Al-Waqi'ah Ayat 87
تَرْجِعُوْنَهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ( الواقعة: ٨٧ )
Tarji`ūnahā 'In Kuntum Şādiqīna. (al-Wāqiʿah 56:87)
Artinya:
kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar? (QS. [56] Al-Waqi'ah : 87)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
86-87. Setelah mengetahui keadaan orang yang sekarat, maka mengapa jika kamu memang benar tidak dikuasai oleh Allah dan bisa melakukan apa saja, kamu tidak mengembalikan nyawa itu ke tempatnya jika kamu, seperti pengakuanmu, adalah orang-orang yang benar?88-89. Adapun jika dia yang mati itu termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah karena ketaatan dan amal baiknya, maka dia pasti akan memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga yang penuh kenikmatan sebagai balasan atas semua yang telah mereka perbuat di dunia.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
(86-87) Ayat-ayat ini menerangkan tentang manusia yang sedang mengha¬dapi sakratulmaut, mereka dalam keadaan sama sekali tidak berdaya, dan manakala mereka mempunyai kesanggupan dan kemampuan, tentulah mereka dapat menahan nyawa mereka ketika sampai di tenggorokan, untuk me¬¬ngem¬balikannya kepada keadaan semula seperti ketika keadaan sehat.
Anggapan mereka bahwa hari kebangkitan dan pembalasan semuanya itu tidak ada. Kenyataannya, mereka tidak berdaya menahan rohnya ketika sampai di tenggorokannya, namun mereka membangkang.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Adapun firman Allah Swt.:
maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya). (Al-Waqi'ah: 86-87)
Maknanya ialah bahwa mengapa kamu tidak mengembalikan roh yang sekarang telah sampai di kerongkonganmu ke tempatnya semula dalam tubuhmu, jika kamu merasa tidak berada dalam kekuasaan Allah? Menurut Ibnu Abbas r.a. makna madinin ialah dihisab. Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, As-Saddi, dan Abu Hirzah.
Sa'id ibnu Jubair dan Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka mengapajika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? (Al-Waqi'ah: 86) Yakni tidak percaya bahwa kamu akan dibalasi dan dibangkitkan serta dihisab, maka kembalikanlah rohmu itu ke tempatnya.
Diriwayatkan pula dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: tidak dikuasai (oleh Allah). (Al-Waqi'ah: 86) Yaitu tidak meyakini.
Maimun ibnu Mahran mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah tidak diazab dan tidak dikalahkan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kalian mengembalikan nyawa itu) maksudnya, mengembalikannya ke dalam tubuh kalian sendiri sesudah nyawa itu mencapai kerongkongan? (jika kalian adalah orang-orang yang benar) di dalam pengakuan kalian itu. Lafal Falaulaa yang kedua mengukuhkan makna lafal Laulaa pertama. Sedangkan lafal Idzaa yang terkandung di dalam lafal Hiinaidzin menjadi Zharaf bagi lafal Tarji'uuna yang bergantung kepadanya kedua Syarat tersebut. Makna ayat, mengapa kalian tidak mengembalikan nyawa kalian sendiri ke dalam tubuh kalian, jika kalian tidak mempercayai adanya hari berbangkit dan kalian benar-benar meniadakannya? Yakni hendaknya kalian meniadakan pula kematian itu sebagai pengganti dari ketidakpercayaan kalian kepada adanya hari berbangkit.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Jika kalian tidak tunduk di bawah ketuhanan Kami, mengapa tidak kalian kembalikan saja nyawa itu, jika pernyataan kalian bahwa kalian memiliki kekuatan yang tidak tertundukkan itu memang benar?
6 Tafsir as-Saadi
"Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. Sesungguhnya al-Qur`an ini adalah bacaan yang sangat mulia. Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh). Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disuci-kan. Diturunkan dari Rabb semesta alam. Maka apakah kamu menganggap remeh saja al-Qur`an ini. Kamu (mengganti) rizki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah). Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah), kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?" (Al-Waqi'ah: 75-87).
