Al-Mulk Ayat 4
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَّهُوَ حَسِيْرٌ ( الملك: ٤ )
Thumma Arji` Al-Başara Karratayni Yanqalib 'Ilayka Al-Başaru Khāsi'āan Wa Huwa Ĥasīrun. (al-Mulk 67:4)
Artinya:
Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih. (QS. [67] Al-Mulk : 4)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Kemudian setelah sekian lama kamu serius memperhatikannya, maka ulangi pandanganmu sekali lagi dan sekali lagi yaitu berkali-kali, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dalam keadaan kecewa karena tanpa menemukan cacat yang kamu usahakan untuk menemukannya, dan ia, pandanganmu, dalam keadaan letih dan ada batasnya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pertanyaan Allah kepada manusia pada ayat di atas dijawab sendiri oleh Allah pada ayat ini dengan mengatakan bahwa sekali pun manusia berulang-ulang memperhatikan, mempelajari, dan merenungkan seluruh ciptaan Allah, pasti ia tidak akan menemukan kekurangan dan cacat, walau sedikit pun. Jika mereka terus-menerus melakukan yang demikian itu, bahkan seluruh hidup dan kehidupannya digunakan untuk itu, akhirnya ia hanya akan merasa dan tidak akan menemukan kekurangan, sampai ia mati dan kembali kepada Tuhannya.
Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa tidak ada seorang pun di antara manusia yang sanggup mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Jika ada di antara manusia yang sanggup, hal ini berarti bahwa dia mengetahui seluruh ilmu Allah. Sampai saat ini belum ada seorang pun yang mengetahuinya dan tidak akan ada seorang pun yang dapat memiliki seluruh ilmu Allah. Seandainya ada di antara manusia yang dianggap paling luas ilmunya, maka ilmu yang diketahuinya itu hanyalah merupakan sebahagian kecil dari ilmu Allah. Akan tetapi, banyak di antara manusia yang tidak mau menyadari kelemahan dan kekurangannya, sehingga mereka tetap ingkar kepada-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Kemudian pandanglah sekali lagi. (Al-Mulk: 4)
Menurut Qatadah, yang dimaksud dengan karratain ialah dua kali, yakni sekali lagi dengan baik-baik.
niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat. (Al-Mulk: 4)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dalam keadaan terhina. Menurut Mujahid dan Qatadah, artinya dalam keadaan merasa kecil.
dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. (Al-Mulk: 4)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa maknanya ialah kelelahan.
Mujahid, Qatadah, dan As-Saddi mengatakan bahwa al-hasir artinya terputus karena kepayahan.
Makna ayat ialah bahwa sekiranya engkau ulangi pandanganmu berapa kali pun banyaknya, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dalam keadaan:
payah. (Al-Mulk: 4)
karena tidak menemukan suatu cela atau suatu cacat pun padanya.
dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. (Al-Mulk: 4)
Yakni lemah dan terputus karena kelelahan, sebab terlalu banyak bolak-balik, tetapi tidak melihat adanya suatu kekurangan atau cela pun. Setelah menafikan kekurangan dalam penciptaan langit, lalu dijelaskan kesempurnaannya dan perhiasan yang menambah indahnya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kemudian pandanglah sekali lagi) ulangilah kembali penglihatanmu berkali-kali (niscaya akan berbalik) akan kembali (penglihatanmu itu kepadamu dalam keadaan hina) karena tidak menemukan sesuatu cacat (dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah) yakni tidak melihat sama sekali adanya cacat.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kemudian ulangi lagi berkali-kali pandanganmu, niscaya pandanganmu tidak akan mendapatkan suatu cacat sedikit pun. Bahkan pandanganmu itu pun itu akan payah.
6 Tafsir as-Saadi
"Mahasuci Allah Yang di TanganNya-lah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat, dan penglihatanmu itu pun dalam ke-adaan payah." (Al-Mulk: 1-4).
Madaniyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1) ﴾ تَبَٰرَكَ ٱلَّذِي بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ ﴿ "Mahasuci Allah Yang di TanganNya-lah segala kerajaan." Maksudnya, Mahaagung lagi Mahatinggi dan kebaikanNya yang menyeluruh. Di antara keagunganNya adalah kerajaan alam langit dan bumi berada di TanganNya. Dia-lah yang menciptakannya dan mengatur sekehendakNya dengan menerap-kan hukum takdir dan hukum Agama berdasarkan kebijaksanaan-Nya. Di antara keagunganNya adalah KuasaNya yang sempurna atas segala sesuatu. Dengan KuasaNya, Allah سبحانه وتعالى menciptakan se-luruh makhluk-makhluk besar yang ada, seperti langit dan bumi.
