As-Saff Ayat 14
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ ࣖ ( الصف: ١٤ )
Yā 'Ayyuhā Al-Ladhīna 'Āamanū Kūnw 'Anşāra Allāhi Kamā Qāla `Īsaá Abnu Maryama Lilĥawārīyīna Man 'Anşārī 'Ilaá Allāhi Qāla Al-Ĥawārīyūna Naĥnu 'Anşāru Allāhi Fa'āamanat Ţā'ifatun Min Banī 'Isrā'īla Wa Kafarat Ţā'ifatun Fa'ayyadnā Al-Ladhīna 'Āamanū `Alaá `Adūwihim Fa'aşbaĥū Žāhirīna (aṣ-Ṣaff 61:14)
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,” lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan kekuatan ke-pada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang. (QS. [61] As-Saff : 14)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Wahai orang-orang yang beriman! Di mana pun dan kapan pun kamu hidup, jadilah kamu penolong-penolong agama Allah dengan memahami, mengamalkan, dan mengharumkan Islam dan kaum muslim, serta berjihad membela hak dan kehormatan Islam sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, kaum hawariyun, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah dalam kehidupan ini?” Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata kepada Nabi Isa dengan meyakinkan, “Kamilah penolong-penolong agama Allah.” Mereka menyampaikan ajaran Allah kepada masyarakat dan mengajak masyarakat beriman dan mengamalkannya; lalu segolongan dari Bani Israil beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran Nabi Isa dengan setia; dan segolongan yang lain yang jumlahnya jauh lebih banyak memilih kafir, yaitu menjadi orang yang menutup diri, menolak, dan mendustakan ajaran Nabi Isa, bahkan berusaha menghalangi penyebaran ajarannya dan membunuh para juru dakwahnya. Orang beriman itu bermunajat kepada Kami, lalu Kami memberikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka dengan menghilangan perasaan lemah, takut, dan ragu untuk berjihad sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang dalam menghadapi musuh.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah memerintahkan kaum Muslimin agar menjadi penolong-penolong agama Allah, menyebarluaskan agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya sehingga tidak ada yang mengalahkannya, dengan beriman dan berjihad. Hal yang sama pernah dilakukan sahabat-sahabat terdekat Nabi Isa yang berkata kepada mereka, "Siapakah penolong agama Allah?" Mereka menjawab, "Kamilah penolong-penolong agama Allah."
Ketika Nabi Isa menyampaikan risalahnya kepada Bani Israil dengan bantuan sahabat-sahabat setianya, sebagian Bani Israil itu ada yang memperkenankan seruannya, sedang yang lain ada yang mengingkari dan menolaknya. Mereka yang menolak itu menuduh Isa sebagai seorang anak zina, yang dilahirkan karena perzinaan ibunya Maryam dengan seorang laki-laki, dan ada pula yang mengatakan bahwa Isa itu putra Allah, kekasih-Nya, dan sebagainya.
Dalam menghadapi orang-orang yang mengingkari seruan Nabi Isa itu serta mengada-adakan kebohongan tentangnya, maka Allah menguatkan hati orang-orang yang beriman dari mereka, sehingga mereka berhasil mengalahkan musuh-musuh itu. Firman Allah:
Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat). (Gafir/40: 51)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, bahwa hendaklah mereka menjadi penolong-penolong agama Allah dalam semua keadaan mereka dengan lisan, perbuatan, serta dengan mengurbankan jiwa dan harta benda mereka. Dan hendaklah mereka memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana kaum Hawariyyin memenuhi seruan Isa ketika ia berkata:
Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah? (Ash-Shaff: 14)
Yakni siapakah yang akan menolongku dalam menyampaikan seruan untuk menyembah Allah Swt.?
Pengikut-pengikut yang setia itu menjawab, "Kamilah penolong penolong agama Allah, " (Ash-Shaff: 14)
Kaum Hawariyyin adalah pengikut setia Nabi Isa a.s. Yakni kamilah orang-orang yang akan menolongmu dalam menyampaikan apa yang engkau diutus untuknya, dan kami akan mendukungmu dalam hal tersebut. Karena itulah maka Nabi Isa mengutus mereka guna menyeru manusia di negeri Syam dan di kalangan orang-orang Bani Israil dan orang-orang Yunani.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Rasulullah Saw. di musim-musim haji:
Siapakah orangnya yang mau memberiku tempat hingga aku dapat menyampaikan risalah Tuhanku, karena sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mencegahku untuk dapat menyampaikan risalah Tuhanku.
