Al-Insan Ayat 31
يُّدْخِلُ مَنْ يَّشَاۤءُ فِيْ رَحْمَتِهٖۗ وَالظّٰلِمِيْنَ اَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا ࣖ ( الانسان: ٣١ )
Yudkhilu Man Yashā'u Fī Raĥmatihi Wa Až-Žālimīna 'A`adda Lahum `Adhābāan 'Alīmāan (al-ʾInsān 76:31)
Artinya:
Dia memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya (surga). Adapun bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih. (QS. [76] Al-Insan : 31)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan Dia akan memasukkan siapa pun yang Dia kehendaki yang dinilai-Nya wajar menerimanya, ke dalam rahmat-Nya yaitu surga. Adapun bagi orang-orang zalim yang begitu mantap kezalimannya maka disediakan-Nya azab yang pedih.1-2. Orang-orang kafir mendustakan janji dan ancaman Allah. Surah ini dimulai dengan sumpah Allah, demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan, dan demi malaikat-malaikat yang terbang dengan kencangnya,
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia memasukkan siapa saja yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya, yaitu surga. Bagi orang zalim disediakan azab yang pedih.
Allah menunjukkan manfaat perbuatan taat kepada orang tersebut sehingga dengan perbuatan itu, dia mempersiapkan dirinya memasuki rahmat Allah berupa surga. Bagi orang-orang yang merugikan diri mereka, dan mati dalam kekafiran, Allah telah menyediakan bagi mereka di akhirat azab yang paling hebat, yaitu neraka Jahanam.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Adapun firman Allah Swt:
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. (Al-Insan: 30)
Yakni tiada seorang pun yang mampu memberi petunjuk kepada dirinya, dan tiada (pula mampu) memasukkan iman ke dalam hatinya, dan tiada (pula mampu mendatangkan) manfaat bagi dirinya.
kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (Al-Insan: 30)
Allah Maha Mengetahui tentang siapa yang berhak mendapat hidayah, lalu dia memudahkan baginya menempuh jalan hidayah dan melancarkan baginya semua sarana yang menuju ke arahnya. Dia Maha Mengetahui pula tentang siapa yang berhak mendapat kesesatan, maka Dia memalingkannya dari jalan petunjuk. Semua hikmah yang puncak dan alasan yang mematahkan hujah hanyalah milik Allah belaka, dalam semua perbuatan-Nya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (Al-Insan: 30)
Firman Allah Swt.:
Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih. (Al-Insan: 31)
Yaitu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya. Maka barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya; dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya) yakni surga-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman. (Dan bagi orang-orang lalim) dinashabkan oleh Fi'il atau kata kerja yang keberadaannya diperkirakan, lengkapnya, Dia telah menyediakan bagi mereka. Pengertian ini disimpulkan dari firman berikutnya (disediakan-Nya azab yang pedih) azab yang menyakitkan; mereka adalah orang-orang kafir.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Allah akan memasukkan siapa saja yang dikehendaki-Nya ke dalam surga. Dari itu, surga yang diperoleh seseorang adalah semata-mata karena karunia dan rahmat-Nya. Sebaliknya, Dia akan merendahkan orang-orang yang zalim dengan menyediakan azab yang pedih bagi mereka.
6 Tafsir as-Saadi
"Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang kafir rantai-rantai, belenggu, dan neraka yang menyala-nyala. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Yaitu) mata air (dalam surga) yang dari padanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Me-reka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya-lah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesung-guhnya kami takut akan (azab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam, penuh kesulitan. Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra, di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan-dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (terik-nya) matahari dan tidak pula dingin yang menyengat. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimu-dahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak, dan piala-piala yang bening laksana kristal, (yaitu) kristal-kristal (yang terbuat) dari perak yang telah mereka ukur dengan sebaik-baiknya. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu me-lihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal, dan dipakaikan kepada mereka gelang yang terbuat dari perak, dan Rabb memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)." (Al-Insan: 4-22).
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur`an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa atau orang yang kafir di antara mereka. Dan sebutlah nama Rabbmu pada (waktu) pagi dan pe-tang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepadaNya dan bertasbihlah kepadaNya pada bagian yang panjang di malam hari. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak mempedulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (Hari Akhirat). Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami meng-hendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka. Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa menghendaki (kebaik-an bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Rabbnya. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dike-hendaki Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha-bijaksana. Dia memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmatNya (surga). Dan bagi orang-orang zhalim disediakanNya azab yang pedih." (Al-Insan: 23-31).
