Al-Insan Ayat 3
اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا ( الانسان: ٣ )
'Innā Hadaynāhu As-Sabīla 'Immā Shākirāan Wa 'Immā Kafūrāan. (al-ʾInsān 76:3)
Artinya:
Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur. (QS. [76] Al-Insan : 3)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Potensi lainnya yang dianugerahkan Allah kepada manusia adalah berupa petunjuk, seperti yang ditegaskan pada ayat ini. Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang jelas lagi lurus tidak ada jalan yang lurus selainnya, di antara manusia ada yang bersyukur atas nikmat dan petunjuk Tuhannya dan ada pula yang kufur, menutupi kebenaran dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya.4. Bagi yang kufur maka Allah telah menyediakan balasan siksa yang mengerikan, seperti yang ditegaskan pada ayat ini. Sungguh, Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir yang mantap kekafirannya, rantai yang digunakan untuk mengikat kaki, dan belenggu dan juga neraka yang menyala-nyala.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa sesungguhnya Allah telah menunjukkan manusia ke jalan yang lurus. Di antara mereka ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. Dengan bimbingan wahyu-Nya yang disampaikan lewat Nabi Muhammad, manusia telah ditunjuki jalan yang lurus dan jalan yang sesat. Allah menunjukkan kepadanya kebaikan dan kejahatan.
Dari perkataan sabil yang terdapat dalam ayat ini, tergambar keinginan Allah terhadap manusia yakni membimbing mereka kepada hidayah-Nya. Kata sabil lebih tepat diartikan sebagai petunjuk daripada jalan. Hidayah itu berupa dalil-dalil keesaan Allah dan kenabian yang disebutkan dalam kitab suci.
Sabil (hidayah) itu dapat ditangkap dengan pendengaran, penglihatan, dan pikiran. Tuhan hendak menunjukkan kepada manusia bukti-bukti wujud-Nya melalui penglihatan terhadap diri mereka sendiri dan alam semesta, sehingga pikirannya merasa puas untuk mengimani-Nya.
Akan tetapi, memang sudah merupakan kenyataan bahwa terhadap pemberian Allah itu, sebagian manusia ada yang bersyukur, tetapi ada pula yang ingkar (kafir). Tegasnya ada yang menjadi mukmin, dan ada pula yang kafir. Dengan sabil itu pula manusia bebas menentukan pilihannya antara dua alternatif yang tersedia. Pada ayat lain disebutkan:
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. (al-Mulk/67: 2)
Firman Allah:
Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu. (Muhammad/47: 31)
Bahwa manusia diciptakan atas fitrah dan hidayah-Nya terlebih dahulu, baru kemudian datang godaan untuk mengingkari Allah, disebutkan dalam suatu ayat:
¦(sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. (ar-Rum/30: 30)
Dalam suatu hadis disebutkan:
Tiada seorang pun yang keluar (rumah), kecuali di tangannya ada dua bendera: bendera (yang satu) di tangan malaikat dan bendera (yang lain) di tangan setan. Jika seseorang keluar karena mengharapkan apa yang dicintai atau disenangi Allah, niscaya ia diikuti oleh malaikat dengan benderanya. Ia senantiasa berada di bawah bendera malaikat sampai ia kembali ke rumahnya. Dan jika seseorang keluar karena mencari apa yang dimurkai Allah, niscaya ia diikuti oleh setan dengan benderanya. Ia senantiasa berada di bawah bendera setan sampai ia kembali ke rumahnya. (Riwayat Ahmad dari Abu Hurairah)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus. (Al-Insan: 3)
Yaitu Kami terangkan kepadanya, dan Kami jelaskan kepadanya dan Kami jadikan dia dapat melihatnya. Semakna dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan adapun kaum Samud, maka mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk itu. (Fushshilat: 17)
Dan firman-Nya:
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (Al-Balad: 10)
Yakni Kami terangkan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan. Ini menurut pendapat Ikrimah, Atiyyah, Ibnu Zaid, dan Mujahid menurut riwayat yang terkenal darinya dan Jumhur ulama.
Dan menurut riwayat yang bersumber dari Mujahid, AbuSaleh, Ad-Dahhak,.dan As-Saddi, mereka mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus. (Al-Insan: 3) Yaitu keluarnya manusia dari rahim. Tetapi pendapat ini garib (aneh), dan menurut pendapat yang terkenal adalah yang pertama tadi.
Firman Allah Swt:
ada yang bersyukur dan adapula yang kafir. (Al-Insan: 3)
Kedua lafaz ini di-nasab-kan sebagai keterangan keadaan dari damir hu yang terdapat di dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus. (Al-Insan: 3)
Bentuk lengkapnya ialah 'maka dia dalam hal ini ada yang celaka dan ada yang berbahagia', yakni celaka karena dia kafir dan bahagia karena dia bersyukur.
Hal yang semisal disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Malik Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Semua orang akan pergi, maka apakah dia menjual dirinya yang berarti membinasakannya ataukah memerdekakannya?