Hingga pada akhirnya Allah Swt. menetapkan baginya orang-orang Aus dan orang-orang Khazraj dari kalangan penduduk Madinah. Maka mereka membaiatnya, menolongnya, dan mengikat janji setia dengannya, bahwa mereka bersedia membelanya dari gangguan orang-orang berkulit hitam dan orang-orang berkulit merah jika dia berhijrah kepada mereka. Dan ketika beliau Saw. berhijrah kepada mereka dengan para sahabatnya, mereka memenuhi apa yang telah mereka janjikan kepada Allah Swt. melalui Rasul-Nya. Karena itulah maka Allah dan Rasul-Nya menamai mereka dengan sebutan kaum Ansar, dan akhirnya nama tersebut menjadi gelar bagi mereka, semoga Allah melimpahkan rida-Nya bagi mereka dan membuat mereka puas.
Firman Allah Swt.:
lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir. (Ash-Shaff: 14)
Yaitu setelah Isa putra Maryam a.s. menyampaikan risalah Tuhannya kepada kaumnya, dan ia mendapat dukungan dari orang-orang yang mendukungnya, yaitu dari kalangan kaum Hawariyyin; maka segolongan dari Bani Israil ada yang mendapat hidayah dari apa yang disampaikannya kepada mereka. Dan segolongan yang lainnya sesat, lalu menyimpang dari apa yang disampaikannya kepada mereka, bahkan mereka mengingkari kenabiannya dan menuduh dia dan ibunya dengan tuduhan-tuduhan yang tidak senonoh. Mereka adalah orang-orang Yahudi, semoga laknat Allah terus-menerus ditimpakan kepada mereka sampai hari kiamat. Ada pula segolongan dari para pengikutnya yang berpendapat ekstrem hingga mereka meninggikannya lebih dari apa yang diberikan oleh Allah kepadanya, yaitu kenabian; dan mereka menjadi berpecah belah terdiri dari berbagai macam aliran dan sekte. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa Isa adalah anak Allah, ada yang mengatakan bahwa dia adalah salah satu dari yang tiga, yaitu tuhan ayah, tuhan anak, dan Ruhul Qudus. Ada pula yang mengatakan bahwa Isa itu tuhan. Rincian mengenai hal ini telah diterangkan di dalam tafsir surat An-Nisa.
Firman Allah Swt.:
maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka. (Ash-Shaff: 14)
Yakni Kami berikan pertolongan kepada mereka dalam menghadapi orang-orang yang memusuhi mereka dari kalangan sekte-sekte Nasrani.
lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Ash-Shaff: 14)
atas musuh-musuh mereka, yang demikian itu terealisasikan bagi mereka setelah diutusnya Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Abu Ja'far ibnu Jarir rahimahullah.
Dia mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abus Sa-ib, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa ketika Allah Swt. hendak mengangkat Isa ke langit, terlebih dahulu Isa menemui sahabat-sahabatnya yang semuanya berada di dalam rumah yang sama; jumlah mereka ada dua belas orang. Saat itu Nabi Isa baru keluar dari mata air yang ada di dalam rumah itu, sedangkan dari rambut kepalanya masih menetes air bekas mandinya. Maka Isa berkata, "Sesungguhnya di antara kalian akan ada orang yang kafir kepadaku sebanyak dua belas kali sesudah ia beriman kepadaku." Selanjutnya Isa a.s. bertanya, "Siapakah yang rela mau menjadi orang yang mirip denganku, lalu ia akan dibunuh sebagai penggantiku, maka kelak dia akan mendapatkan derajat pahala yang sama denganku?" Lalu berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya di antara mereka, "Aku bersedia." Tetapi Nabi Isa menjawab, "Duduklah kamu!" Kemudian Isa a.s. mengulangi perkataannya kepada mereka. Maka pemuda itu bangkit lagi dan berkata, "Aku bersedia." Tetapi Isa a.s. berkata, "Duduklah kamu!" Kemudian Isa a.s. mengulangi perkataannya kepada mereka, dan ternyata pemuda itu berdiri kembali dan berkata, "Aku bersedia." Akhirnya Isa a.s. berkata, "Baiklah, engkaulah orangnya." Maka dijadikanlah dia mirip dengan Isa, sedangkan Isa a.s. sesudah itu diangkat ke langit dari atap rumah itu (sebuah lubang yang ada di atas rumah itu). Kemudian datanglah orang-orang Yahudi yang mengejarnya, lalu. mereka menangkap orang yang serupa Isa itu dan membunuhnya serta menyalibnya. Sebagian dari mereka kafir kepada Isa sebanyak dua belas kali sesudah mereka beriman kepadanya.