(4) Maknanya, Kami persiapkan dan Kami sisakan untuk orang yang kufur terhadap Allah سبحانه وتعالى dan mendustakan para Rasul-Nya, serta berani mendurhakaiNya, ﴾ سَلَٰسِلَاْ ﴿ "rantai-rantai," dalam Neraka Jahanam. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى lainnya,
﴾ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا فَٱسۡلُكُوهُ 32 ﴿
"Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta." (Al-Haqqah: 32), ﴾ وَأَغۡلَٰلٗا ﴿ "dan belenggu," yang membelenggu tangan-tangan mereka hingga ke leher dan dibelitkan, ﴾ وَسَعِيرًا ﴿ "dan neraka yang menyala-nyala," yaitu api yang membuat kulit mereka menyala-nyala dan membakar badan mereka. Setiap kali kulit mereka masak (terbakar), Kami menggantinya dengan kulit lain agar mereka merasakan azab. Ini adalah azab abadi dan selamanya untuk mereka. Mereka kekal di dalamnya.
(5) Sedangkan ﴾ ٱلۡأَبۡرَارَ ﴿ "orang-orang yang berbuat kebajikan," mereka adalah orang-orang berhati baik, karena di dalamnya di-penuhi oleh ma'rifatullah, kecintaan kepada Allah, dan akhlak yang baik, sehingga amal perbuatan mereka baik dan mereka menggu-nakannya dengan amalan-amalan baik. Allah سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa sesungguhnya mereka akan ﴾ يَشۡرَبُونَ مِن كَأۡسٖ ﴿ "minum dari gelas (berisi minuman)," yakni minuman nikmat dari arak yang ﴾ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا ﴿ "campurannya adalah air kafur," yakni dicampurkan agar membuatnya dingin dan menghilangkan kerasnya arak. Kafur ini amat nikmat, terbebas dari berbagai unsur yang memperkeruh dan bau tajam seperti kafur dunia. Petaka dan bencana yang ada di dunia tidak terdapat dalam nama-nama benda yang disebutkan Allah سبحانه وتعالى dalam surga sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى berikut,
﴾ فِي سِدۡرٖ مَّخۡضُودٖ 28 وَطَلۡحٖ مَّنضُودٖ 29 ﴿
"Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya)," (Al-Waqi'ah: 29).
﴾ وَأَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞ ﴿
"Dan istri-istri yang disucikan," (Ali Imran: 15).
﴾ لَهُمۡ دَارُ ٱلسَّلَٰمِ عِندَ رَبِّهِمۡۖ ﴿
"Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya," (Al-An'am: 127), dan
﴾ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُۖ ﴿
"Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan piala-piala, dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata." (Az-Zukhruf: 71).
(6) ﴾ عَيۡنٗا يَشۡرَبُ بِهَا عِبَادُ ٱللَّهِ ﴿ "(Yaitu) mata air (dalam surga) yang dari padanya hamba-hamba Allah minum," yakni, air nikmat dalam gelas yang mereka minum itu tidak dikhawatirkan habis, tapi air terse-but memiliki bahan dasar yang tidak pernah terputus. Yaitu mata air abadi yang selalu meluap dan mengalir yang dipancarkan oleh hamba-hamba Allah سبحانه وتعالى kapan pun mereka mau dan bagaimana pun yang mereka inginkan. Bila mereka menginginkan, mereka bisa memindahkannya ke kebun penuh bunga atau dipindahkan ke taman-taman hijau ataupun di sisi-sisi istana dan tempat-tempat tinggal yang penuh hiasan, atau bisa dipindahkan ke tempat mana saja yang menurut mereka indah.
(7) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sebagian besar amal perbuatan mereka seraya berfirman, ﴾ يُوفُونَ بِٱلنَّذۡرِ ﴿ "Mereka menunaikan nadzar," yaitu apa pun yang mereka wajibkan atas diri mereka sendiri untuk Allah سبحانه وتعالى yang pada asalnya tidak wajib bagi mereka kecuali jika mereka mewajibkannya pada diri mereka sendiri. Per-buatan wajib asli bagi mereka lebih utama dan lebih patut. ﴾ وَيَخَافُونَ يَوۡمٗا كَانَ شَرُّهُۥ مُسۡتَطِيرٗا ﴿ "Dan mereka takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana," yakni, menyebar kemana-mana. Mereka takut men-dapatkan keburukannya sehingga mereka meninggalkan segala sesuatu yang menyebabkannya mendapatkan keburukan itu.
