An-Nisa' Ayat 68
وَّلَهَدَيْنٰهُمْ صِرَاطًا مُّسْتَقِيْمًا ( النساء: ٦٨ )
Wa Lahadaynāhum Şirāţāan Mustaqīmāan. (an-Nisāʾ 4:68)
Artinya:
dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan yang lurus. (QS. [4] An-Nisa' : 68)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Pada waktu yang bersamaan, pasti Kami akan tunjukkan pula kepada mereka jalan yang lurus yang mengantarkan mereka menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kemudian dijelaskan bahwa kalau mereka berbuat kebaikan dan mematuhi segala perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya serta beramal dengan penuh ikhlas, niscaya Allah akan memberikan kepada mereka pahala yang besar dan akan memimpin mereka ke jalan yang lurus yang dapat membawa kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
dan pasti kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
Yakni di dunia dan akhirat.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan tentulah akan Kami bimbing mereka ke jalan yang lurus). Kata sebagian sahabat kepada Nabi saw., "Betapa caranya kami dapat melihat baginda dalam surga padahal baginda berada pada tingkat yang tinggi sedangkan kami di tingkat bawah?" Maka turunlah ayat:
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Selain itu, mereka tentu akan ditunjukkan Allah jalan yang lurus dan jelas, oleh sebab ketaatan mereka terhadap tugas yang mampu dilaksanakan.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka, 'Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu', niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). Dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus." (An-Nisa`: 66-68).
(66) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa seandainya Allah me-wajibkan atas hamba-hambaNya perintah-perintah yang berat bagi jiwa berupa membunuh jiwa dan keluar dari negeri, niscaya tidak akan ada yang melaksanakannya kecuali hanya sedikit dari mereka dan jarang, karena itu hendaklah mereka memuji Rabb mereka dan bersyukur kepadaNya atas apa yang telah Allah mudahkan bagi mereka dalam perintah-perintahNya yang menjadi mudah bagi siapa saja dan tidak akan berat untuk dikerjakan, hal ini mengandung isyarat bahwa sepatutnya seorang hamba mem-perhatikan kebalikan dari apa yang ada padanya dari hal-hal yang dibenci, agar seluruh ibadah menjadi ringan baginya, dan bertam-bahlah pujian dan rasa syukur kepada Rabbnya.
Kemudian Allah mengabarkan bahwa seandainya mereka, ﴾ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ ﴿ "melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka" yaitu apa yang ditugaskan kepada mereka dalam setiap waktu yang sesuai dengan perhitungannya, lalu mereka mengerahkan segala semangat dan usaha keras mereka, mempersiapkan diri mereka untuk melaksanakannya dan menyempurnakannya, dan jiwa mereka tidak berhasrat terhadap apa yang mereka tidak akan sampai kepadanya, dan tidak juga mereka berada di hadapannya, maka inilah yang patut bagi seorang hamba untuk melihat kondisi yang mewajibkannya untuk melaksanakan perintah tersebut, lalu menyempurnakannya, kemudian ia melangkah setahap demi setahap, hingga ia sampai kepada apa yang ditentukan untuknya berupa ilmu dan amal dalam perkara agama maupun dunianya. Hal ini berbeda dengan seseorang yang jiwanya sangat menggebu terhadap suatu perkara yang ia tidak akan mencapainya dan ia pun tidak diperintahkan kepadanya, sesungguhnya ia hampir tidak akan sampai kepada hal itu disebabkan oleh tidak teraturnya tekad, terjadinya kemalasan, dan hilangnya semangat.
Kemudian Allah menyiapkan bagi apa yang mereka peroleh dari pelaksanaan apa-apa yang diajarkan kepada mereka, yaitu ada empat perkara;
Pertama, kebaikan, sebagaimana terdapat dalam FirmanNya, ﴾ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۡ ﴿ "Tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka," maksudnya, pastilah mereka itu menjadi bagian dari orang-orang yang terbaik yang memiliki sifat-sifat seperti sifat-sifat mereka berupa perbuatan baik di mana mereka diperintahkan kepadanya, yakni, akan hilang dari mereka sifat-sifat orang-orang jahat, karena adanya suatu hal berkonsekuensi tidak adanya hal yang berlawanan dengannya.
Kedua, akan memperoleh keteguhan dan kekuatan serta peningkatannya, karena Allah سبحانه وتعالى akan meneguhkan (keyakinan) orang-orang yang beriman disebabkan oleh apa yang mereka tunaikan berupa keimanan yaitu menunaikan apa yang diajarkan kepada mereka. Allah meneguhkan mereka di kehidupan dunia ketika terjadinya fitnah dalam perkara yang berhubungan dengan perintah, larangan, dan musibah-musibah, hingga mereka mem-peroleh keteguhan di mana mereka diberi taufik untuk dapat me-laksanakan perintah dan meninggalkan larangan yang sangat ingin dilakukan oleh jiwa, dan juga ketika terjadinya cobaan-cobaan yang dibenci oleh seorang hamba, lalu ia dibimbing kepada keteguhan dengan taufik kepada kesabaran atau kepada keridhaan atau bahkan kepada kesyukuran, sehingga turunlah pertolongan Allah kepadanya agar ia mampu melaksanakannya, dan mereka juga akan memperoleh keteguhan di atas agama ketika menghadapi kematian dan juga di dalam kubur. Demikian juga, sesungguhnya seorang hamba yang melakukan apa yang diperintahkan kepada-nya, ia selalu melatih diri menunaikan perintah-perintah syariat hingga ia terbiasa dengannya bahkan ia rindu kepadanya dan ke-pada hal-hal yang sepertinya, maka hal itu akan menjadi penolong baginya untuk tetap teguh dalam mengerjakan segala ketaatan.
(67) Ketiga, FirmanNya, ﴾ وَإِذٗا لَّأٓتَيۡنَٰهُم مِّن لَّدُنَّآ أَجۡرًا عَظِيمٗا ﴿ "Dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami," yaitu di dunia maupun di akhirat, untuk ruh, hati, dan tubuh, dan berupa kenikmatan abadi yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbesit dalam benak seorang manusia pun.
(68) Keempat, petunjuk kepada jalan yang lurus, dan ini merupakan keumuman setelah kekhususan, karena keutamaan petunjuk kepada jalan yang lurus tersebut, dan apa yang dikan-dungnya dari ilmu tentang kebenaran, mencintainya, mendahulu-kannya dan beramal dengannya, dan ketergantungan kebahagiaan dan kemenangan padanya, maka barangsiapa yang diberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sesungguhnya ia telah dibimbing kepada setiap kebaikan dan akan terlepas darinya setiap keburukan dan kezhaliman.