Pada akhirnya mereka berpecah belah menjadi tiga golongan; suatu golongan mengatakan, "Tadi tuhan bersama kita selama masa yang dikehendaki-Nya, kemudian ia naik ke langit," mereka adalah golongan Ya'qubiyah. Golongan yang lain mengatakan, "Tadi anak Allah ada bersama kita selama masa yang dikehendaki-Nya, kemudian Dia mengangkatnya ke sisi-Nya," mereka adalah golongan Nasturiyah. Dan golongan yang terakhir mengatakan, "Tadi hamba Allah dan Rasul-Nya ada bersama kita selama masa yang dikehendaki Allah, kemudian Allah mengangkatnya ke sisi-Nya," mereka adalah orang-orang yang Islam. Maka kedua golongan yang kafir itu memerangi golongan yang muslim dan membunuhi mereka, dan Islam sejak saat itu tidak disebut-sebut lagi hingga Allah Swt. mengutus Nabi Muhammad Saw. lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir. (Ash-Shaff: 14) Yakni segolongan dari kaum Bani Israil di masa Isa ada yang kafir, dan segolongan yang lainnya ada yang beriman. maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Ash-Shaff: 14) Yaitu dengan kemenangan Nabi Muhammad Saw. dan agamanya atas agama orang-orang kafir.
Demikianlah bunyi teks riwayat ini di dalam kitab tafsirnya (Ibnu Jarir) dalam tafsir ayat yang mulia ini. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Nasai dalam tafsir ayat ini di dalam kitab sunannya, dari Abu Kuraib, dari Muhammad ibnul Ala, dari Abu Muawiyah dengan lafaz yang sama.
Maka umat Nabi Muhammad Saw. masih tetap membela perkara yang hak hingga datanglah perintah Allah, sedangkan mereka dalam keadaan demikian, dan hingga orang-orang yang terakhir dari mereka memerangi Dajjal bersama-sama dengan Al-Masih Isa putra Maryam a.s., sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis-hadis sahih. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Demikianlah akhir dari tafsir surat Ash-Shaff, segala puji dan karunia adalah milik Allah.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Hai orang-orang yang beriman jadilah kalian penolong-penolong Allah) yakni agama-Nya; menurut suatu qiraat dibaca anshaarallah, artinya dengan dimudhafkan (sebagaimana telah dikatakan) dan seterusnya; makna yang dimaksud ialah sebagaimana yang telah dikatakan oleh kaum Hawariyyun. Pengertian ini disimpulkan dari ayat selanjutnya, yaitu (oleh Isa putra Maryam kepada pengikut-pengikutnya yang setia, "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah?") di antara orang-orang yang bersamaku. (Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, "Kami-lah penolong-penolong agama Allah") penolong-penolong atau Hawariyyun adalah teman-teman pilihan Nabi Isa, mereka adalah orang-orang yang paling pertama dan paling dahulu beriman kepada Nabi Isa, dan jumlah mereka ada dua belas orang laki-laki. Lafal Hawariyyun ini diambil dari asal kata al-hur yang artinya putih cemerlang. Akan tetapi menurut suatu pendapat yang lain dikatakan, adalah terdiri dari orang-orang yang pendek dan pakaian mereka dicelup dengan warna putih (lalu segolongan dari Bani Israel beriman) kepada Nabi Isa, dan mereka mengatakan, bahwa Nabi Isa itu adalah hamba Allah yang kemudian diangkat naik ke langit (dan segolongan yang lain kafir) karena mereka telah mengatakan, bahwasanya Nabi Isa itu adalah anak Allah, yang kemudian diangkat ke langit ke sisi-Nya. Akhirnya kedua golongan tersebut berperang (maka Kami berikan kekuatan) Kami jadikan kuat (orang-orang yang beriman) di antara dua golongan tersebut (terhadap musuh-musuh mereka) yakni golongan yang kafir (lalu mereka menjadi orang-orang yang menang) memperoleh kemenangan atas golongan yang kafir