(8-10) ﴾ وَيُطۡعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ﴿ "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya," yakni, pada saat mereka menyukai harta dan makanan, tapi mereka lebih mementingkan kecintaan terhadap Allah سبحانه وتعالى daripada kecintaan terhadap diri sendiri, (maka mereka menginfakkannya). Dalam memberi makan, mereka selektif untuk memberikannya pada orang yang paling memerlukan, ﴾ مِسۡكِينٗا وَيَتِيمٗا وَأَسِيرًا ﴿ "kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan," mak-sud mereka memberi makanan dan infak adalah demi mencari ridha Allah سبحانه وتعالى semata. Dengan bahasa kondisi seakan mereka me-nyatakan, ﴾ إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءٗ وَلَا شُكُورًا ﴿ "Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih," yakni, tidak mengharapkan balasan materi atau sanjungan. ﴾ إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوۡمًا عَبُوسٗا قَمۡطَرِيرٗا ﴿ "Sesungguhnya kami takut akan (azab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam, penuh kesulitan," yakni, sangat menyulitkan, amat buruk, dan sempit.
(11) ﴾ فَوَقَىٰهُمُ ٱللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمِ ﴿ "Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu," ketakutan dahsyat tidak membuat mereka sedih. Para malaikat menyambut mereka, inilah hari yang dijanjikan pada kalian. ﴾ وَلَقَّىٰهُمۡ نَضۡرَةٗ ﴿ "Dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah)," yakni, memuliakan dan memberikan kejernihan wajah, ﴾ وَسُرُورٗا ﴿ "dan kegembiraan hati," dalam sanubari mereka, sehingga menyatulah untuk mereka kenikmatan lahir dan batin.
(12) ﴾ وَجَزَىٰهُم بِمَا صَبَرُواْ ﴿ "Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka," karena menaatiNya dan mereka melakukan kebaikan. Mereka juga bersabar menahan diri dari kemaksiatan sehingga mereka meninggalkannya serta bersabar atas ketetapan (takdir) pahit, mereka tidak murka atas takdir itu. (Allah membalas mereka) ﴾ جَنَّةٗ ﴿ "(dengan) surga," yang menyatukan segala kenik-matan yang jauh dari berbagai hal yang mengeruhkan dan mengo-tori, ﴾ وَحَرِيرٗا ﴿ "dan (pakaian) sutra," sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٞ 33 ﴿
"Dan pakaian mereka di dalam surga (adalah) sutra." (Al-Hajj: 23 dan Fathir: 33).
Sepertinya Allah سبحانه وتعالى hanya menyebut sutra secara khusus karena itulah pakaian lahir mereka yang menunjukkan kondisi kemewahan pemakainya.
(13) ﴾ مُّتَّكِـِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِۖ ﴿ "Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan-dipan." Bertelekan adalah duduk nyaman dalam kondisi tenang, nikmat dan sejahtera, dan dipan adalah tempat tidur ber-hampar seprei yang dihiasi. ﴾ لَا يَرَوۡنَ فِيهَا ﴿ "Mereka tidak merasakan di dalamnya," yakni di dalam surga, ﴾ شَمۡسٗا ﴿ "(teriknya) matahari," yang panasnya mengganggu mereka, ﴾ وَلَا زَمۡهَرِيرٗا ﴿ "dan tidak pula dingin yang menyengat," yakni cuaca yang amat dingin, tapi seluruh waktu mereka berada di bawah naungan teduh, tidak panas dan tidak dingin yang membuat raga mereka merasa nikmat, yang tidak merasakan panas dan dingin.
(14) ﴾ وَدَانِيَةً عَلَيۡهِمۡ ظِلَٰلُهَا وَذُلِّلَتۡ قُطُوفُهَا تَذۡلِيلٗا ﴿ "Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya," yaitu buah-buahannya didekatkan bagi orang yang menginginkannya. Ia mendapatkannya dalam keadaan ber-diri, duduk, atau berbaring.
