yang ditinggalkan oleh orang-orang pendusta yang diazab Allah, agar kalian dapat mengambil pelajaran yang membuat kalian takut akan azab-Nya!"
6 Tafsir as-Saadi
"Katakanlah, 'Tidak ada seorang pun di langit dan bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah,' dan mereka tidak mengetahui kapankah mereka akan dibangkitkan. Sebenarnya pe-ngetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta darinya. Berkatalah orang-orang yang kafir, 'Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesung-guhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)? Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini dan (juga) bapak-bapak kami da-hulu; ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu kala.' Katakanlah, 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhati-kanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa'." (An-Naml: 65-69).
(65) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwasanya hanya Dia Yang Esa yang mengetahui rahasia langit dan bumi, sebagaimana dije-laskan dalam FirmanNya,
﴾ وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۚ وَمَا تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٖ فِي ظُلُمَٰتِ ٱلۡأَرۡضِ وَلَا رَطۡبٖ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ 59 ﴿
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur me-lainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (Al-An'am:59); dan juga seperti disebutkan dalam FirmanNya yang lain,
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلۡغَيۡثَ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡأَرۡحَامِۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسٞ مَّاذَا تَكۡسِبُ غَدٗاۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسُۢ بِأَيِّ أَرۡضٖ تَمُوتُۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرُۢ 34 ﴿
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan menge-tahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat me-ngetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesung-guhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Luqman: 34).
Hal-hal yang ghaib seperti ini dan yang serupa dengannya, hanya Allah سبحانه وتعالى yang mengetahuinya. Ia tidak diketahui oleh se-orang malaikat yang paling dekat (kepada Allah) dan tidak pula oleh seorang nabi yang diutus. Jika hanya Dia semata yang menge-tahui hal-hal seperti itu, dan pengetahuanNya meliputi seluruh apa yang tersembunyi, tidak nampak dan samar, maka ibadah hanya berhak dipersembahkan kepadaNya semata.
Kemudian Allah سبحانه وتعالى menginformasikan tentang betapa rapuh-nya pengetahuan orang-orang yang mendustakan tentang akhirat, seraya beralih dari sesuatu menuju kepada sesuatu lain yang lebih (dalam) daripadanya, seraya berfirman, ﴾ وَمَا يَشۡعُرُونَ ﴿ "Dan mereka tidak menyadari," maksudnya, mereka tidak mengetahui, ﴾ أَيَّانَ يُبۡعَثُونَ ﴿ "kapan mereka akan dibangkitkan." Maksudnya, kapan kebangkitan, dan kehidupan kembali dari kubur. Maka dari itu mereka tidak siap.
(66) ﴾ بَلِ ٱدَّٰرَكَ عِلۡمُهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِۚ ﴿ "Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana)." Maksudnya, sebenarnya pengetahuan mereka sangat lemah dan sangat kurang, dan belum menjadi keyakinan, tidak pula menjadi pengetahuan yang sampai ke dalam hati. Ini adalah tingkatan pengetahuan yang paling dang-kal dan paling rendah, lemah dan rapuh. Bahkan mereka tidak mempunyai ilmu walaupun sedikit. Dan s e s u n g g u h n y a ﴾ هُمۡ فِي شَكّٖ مِّنۡهَاۖ ﴿ "malahan mereka ragu-ragu tentangnya" maksudnya, (ragu-ragu) tentang akhirat itu, dan dengan adanya keraguan itu ilmu (penge-tahuan) menjadi sirna, sebab ilmu (pengetahuan) itu dengan semua tingkatannya tidak bisa bersatu dengan keraguan, ﴾ بَلۡ هُم مِّنۡهَا ﴿ "lebih-lebih lagi mereka darinya" maksudnya, dari akhirat, ﴾ عَمُونَ ﴿ "buta." Mata hati mereka telah buta darinya, dan di dalam hati mereka tidak ada keyakinan kepada kejadiannya, atau kemungkinan akan terjadi; bahkan mereka mengingkarinya dan menganggapnya tidak mungkin.
(67) Maka dari itu Allah berfirman,﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَءِذَا كُنَّا تُرَٰبٗا وَءَابَآؤُنَآ أَئِنَّا لَمُخۡرَجُونَ ﴿ "Berkatalah orang-orang yang kafir, 'Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesungguh-nya kita akan dikeluarkan?" Maksudnya, ini sangat tidak mungkin. Mereka menganalogikan kekuasaan Dzat Yang Mahasempurna kekuasaanNya dengan kekuasaan mereka yang sangat lemah.
(68) ﴾ لَقَدۡ وُعِدۡنَا هَٰذَا ﴿ "Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini," maksudnya, dengan kebangkitan, ﴾ نَحۡنُ وَءَابَآؤُنَا مِن قَبۡلُ ﴿ "kami dan juga bapak-bapak kami dahulu," namun ia pun tidak kunjung mendatangi kami, dan kami pun tidak pernah melihatnya sedikit pun darinya. ﴾ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّآ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "Ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu kala." Maksudnya, cerita dan dongeng-do-ngeng mereka yang digunakan untuk melewatkan waktu, padahal ia sama sekali tidak memiliki landasan (bukti) dan tidak pula mem-punyai kebenaran tentangnya.
Allah beralih di dalam memberitakan tentang keadaan orang-orang yang mendustakan kepada pemberitaan bahwa mereka tidak mengetahui kapan waktu akhirat itu, kemudian pemberitaan ten-tang kelemahan ilmu pengetahuan mereka tentangnya. Kemudian pemberitaan bahwa pengetahuan mereka itu adalah keraguan, kemudian pemberitaan tentang kebutaan mereka, kemudian pem-beritaan tentang keingkaran mereka dan anggapan mereka bahwa akhirat itu sangat tidak mungkin akan terjadi. Maksudnya, dan disebabkan keadaan dan kondisi seperti itu maka hilanglah rasa takut kepada akhirat dari dalam hati mereka. Maka dari itu mereka berani melakukan maksiat terhadap Allah, dan sangat mudah bagi mereka untuk mendustakan kebenaran dan meyakini yang batil (palsu), dan mereka menghalalkan segala keinginan (syahwat) de-ngan mengorbankan segala bentuk ibadah. Maka dari itu mereka rugi dunia dan akhirat.
(69) Kemudian Allah mengingatkan mereka akan kebenar-an apa saja yang diinformasikan oleh para rasul, seraya berfirman, ﴾ قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Katakanlah, 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa'." Oleh karena itu, kalian tidak akan menemukan seorang yang berdosa yang terus dalam perbuatan dosanya melainkan ke-sudahannya adalah seburuk-buruk kesudahan, dan Allah سبحانه وتعالى telah menimpakan terhadapnya sebagian dari keburukan dan siksaan yang laik dengan keadaannya.