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dan Ibnu Khaisam, dari Abdur Rahman ibnu Sabit, dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Nabi Saw. bersabda kepada Ka'b ibnu Ujrah: Semoga Allah melindungimu dari kekuasaan orang-orang yang kurang akalnya. Ka'b ibnu Ujrah bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan kekuasaan orang-orang yang kurang akalnya?" Rasulullah Saw. menjawab: (Yaitu) para penguasa yang berada sesudahku, mereka tidak memakai petunjuk dengan petunjukku, dan tidak memakai tuntunan dengan tuntunanku. Maka barang siapa yang membenarkan kedustaan mereka dan membantu perbuatan aniaya mereka, orang tersebut bukan termasuk golonganku, dan aku bukan termasuk golongan mereka, dan mereka tidak akan dapat mendatangi telagaku. Dan barang siapa yang tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak membantu perbuatan aniaya mereka, maka dia termasuk golonganku dan aku termasuk golongannya, dan mereka akan mendatangi telagaku. Hai Ka'b ibnu Ujrah, puasa adalah benteng, sedangkan sedekah dapat menghapuskan kesalahan (dosa), dan salat adalah amal pendekatan diri —atau bukti—. Hai Ka'b ibnu Ujrah, sesungguhnya tidak dapat masuk surga daging yang ditumbuhkan dari makanan yang haram, dan nerakalah yang lebih layak baginya. Hai Ka'b, manusia itu ada dua macam; maka ada yang membeli dirinya yang berarti memerdekakannya, dan ada yang menjual dirinya yang berarti membinasakannya.
Affan telah meriwayatkan hadis ini dari Wahib, dari Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam dengan sanad yang sama.
Dalam surat Ar-Rum telah disebutkan pada tafsir firman-Nya:
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Ar-Rum: 30)
melalui riwayat Jabir ibnu Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah hingga lisannya dapat berbicara; adakalanya dia bersyukur dan adakalanya dia pengingkar.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Amir, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja'far, dari Usman ibnu Muhammad, dari Al-Maqbari, dari Abu Hurairah r.a.,' dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Tiada seorang pun yang keluar melainkan pada pintu rumahnya ada dua bendera; satu bendera di tangan malaikat dan satu bendera lainnya di tangan setan. Maka jika dia keluar untuk mengerjakan hal yang disukai oleh Allah, ia diikuti oleh malaikat dengan benderanya, dan ia terus-menerus berada di bawah bendera malaikat sampai pulang ke rumahnya. Dan jika ia keluar untuk melakukan hal yang dimurkai oleh Allah, setanlah yang mengikutinya dengan benderanya, dan ia terus-menerus berada di bawah bendera setan sampai pulang ke rumahnya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan petunjuk) maksudnya, Kami telah menjelaskan kepadanya jalan hidayah dengan mengutus rasul-rasul kepada manusia (ada yang bersyukur) yaitu menjadi orang mukmin (dan ada pula yang kafir) kedua lafal ini, yakni Syaakiran dan Kafuuran merupakan Haal dari Maf'ul; yakni Kami telah menjelaskan jalan hidayah kepadanya, baik sewaktu ia dalam keadaan bersyukur atau pun sewaktu ia kafir sesuai dengan kepastian Kami. Lafal Immaa di sini menunjukkan rincian tentang keadaan.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepada manusia petunjuk kebenaran, ada yang beriman dan ada pula yang ingkar.
6 Tafsir as-Saadi
"Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat dise-but? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan pe-rintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (Al-Insan: 1-3).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1) Dalam surat ini Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kondisi di masa awal, pertengahan, dan akhir manusia. Allah سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa manusia telah melewati masa yang panjang sebelum keberadaan-nya pada saat manusia belum ada, bahkan belum dikenal.
(2) Selanjutnya pada saat Allah سبحانه وتعالى hendak menciptakan manusia, Allah سبحانه وتعالى menciptakan bapak moyang manusia, Adam عليه السلام, dari sari pati tanah. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menjadikan keturunannya berseling-seling, ﴾ مِن نُّطۡفَةٍ أَمۡشَاجٖ ﴿ "dari setetes mani yang bercampur," yaitu dari air hina lagi menjijikkan, ﴾ نَّبۡتَلِيهِ ﴿ "yang Kami hendak meng-ujinya (dengan perintah dan larangan)" dengan hal itu, agar Kami mengetahui apakah manusia mengetahui dan memahami kondisi pertamanya tersebut ataukah ia melupakannya dan tertipu oleh dirinya? Kemudian Allah سبحانه وتعالى menciptakannya dan memberinya kekuatan lahir dan batin, seperti pendengaran, penglihatan, dan seluruh anggota badan. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyempurnakannya yang memungkinkannya mencapai tujuan-tujuannya.
(3) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mengutus para rasul untuknya dan menurunkan kitab suci kepadanya serta menunjukkannya pada jalan yang menghantarkannya kepada Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى menjelas-kan, menganjurkan, dan memberitahukan dengan perangkat-pe-rangkat yang ada dalam dirinya yang bisa menghantarnya kepada Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى juga memberitahukan apa-apa yang akan diper-olehnya bila ia menempuh jalan tersebut dan mengujinya dengan hal itu. Selanjutnya manusia terbagi menjadi tipe yang bersyukur atas nikmat Allah سبحانه وتعالى yang diberikan padanya dengan menunaikan kewajiban-kewajiban yang dibebankan Allah سبحانه وتعالى padanya dan tipe manusia yang kufur terhadap nikmat Agama dan dunia yang di-berikan padanya. Manusia tipe ini menolaknya dan kufur terhadap Rabbnya serta menempuh jalan yang mengantarnya menuju kebi-nasaan. Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kedua golongan tersebut pada saat pembalasan nanti seraya berfirman,