(15-16) ﴾ وَيُطَافُ عَلَيۡهِم ﴿ "Dan diedarkan kepada mereka," maksud-nya anak-anak kecil dan para pelayan surga mengelilingi ahli surga ﴾ بِـَٔانِيَةٖ مِّن فِضَّةٖ وَأَكۡوَابٖ كَانَتۡ قَوَارِيرَا۠ 15 قَوَارِيرَاْ مِن فِضَّةٖ ﴿ "dengan membawa bejana-bejana dari perak, dan piala-piala yang bening laksana kristal, (yaitu) kristal-kristal (yang terbuat) dari perak," yaitu bahannya terbuat dari perak dan bejana-bejana itu amat bening. Ini adalah salah satu dari berbagai hal yang menakjubkan. Perak tebal terbuat dari bahan putih dan baik berada di atas bejana bening. ﴾ قَدَّرُوهَا تَقۡدِيرٗا ﴿ "Yang telah mereka ukur dengan sebaik-baiknya," mereka ukur bejana-bejana itu sesuai ukuran pemiliknya, tidak kurang dan tidak lebih, sebab andai lebih banyak bisa mengurangi kenikmatannya dan andai kurang tidak cukup bagi pemiliknya. Kemungkinan lain yang dimaksud adalah peng-huni surga mengukur dengan ukuran yang sesuai dengan selera mereka. Bejana-bejana hadir sesuai ukuran yang ditentukan oleh benak mereka.
(17-18) ﴾ وَيُسۡقَوۡنَ فِيهَا كَأۡسٗا ﴿ "Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman)," yakni, bejana yang berisi arak dan minuman nikmat, ﴾ كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا ﴿ "yang campurannya adalah jahe," agar rasa dan aromanya nikmat, ﴾ عَيۡنٗا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلۡسَبِيلٗا ﴿ "(yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil," disebut demikian karena silih berganti, rasa nikmat dan bagusnya.
(19) ﴾ وَيَطُوفُ ﴿ "Dan mereka dikelilingi," para penghuni surga dengan makanan, minuman, dan para pelayan, ﴾ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ ﴿ "oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda," yaitu mereka diciptakan dari surga untuk tetap ada selamanya. Mereka tidak berubah dan tidak beranjak tua, mereka amat rupawan. ﴾ إِذَا رَأَيۡتَهُمۡ ﴿ "Apabila kamu melihat mereka," yang bertebaran melayani kalian, ﴾ حَسِبۡتَهُمۡ ﴿ "kamu akan mengira mereka," karena kerupawanan mereka, ﴾ لُؤۡلُؤٗا مَّنثُورٗا ﴿ "mu-tiara yang bertaburan." Ini adalah salah satu kesempurnaan nikmat penghuni surga. Para pelayan mereka adalah pemuda yang kekal, yang bila dilihat, membuat senang. Mereka masuk dalam kediaman penghuni surga dengan aman. Mereka datang ketika diinginkan oleh para penghuni surga dan dikehendaki oleh diri-diri mereka.
(20) ﴾ وَإِذَا رَأَيۡتَ ثَمَّ ﴿ "Dan apabila kamu melihat di sana (surga)," yaitu bila kau melihat kenikmatan sempurna penghuni surga, ﴾ رَأَيۡتَ نَعِيمٗا وَمُلۡكٗا كَبِيرًا ﴿ "niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kera-jaan yang besar." Engkau akan melihat masing-masing penghuni surga memiliki istana, kediaman, dan kamar-kamar yang dihiasi, yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, masing-masing me-miliki kebun penuh bunga, tanaman dekat, buah-buahan nikmat, sungai mengalir, kebun menakjubkan, burung-burung berkicau yang menarik hati dan membahagiakan jiwa. Ia memiliki istri-istri yang amat cantik dan baik dan menyatukan antara kecantikan lahir dan batin. Mereka adalah wanita-wanita cantik dan baik yang memenuhi kebahagiaan dan kenikmatan hati. Di sekelilingnya banyak anak-anak yang kekal dan pelayan abadi, yang dengannya didapatkan kenikmatan dan ketenangan. Kenikmatan hidup men-jadi sempurna. Dan yang paling agung dari semua itu adalah men-dapatkan keridhaan Rabb Yang Maha Penyayang dan mendengar-kan kata-kataNya, nikmatnya berada dekat denganNya serta berbahagia dengan keridhaan dan keabadian selamanya. Semua kenikmatan yang ada di dalam surga kian waktu kian bertambah. Mahasuci Allah Yang Menguasai kerajaan, Yang Mahabenar lagi Nyata, yang simpanan rahmatNya tidak pernah habis dan kebaik-anNya tidak pernah berkurang sebagaimana sifat-sifatNya yang tidak ada akhirnya. Tidak ada kata akhir untuk kebaikan dan dermaNya.