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Wahai orang-orang beriman, jadilah kalian pembela Allah jika Rasul-Nya mengajak kalian untuk menjadi penolongnya, seperti para sahabat 'Isâ yang menjadi penolong Allah. Saat itu, 'Isâ berkata, "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah?" Para sahabatnya menjawab, "Kamilah penolong-penolong agama Allah. Lalu segolongan dari Banû Isrâ'îl beriman kepada 'Isâ dan segolongan yang lain tidak beriman. Maka Kami memberikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman itu dalam menghadapi musuh-musuh mereka yang kafir sehingga, dengan kekuatan itu, mereka menjadi menang.
6 Tafsir as-Saadi
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjuk-kan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga 'Adn. Itulah keberun-tungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (wak-tunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah, sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?' Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, 'Kamilah peno-long penolong agama Allah!,' lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka Kami berikan ke-kuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang." (Ash-Shaf: 10-14).
(10) Ini adalah wasiat, petunjuk, dan arahan dari Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Pemurah di antara para pemurah terhadap para hamba-hambaNya yang beriman, kepada bisnis terbesar, tuntutan paling luhur dan tujuan paling tinggi, yang jika didapat, akan menyela-matkan dari azab yang pedih dan mendapatkan kenikmatan abadi. Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kata penawaran yang menunjukkan bahwa hal ini adalah sesuatu yang diinginkan oleh orang yang bersabar dan yang berakal.
(11) Seolah-olah ada yang bertanya, "Transaksi apa yang ni-lainya sedemikian besar?" Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ﴿ "(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya," sebagaimana diketahui bahwa keimanan yang sempurna adalah membenarkan dengan bulat terhadap perintah Allah سبحانه وتعالى dengan cara membenarkannya yang mengharuskan untuk diamalkan oleh anggota badan. Dan yang paling utama adalah berjihad di jalanNya, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَتُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِكُمۡ وَأَنفُسِكُمۡۚ ﴿ "Dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu," dengan mencurahkan diri dan nyawa kalian untuk menyerang musuh Islam dengan maksud untuk menolong agama Allah سبحانه وتعالى dan meninggikan kalimatNya. Kalian mengeluarkan dana semampu kalian untuk tujuan itu meski hal itu tidak disukai dan terasa berat bagi jiwa, tapi jihad ﴾ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ﴿ "itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya." Dalam jihad terdapat kebaikan dunia seperti kemenangan dari musuh, kemuliaan yang menafikan kerendahan, keleluasaan rizki, dan ke-lapangan dada. Sedangkan kebaikan akhirat adalah mendapatkan pahala Allah سبحانه وتعالى dan selamat dari siksaNya.
