Dan Kami wahyukan kepada Musa, “Lemparkanlah tongkatmu!” Maka tiba-tiba ia menelan (habis) segala kepalsuan mereka. (QS. [7] Al-A'raf : 117)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan untuk menunjukkan kebesaran Kami di hadapan orang banyak, Kami wahyukan kepada Nabi Musa, "Lemparkanlah tongkatmu!" Nabi Musa pun segera melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi seekor ular yang bergerak dengan cepat menelan habis segala kepalsuan mereka, yakni sihir dan tipu daya yang mereka lakukan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Setelah Allah menenangkan Nabi Musa, Allah berfirman kepadanya, "Jatuhkanlah tongkatmu itu (ke tanah)." Maka sekonyong-konyong tongkat itu berubah menjadi ular yang sebenarnya, dan menelan semua ular hasil sihir mereka. Karena mukjizat tongkat Nabi Musa menjadi ular yang sebenarnya, dan kemudian makan tali dan tongkat kecil yang disihir menjadi ular, maka hal ini menjadi peristiwa luar biasa yang pantas menjadi mukjizat Nabi utusan Allah.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. memberikan wahyu kepada hamba dan rasul-Nya —yaitu Musa a.s.— dalam situasi yang kritis itu. Saat itulah Allah akan membedakan antara perkara yang hak dan yang batil, hendaknyalah Musa melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya.
Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan.
Yakni menelan bulat-bulat.
apa yang mereka sulapkan.
Maksudnya, semua yang mereka lemparkan dan mereka sulapkan itu untuk menunjukkan bahwa apa yang dilemparkan oleh Musa a.s. adalah hak (benar), sedangkan yang mereka lemparkan adalah batil.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ular Nabi Musa itu tidak sekali-kali melewati sesuatu dari tali dan tongkat mereka melainkan ia menelannya bulat-bulat. Sejak itulah para ahli sihir mengetahui bahwa apa yang didatangkan oleh Musa adalah dari langit, bukan sihir. Lalu mereka menyungkur bersujud seraya berkata, seperti yang diungkapkan oleh firman-Nya:
Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun. (Al A'raf:121-122)
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, ular Nabi Musa terus mengejar semua tali dan tongkat mereka satu demi satu hingga tidak ada sedikit pun —apalagi banyak— melainkan semuanya ditelan bulat-bulat olehnya. Apa yang mereka lemparkan di lembah itu tiada sedikit pun kelihatan masih tersisa. Kemudian Nabi Musa memegangnya, maka ular tersebut kembali ke ujud yang semula, yaitu tongkat, sedangkan para ahli sihir menyungkur bersujud seraya berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.” (Al A'raf:121-122) Mereka mengatakan pula, "Sekiranya apa yang dilakukan oleh Musa itu adalah sihir, niscaya dia tidak akan dapat mengalahkan kami."
Al-Qasim ibnu Abu Burrah mengatakan bahwa Allah mewahyukan kepada Musa, "Lemparkanlah tongkatmu." lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya (Al A'raf:107) Ular itu mengangakan mulutnya dan menelan tali-tali serta tongkat-tongkat mereka. Maka saat itu juga para ahli sihir menyungkur bersujud, dan mereka tidak berani mengangkat kepala mereka sehingga mereka melihat surga dan neraka serta balasan yang diterima oleh para penghuninya masing-masing.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan Kami wahyukan kepada Musa, "Lemparkanlah tongkatmu!" Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan) dengan membuang salah satu di antara kedua ta yang asal, yakni: tongkat itu mencaplok (apa yang mereka sulapkan) apa yang mereka balikkan pada pandangan mata orang dengan tipu sulap mereka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Allah pun memerintahkan agar Mûsâ melempar tongkatnya. Tibalah saat yang ditunggu, dan Mûsâ pun segera melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga tongkat itu menelan dengan cepat pengelabuan dan kebohongan sihir mereka.