(75-76) Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan bintang-bintang dan tempat beredarnya, yakni tempat jatuhnya di tempat-tempat ter-benamnya dan apa yang Allah adakan di waktu-waktu tersebut berupa kejadian-kejadian yang menunjukkan keagungan, kebesaran, dan keesaanNya. Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengagungkan apa yang Dia bersumpah dengannya seraya berfirman, ﴾ وَإِنَّهُۥ لَقَسَمٞ لَّوۡ تَعۡلَمُونَ عَظِيمٌ ﴿ "Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu me-ngetahui," sumpah ini adalah sumpah yang agung, karena pada bintang-bintang, peredarannya, jatuhnya di tempat-tempat terbe-namnya adalah merupakan tanda-tanda dan peringatan yang tidak mungkin dapat dihitung.
(77) Adapun yang disumpahkan atasnya adalah penetapan al-Qur`an, dan bahwa al-Qur`an itu adalah benar adanya yang tidak ada keraguan padanya dan tidak ada kebimbangan mengenainya. Dan bahwasanya al-Qur`an itu ﴾ كَرِيمٞ ﴿ "sangat mulia," maksudnya, (mengandung) kebaikan yang sangat banyak dan ilmu yang sangat melimpah. Semua kebaikan dan ilmu hanya diambil dan diintisari-kan dari Kitabullah itu.
(78) ﴾ فِي كِتَٰبٖ مَّكۡنُونٖ ﴿ "Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mah-fuzh)" yaitu terpelihara dari mata para makhluk. Kitab yang terpeli-hara ini adalah Lauhul Mahfuzh, maksudnya bahwa al-Qur`an ini termaktub di Lauhul Mahfuzh, teragungkan di sisi Allah dan di sisi para malaikat di al-Malaul a'la.
Ada (juga) kemungkinan bahwa yang dimaksud dengan kitab yang terpelihara adalah kitab yang berada di tangan para malaikat yang Allah turunkan untuk menyampaikan wahyu dan risalahNya. Dan yang dimaksud dengan hal itu adalah bahwasanya kitab ter-sebut terpelihara dari para setan, yang mana mereka tidak mampu untuk merubahnya, tidak mampu menambah dan tidak mampu mengurangi maupun mencurinya.
(78) ﴾ لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلۡمُطَهَّرُونَ ﴿ "Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan." Maksudnya bahwa al-Qur`an itu tidak di-sentuh kecuali oleh para malaikat yang mulia, yang mana Allah سبحانه وتعالى telah menyucikan mereka dari segala kesalahan, dosa, dan cela. Apabila al-Qur`an itu tidak disentuh kecuali oleh para malaikat yang disucikan, dan bahwasanya makhluk-makhluk yang keji dan setan-setan tidak memiliki kemampuan maupun kekuatan untuk menyentuhnya, maka ayat ini menunjukkan adanya peringatan bahwasanya tidaklah boleh menyentuh al-Qur`an kecuali orang yang suci, sebagaimana disebutkan di dalam hadits Rasulullah a. Karena itulah ada yang berpendapat bahwa ayat ini merupakan khabar yang bermakna larangan, maksudnya, tidak boleh menyen-tuh al-Qur`an kecuali orang yang suci.
(8 0 0 0 ) ﴾ تَنزِيلٞ مِّن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Diturunkan dari Rabb semesta alam," maksudnya bahwa al-Qur`an ini menyandang predikat yang mulia tersebut yaitu bahwa ia diturunkan dari Rabb semesta alam, Yang mengatur para hambaNya dengan berbagai macam nikmatNya, baik kenikmatan agama maupun kenikmatan dunia. Dan pengaturan Allah yang paling agung bagi hamba-hambaNya adalah dengan menurunkan al-Qur`an yang mencakup kemaslahatan dunia dan akhirat. Dan dengannya Allah telah merahmati para hamba dengan rahmat yang tidak mampu mereka syukuri, dan dari apa yang wajib bagi mereka untuk menegakkannya, mengumumkannya, berdakwah kepadanya, dan menjelaskannya.