(12) Karena itu Allah سبحانه وتعالى menyebutkan pahala di akhirat seraya berfirman, ﴾ يَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ ﴿ "Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu," mencakup dosa-dosa kecil dan dosa-dosa besar, karena beriman kepada Allah سبحانه وتعالى dan berjihad di jalanNya bisa menghapus dosa meski dosa besar. ﴾ وَيُدۡخِلۡكُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ ﴿ "Dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai," mak-sudnya, di bawah tempat tinggal, istana, ruangan kamar, dan pe-pohonannya mengalir sungai-sungai yang bersumber dari air yang rasa, aroma, dan warnanya tidak berubah, sungai-sungai dari susu yang rasanya tidak berubah, sungai dari khamar nikmat untuk me-reka yang meminumnya, dan sungai dari madu murni, dan mereka mendapatkan berbagai macam buah-buahan. ﴾ وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةٗ فِي جَنَّٰتِ عَدۡنٖۚ ﴿ "Dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di Surga 'Adn." Maksudnya, mencakup segala kebaikan berupa ketinggian, indah-nya bangunan dan perhiasan, hingga para penghuni kamar peng-huni surga tertinggi dapat dilihat oleh seluruh penduduk surga, laksana bintang gemerlap yang dapat dilihat di ufuk langit timur dan barat. Bahkan bangunan surga ada yang berasal dari batu bata emas, ada juga yang berbatu bata perak dan marmernya terbuat dari mutiara dan mutu manikam. Sebagian rumah di surga terbuat dari mutiara dengan berbagai warna-warni. Karena begitu cerah-nya, sisi dalam dapat dilihat dari luar dan sebaliknya. Di dalam surga terdapat kebaikan dan keindahan yang tidak dapat dilukis-kan oleh siapa pun dan tidak pernah terlintas di hati satu makhluk pun dari seluruh alam. Mereka tidak akan bisa mengangankannya hingga mereka melihatnya, menikmati keindahannya, dan menye-jukkan mata mereka.
Dalam kondisi seperti itu andai Allah سبحانه وتعالى tidak menciptakan penghuni surga secara sempurna dan tidak kekal, tentu hampir saja mereka mati karena terlalu bahagia. Mahasuci Dzat yang tidak ada satu pun makhlukNya yang bisa menghitung pujian untukNya. Tapi Dia adalah seperti yang Dia puji DiriNya sendiri dan di atas pu-jian seluruh makhluk. Mahasuci Allah Yang Mahaluhur lagi Indah yang menciptakan tempat kenikmatan. Menciptakan keluhuran dan keindahan di dalamnya yang membuat akal semua makhluk terpana dan tertarik hatinya. Mahatinggi Allah Yang bagiNya hikmah sempurna yang seandainya memperlihatkan surga pada para hambaNya hingga mereka melihat apa saja yang terdapat di dalamnya, tentu tidak ada seorang pun yang akan ketinggalan dan tentu tidak ada seorang pun yang mau hidup di dunia yang kenikmatannya dicampuri kepedihan dan kesenangannya dicam-puri kesengsaraan. Surga tersebut dinamakan 'Adn karena peng-huninya menempatinya dan tidak keluar selamanya, serta tidak ingin mencari ganti. Itulah balasan besar dan pahala yang indah yang merupakan suatu keberuntungan besar tanpa tandingan. Dan inilah balasan akhirat.
(13) Adapun pahala duniawi untuk transaksi ini disebutkan oleh Allah سبحانه وتعالى dalam FirmanNya, ﴾ وَأُخۡرَىٰ تُحِبُّونَهَاۖ ﴿ "Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai," yakni, terdapat hal lain yang kalian peroleh yang kalian sukai yaitu, ﴾ نَصۡرٞ مِّنَ ٱللَّهِ ﴿ "pertolongan dari Allah" untuk kalian atas musuh-musuh kalian. Dengan kemenangan itu kalian mendapatkan kejayaan dan kesenangan, ﴾ وَفَتۡحٞ قَرِيبٞۗ ﴿ "dan kemenangan yang dekat (waktunya)." Dengan kemenangan ini kawasan Islam se-makin meluas dan rizki yang luas pun didapat. Ini adalah balasan bagi orang-orang Mukmin yang berjihad. Adapun kaum Mukminin yang tidak berjihad manakala yang lainnya berjihad, Allah سبحانه وتعالى tidak membuat mereka berputus asa dari karunia dan kebaikanNya, tapi Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman." Maksudnya, dengan pahala yang langsung di dunia dan tertunda di akhirat. Masing-masing men-dapatkan pahala berdasarkan keimanannya, meski mereka tidak mencapai tingkatan para mujahid yang berjuang di jalan Allah سبحانه وتعالى, sebagaimana yang disabdakan Nabi a,
مَنْ رَضِيَ بِاللّٰهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ. فَعَجِبَ لَهَا أَبُوْ سَعِيْدٍ فَقَالَ: أَعِدْهَا عَلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ، فَأَعَادَهَا مَا عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ: وَأُخْرَى يُرْفَعُ بِهَا الْعَبْدُ مِائَةَ دَرَجَةٍ فِي الْجَنَّةِ، مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، قَالَ: وَمَا هِيَ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ، الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ.
