Skip to main content

وَجَاۤءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوْٓا اِنَّ لَنَا لَاَجْرًا اِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغٰلِبِيْنَ  ( الأعراف: ١١٣ )

wajāa
وَجَآءَ
dan datanglah
l-saḥaratu
ٱلسَّحَرَةُ
ahli-ahli sihir
fir'ʿawna
فِرْعَوْنَ
Fir'aun
qālū
قَالُوٓا۟
mereka mengatakan
inna
إِنَّ
sesungguhnya
lanā
لَنَا
bagi kami
la-ajran
لَأَجْرًا
sungguh (dapat) upah
in
إِن
jika
kunnā
كُنَّا
kami adalah
naḥnu
نَحْنُ
kami
l-ghālibīna
ٱلْغَٰلِبِينَ
orang-orang yang menang

Wa Jā'a As-Saĥaratu Fir`awna Qālū 'Inna Lanā La'ajrāan 'In Kunnā Naĥnu Al-Ghālibīna. (al-ʾAʿrāf 7:113)

Artinya:

Dan para pesihir datang kepada Fir‘aun. Mereka berkata, “(Apakah) kami akan mendapat imbalan, jika kami menang?” (QS. [7] Al-A'raf : 113)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Fir'aun pun mengikuti saran tersebut dan menangguhkan persoalan Nabi Musa dan Nabi Harun, sambil mengumpulkan para pesihir yang pandai di negeri itu. Dan tak berapa lama kemudian para pesihir yang dikumpulkan oleh bala tentara itu pun datang kepada Fir'aun. Mereka tahu peristiwa yang terjadi dan menyadari akan pentingnya keberadaan mereka, sehingga mereka berani berkata kepada Fir'aun, "Apakah kami benar-benar akan mendapat imbalan yang besar, sesuai tugas berat yang kami emban, jika kami menang dan berhasil mengalahkan sihir Musa?" Begitulah keadaan para penyihir yang selalu merasa butuh dan mengejar materi, sehingga seringkali mati dalam keadaan miskin dan dalam bentuk yang mengerikan.