Dan orang-orang yang berbantah-bantah tentang (agama) Allah setelah (agama itu) diterima, perbantahan mereka itu sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan mereka mendapat azab yang sangat keras. (QS. [42] Asy-Syura : 16)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Ayat yang lalu menegaskan bahwa tidak ada lagi bantahan yang terjadi antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir. Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa orang-orang yang berbantah-bantah tentang agama Allah dan berusaha memalingkan orang-orang yang beriman dari agama-Nya setelah agama itu diterima dan diimani oleh mereka, perbantahan mereka itu menjadi sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan Allah dengan dijauhkannya mereka dari rahmat-Nya sebagai akibat dari perbuatan mereka dan mereka mendapat azab yang sangat keras di akhirat kelak.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang yang masih membantah kebenaran agama Allah, sekalipun agama itu telah diterima baik oleh masyarakat, akan sia-sia usaha dan bantahan mereka. Mereka itu dimurkai Allah karena keberanian mereka mengingkari kebenaran agama Islam, mereka akan diazab di hari kemudian karena keangkuhan mereka meninggalkan agama yang hak yang dapat dibuktikan kebenarannya. Diriwayatkan bahwa orang-orang Yahudi berkata kepada orang-orang Mukmin, "Wahai orang-orang Mukmin! Kamu sekalian telah mengatakan bahwa mengambil dan menerima yang sudah disepakati, lebih baik daripada mengambil dan menerima yang sudah diperselisihkan. Kenabian Musa dan kitab Taurat-nya telah diterima dan disepakati kebenarannya sedangkan kenabian Muhammad masih diperselisihkan dan dipersengketakan. Jadi agama Yahudilah yang pantas dan layak diambil dan diterima." Untuk melumpuhkan alasan mereka itu, Allah mengemukakan hujjah bahwa kewajiban beriman dan mempercayai kebenaran Musa adalah karena adanya mukjizat yang diberikan Allah kepadanya yang menunjukkan dan membuktikan kebenarannya. Beberapa mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw bisa disaksikan sendiri oleh orang-orang Yahudi. Maka wajiblah atas kita semua mengakui dan mempercayai kenabian Muhammad saw itu.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. mengancam orang-orang yang menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah. Untuk itu Dia berfirman:
Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima. (Asy-Syura: 16)
Yakni mereka membantah orang-orang mukmin yang memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya, dengan tujuan untuk menghalang-halangi mereka dari jalan hidayah yang ditempuhnya.
Maka bantahan mereka itu sia-sia saja di sisi Tuhan mereka. (Asy-Syura: 16)
Yaitu batil di sisi Allah.
mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka azab yang keras. (Asy-Syura: 16)
Yakni kelak di hari kiamat.
Ibnu Abbas r.a. dan Mujahid mengatakan bahwa mereka mendebat kaum mukmin sesudah kaum mukmin memenuhi seruan Allah dan rasul-Nya, untuk menghalang-halangi mereka dari jalan petunjuk dan menginginkan agar orang-orang mukmin itu kembali ke jalan Jahiliah sama dengan mereka.
Qatadah mengatakan, yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Mereka mengatakan kepada orang-orang mukmin, "Agama kami lebih baik daripada agamamu, dan nabi kami ada sebelum nabi kamu. Maka kami lebih baik daripada kamu dan lebih diutamakan oleh Allah daripada kamu." Padahal mereka dusta dalam pengakuannya itu.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan orang-orang yang membantah) agama (Allah) maksudnya, membantah Nabi-Nya (sesudah agama itu diterima) sesudah diimani dan nyatanya mukjizat yang dibawanya, yang dimaksud dengan mereka adalah orang-orang Yahudi (maka bantahan mereka itu sia-sia saja) atau batil (di sisi Rabb mereka. Mereka mendapat kemurkaan Allah dan bagi mereka azab yang sangat keras.)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Orang-orang yang memperdebatkan agama Allah setelah seruannya yang jelas itu diterima oleh manusia, alasan mereka tidak bisa diterima di sisi Allah. Mereka akan mendapatkan murka besar karena sifat kafir mereka dan mereka ditunggu oleh azab yang menyakitkan.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan orang-orang yang membantah Allah sesudah ia dite-rima, maka bantahan mereka itu sia-sia saja di sisi Rabb mereka. Mereka mendapat kemurkaan dan bagi mereka azab yang sangat keras." (Asy-Syura: 16). (16) Ini adalah pengukuhan terhadap Firman Allah (pada ayat sebelumnya), ﴾ لَا حُجَّةَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُۖ ﴿ "Tidak ada hujjah di antara kami dengan kalian." Di sini Allah mengabarkan bahwa ﴾ وَٱلَّذِينَ يُحَآجُّونَ فِي ٱللَّهِ ﴿ "orang-orang yang membantah Allah" dengan argumen-argumen yang palsu dan syubhat-syubhat yang kontradiksi, ﴾ مِنۢ بَعۡدِ مَا ٱسۡتُجِيبَ ﴿ "sesudah ia diterima" untuk Allah, yakni, sesudah orang-orang yang berakal menerima seruan Allah setelah Dia menjelaskan kepada mereka ayat-ayat yang pasti dan argumen-argumen yang akurat, maka mereka yang membantah kebenaran itu setelah kebenaran itu jelas, ﴾ حُجَّتُهُمۡ دَاحِضَةٌ ﴿ "maka bantahan mereka itu sia-sia saja," artinya, palsu lagi tertolak, ﴾ عِندَ رَبِّهِمۡ ﴿ "di sisi Rabb mereka," sebab ia mengan-dung penolakan terhadap kebenaran; dan setiap yang menyalahi kebenaran itu pasti batil. ﴾ وَعَلَيۡهِمۡ غَضَبٞ ﴿ "Mereka mendapat kemurkaan," karena kedurhakaan dan sikap berpaling mereka dari hujjah-hujjah Allah dan penjelasan-penjelasanNya dan karena mereka mendusta-kannya, ﴾ وَلَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدٌ ﴿ "dan bagi mereka azab yang sangat keras." Dan itu adalah akibat dari murka Allah terhadap mereka. Inilah hukuman bagi setiap orang yang mendebat kebenaran dengan ke-batilan.