"Barangsiapa yang rela Allah menjadi Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul, maka wajib baginya surga." Abu Sa'id al-Khudri (perawi hadits ini) merasa takjub seraya berkata, "Ulangi lagi untukku wahai Rasulullah!" Rasulullah a pun mengulanginya untuknya kemudian bersabda, "Dan lainnya, seorang hamba diangkat dengannya seratus tingkat di surga, antara masing-masing tingkatan sejarak antara langit dan bumi." Abu Sa'id bertanya, "Apa itu wahai Rasulullah?" Rasulullah a menjawab, "Jihad di jalan Allah, jihad di jalan Allah." (HR. Muslim).[119]
(14) Kemudian Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُوٓاْ أَنصَارَ ٱللَّهِ ﴿ "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah," yaitu dengan perkataan dan perbuatan dengan cara mene-gakkan agama Allah سبحانه وتعالى serta gigih dalam menyebarkannya pada orang lain dan memerangi mereka yang menentang dan menolak-nya dengan raga dan harta. Memerangi orang yang menolong kebatilan yang dikiranya sebagai ilmu dan menolak kebenaran dengan cara meruntuhkan hujjahnya dan waspada terhadapnya. Termasuk menolong agama Allah سبحانه وتعالى adalah mempelajari kitab Allah سبحانه وتعالى dan Sunnah RasulNya serta mengajarkannya dan mendorong orang lain untuk mempelajari kitab Allah سبحانه وتعالى dan Sunnah RasulNya serta mengajarkannya serta memerintahkan kebaikan dan men-cegah kemungkaran.
Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mendorong orang-orang yang beriman agar meneladani orang-orang shalih sebelumnya seraya berfirman, ﴾ كَمَا قَالَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ لِلۡحَوَارِيِّـۧنَ مَنۡ أَنصَارِيٓ إِلَى ٱللَّهِۖ ﴿ "Sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?'" Mak-sudnya, Nabi Isa عليه السلام berkata kepada mereka seraya mengingatkan siapa yang menolongnya dan tegak bersamanya untuk menolong agama Allah سبحانه وتعالى, masuk dan keluar bersamaku. Para pengikut-pengikutnya yang setia bersegera dan berkata, ﴾ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِۖ ﴿ "Kamilah penolong-penolong agama Allah!" Nabi Isa عليه السلام pun menunaikan pe-rintah Allah سبحانه وتعالى dan menolong agamaNya bersama penolong-peno-longnya yang setia. ﴾ فَـَٔامَنَت طَّآئِفَةٞ مِّنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "Maka segolongan dari Bani Israil beriman," karena seruan Nabi Isa dan penolong-penolongnya yang setia, ﴾ وَكَفَرَت طَّآئِفَةٞۖ ﴿ "dan segolongan (yang lain) kafir," dari kalangan mereka dengan tidak tunduk pada seruan Isa dan para penolong-nya. Kemudian orang-orang Mukmin memerangi orang-orang kafir, ﴾ فَأَيَّدۡنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ عَلَىٰ عَدُوِّهِمۡ ﴿ "maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka," maksudnya, Kami kuatkan mereka dan Kami memberikan kemenangan bagi mereka atas musuh-musuh mereka, ﴾ فَأَصۡبَحُواْ ظَٰهِرِينَ ﴿ "lalu mereka menjadi orang-orang yang menang" atas mereka dan menundukkan mereka. Dan kalian wahai umat Muhammad! Jadilah penolong Allah سبحانه وتعالى dan penyeru agamaNya, niscaya Allah سبحانه وتعالى akan menolong kalian seba-gaimana Allah سبحانه وتعالى menolong orang-orang sebelum kalian dan me-menangkan kalian dari musuh-musuh kalian.
Selesailah tafsir Surat ash-Shaf. Segala puji bagi Allah سبحانه وتعالى se-mata, Rabb semesta alam.