(81) Oleh karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَفَبِهَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ أَنتُم مُّدۡهِنُونَ ﴿ "Maka apakah kamu menganggap remeh saja al-Qur`an ini?" Maksud-nya, apakah kitab yang agung dan penuh dengan hikmah ini ﴾ أَنتُم مُّدۡهِنُونَ ﴿ "kamu anggap remeh?" yakni kalian menyembunyikannya dan mengenyampingkannya karena takut kepada makhluk, takut kepada celaan mereka dan dari omongan-omongan mereka! Hal ini tidak boleh dan tidak pantas (kalian lakukan)! Akan tetapi yang pantas untuk diremehkan hanyalah perkataan yang pengucapnya tidaklah dapat dipercaya. Adapun al-Qur`an yang mulia ini adalah suatu kebenaran di mana tidak ada sesuatu pun yang mencoba mengunggulinya melainkan al-Qur`an itu pasti mengalahkannya, dan tidak ada sesuatu pun yang menandinginya, melainkan al-Qur`an itu pasti lebih tinggi darinya. Ialah al-Qur`an yang tidak boleh diremehkan dan tidak boleh disembunyikan, bahkan ia harus diumumkan dan disampaikan dengan terang-terangan.
(82) FirmanNya, ﴾ وَتَجۡعَلُونَ رِزۡقَكُمۡ أَنَّكُمۡ تُكَذِّبُونَ ﴿ "Kamu (mengganti) rizki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah)," maksudnya kalian membalas karunia rizki yang telah Allah berikan kepada kalian dengan mendustakan dan mengingkari nikmat Allah, kemu-dian kalian mengatakan, "Telah turun hujan kepada kami karena bintang ini dan ini!"[111] Kalian menisbatkan kenikmatan kepada selain Dzat yang mengadakannya. Mengapa kalian tidak bersyukur kepada Allah atas karunia yang telah Dia turunkan kepada kalian agar Dia menambahkan karuniaNya kepada kalian (dengan syukur tersebut), karena sesungguhnya pendustaan dan pengingkaran (terhadap nikmat Allah) adalah faktor diangkatnya kenikmatan dan datangnya bencana.
(83-85) ﴾ فَلَوۡلَآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلۡحُلۡقُومَ 83 وَأَنتُمۡ حِينَئِذٖ تَنظُرُونَ 84 وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنكُمۡ وَلَٰكِن لَّا تُبۡصِرُونَ 85 ﴿ "Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, pada-hal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tapi kamu tidak melihat." Maksudnya, maka mengapa tatkala ruh telah sampai di kerongkongan, padahal kalian melihat orang yang sedang sekarat dalam keadaan seperti itu, sedangkan sebe-narnya Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian dengan ilmu Kami dan para malaikat Kami, akan tetapi kalian tidak melihat?
(86-87) ﴾ فَلَوۡلَآ إِن كُنتُمۡ غَيۡرَ مَدِينِينَ ﴿ "Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)," maksudnya, apabila kalian beranggapan bahwa kalian tidak akan dibangkitkan, tidak akan dihisab dan tidak akan diberi balasan (atas semua perbuatan kalian), mengapa kalian tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya), ﴾ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Jika kamu adalah orang-orang yang benar" dan kalian mengakui bahwa kalian tidak mampu mengembalikan nyawa itu ke tempat-nya. Tatkala demikian, maka (hanya ada dua kemungkinan): Kalian mengakui kebenaran yang dibawa oleh Muhammad a, atau meng-ingkarinya, dan kalian tahu keadaan dan tempat kembali yang buruk. 9