(2) ﴾ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ ﴿ "Yang menjadikan mati dan hidup," Allah سبحانه وتعالى menakdirkan hidup dan mati untuk hamba-hambaNya,﴾ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ ﴿ "supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya." Yakni, siapa yang amalannya paling ikhlas dan paling benar. Allah سبحانه وتعالى menciptakan para hambaNya dan dimunculkan di alam dunia ini. Mereka diberitahu akan dipindahkan dari alam ini. Allah سبحانه وتعالى memberlakukan berbagai perintah dan larangan untuk mereka dan diuji dengan berbagai keinginan hawa nafsu yang memalingkan mereka dari perintahNya. Barangsiapa yang tunduk pada perintah Allah سبحانه وتعالى, dan melakukan amalan baik, maka Allah سبحانه وتعالى akan memberinya pahala yang baik di dunia dan di akhirat. Namun siapa pun yang condong pada hawa nafsunya dan tidak menghiraukan perintah Allah سبحانه وتعالى, maka akan mendapatkan balasan buruk. ﴾ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Dan Dia Mahaperkasa," Yang bagiNya seluruh ke-perkasaan, dan dengan keperkasaan itu Allah سبحانه وتعالى memaksa segala sesuatu dan seluruh makhlukNya tunduk padaNya, ﴾ ٱلۡغَفُورُ ﴿ "lagi Maha Pengampun," yang mengampuni orang-orang yang melaku-kan keburukan, mereka yang tidak menunaikan kewajiban secara baik dan orang-orang yang berdosa khususnya, jika mereka ber-taubat dan kembali kepada Allah سبحانه وتعالى, maka Allah سبحانه وتعالى akan mengam-puni dosa-dosa mereka meski sampai sebanyak kolong langit, Allah سبحانه وتعالى menutupi aib mereka meski sepenuh bumi.
(3) ﴾ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ طِبَاقٗاۖ ﴿ "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis." Maksudnya, masing-masing bersusun rapi, di mana yang satu di atas yang lain dan bukan hanya satu lapis saja. Allah سبحانه وتعالى menciptakannya dengan amat baik dan sempurna. ﴾ مَّا تَرَىٰ فِي خَلۡقِ ٱلرَّحۡمَٰنِ مِن تَفَٰوُتٖۖ ﴿ "Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." Yakni cela dan keku-rangan. Karena terbebas dari kekurangan dari berbagai seginya, maka ciptaan tersebut menjadi baik, sempurna, dan serasi di ber-bagai halnya, baik dari segi warna, kondisi, ketinggian dan dengan adanya matahari, bulan, bintang yang bercahaya, bintang yang tetap berada di tempatnya dan yang berpindah. Karena kesempur-naan penciptaan langit dan bumi bisa dilihat dan diketahui, maka Allah سبحانه وتعالى memerintahkan agar selalu dipandangi dan direnungkan seluruh penjurunya seraya berfirman, ﴾ فَٱرۡجِعِ ٱلۡبَصَرَ ﴿ "Maka lihatlah berulang-ulang," maksudnya, pandanglah berulang-ulang seraya memetik pelajaran. ﴾ هَلۡ تَرَىٰ مِن فُطُورٖ ﴿ "Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang," maksudnya, apakah ada kekurangan dan ketim-pangan?
(4) ﴾ ثُمَّ ٱرۡجِعِ ٱلۡبَصَرَ كَرَّتَيۡنِ ﴿ "Kemudian pandanglah sekali lagi," maksud-nya adalah dengan sering mengulang, ﴾ يَنقَلِبۡ إِلَيۡكَ ٱلۡبَصَرُ خَاسِئٗا وَهُوَ حَسِيرٞ ﴿ "niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemu-kan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah." Maksudnya, tidak berdaya melihat adanya ketimpangan dan keti-dakseimbangan meski berusaha dengan sekuat tenaga.
Kemudian Allah سبحانه وتعالى menegaskan indahnya langit seraya berfirman;