(21) ﴾ عَٰلِيَهُمۡ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضۡرٞ ﴿ "Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau," yakni, mereka mengenakan pakaian sutra tebal dan sutra halus berwarna hijau, di mana keduanya adalah jenis sutra paling mewah. Sundus adalah sutra tebal sedangkan istabraq adalah sutra tipis dan halus. ﴾ وَحُلُّوٓاْ أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٖ ﴿ "Dan dipakaikan kepada mereka gelang yang terbuat dari perak," di tangan mereka diberi perhiasan gelang perak, baik yang lelaki maupun yang perempuan. Ini adalah janji Allah سبحانه وتعالى, dan janjiNya pasti terlaksana, sebab tidak ada yang lebih benar perkataannya melebihi Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَسَقَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡ شَرَابٗا طَهُورًا ﴿ "Dan Rabb mereka memberikan kepada mereka minuman yang bersih," yakni minuman yang tidak ada kotorannya sama sekali sekaligus membersihkan perut mereka dari segala penyakit dan kotoran.
(22) ﴾ إِنَّ هَٰذَا ﴿ "Sesungguhnya ini," yakni, balasan besar dan pemberian indah ini ﴾ كَانَ لَكُمۡ جَزَآءٗ ﴿ "adalah balasan untukmu," atas amal perbuatan baik yang telah kalian lakukan. ﴾ وَكَانَ سَعۡيُكُم مَّشۡكُورًا ﴿ "Dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)," yakni, amal perbuatan baik meski sedikit akan dibalas oleh Allah سبحانه وتعالى dengan nikmat abadi bagimu yang tidak mungkin bisa dihitung.
(23) Allah سبحانه وتعالى berfirman setelah menyebutkan kenikmatan penghuni surga, ﴾ إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ تَنزِيلٗا ﴿ "Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur`an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur," di dalamnya terdapat janji dan ancaman, serta penjelasan segala sesuatu yang diperlukan oleh para hamba. Di dalamnya terdapat perintah untuk menunaikan semua perintah-perintah Allah سبحانه وتعالى, syariat-syariatNya, serta berusaha untuk menunaikannya secara sempurna dan bersabar atas hal itu.
(24) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱصۡبِرۡ لِحُكۡمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعۡ مِنۡهُمۡ ءَاثِمًا أَوۡ كَفُورٗا ﴿ "Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka." Yakni, bersabarlah atas ketetapan takdir Allah سبحانه وتعالى, jangan kau memurkainya dan bersabarlah atas ketetapan Agama-Nya. Tetap laksanakan, jangan sampai ada yang menghalangi. ﴾ وَلَا تُطِعۡ ﴿ "Dan janganlah kamu ikuti," orang-orang yang menentang yang ingin menghalangimu, baik ﴾ ءَاثِمًا ﴿ "orang yang berdosa," yang me-ngerjakan dosa dan kemaksiatan, ﴾ أَوۡ كَفُورٗا ﴿ "atau orang yang kafir," karena menuruti orang-orang kafir, keji, dan fasik pastilah merupa-kan kemaksiatan terhadap Allah سبحانه وتعالى, karena mereka tidak meme-rintah sesuatu kecuali berdasarkan keinginan hawa nafsu mereka.
(25) Karena sabar amat membantu dalam menunaikan ketaatan dan memperbanyak berdzikir (mengingat dan menyebut Allah), Allah سبحانه وتعالى memerintahkan hal itu seraya berfirman, ﴾ وَٱذۡكُرِ ٱسۡمَ رَبِّكَ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلٗا ﴿ "Dan sebutlah nama Rabbmu pada (waktu) pagi dan petang," yakni, di permulaan dan di akhir siang, termasuk di dalamnya shalat-shalat wajib dan shalat-shalat pengiring, berupa shalat sunnah, dzikir, tasbih, tahlil, dan takbir di waktu-waktu tersebut.
(26) ﴾ وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَٱسۡجُدۡ لَهُۥ ﴿ "Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepadaNya," yakni, perbanyaklah bersujud padaNya, dan ini mencakup banyaknya shalat, ﴾ وَسَبِّحۡهُ لَيۡلٗا طَوِيلًا ﴿ "dan bertasbihlah kepadaNya pada malam yang panjang." Telah disebutkan sebelumnya pembatasan terhadap kemutlakan ayat ini,
﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُزَّمِّلُ 1 قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلٗا 2 نِّصۡفَهُۥٓ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلًا 3 أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا 4 ﴿
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah al-Qur`an itu dengan perlahan-lahan." (Al-Muzzammil: 1-4).
(27) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ ﴿ "Sesungguhnya mereka (orang kafir)," yakni, orang-orang yang mendustakanmu wahai Rasul setelah tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى jelas bagi mereka dan setelah mereka diberi kabar gembira dan ancaman meski demikian hal itu tidak berguna bagi mereka sama sekali bahkan mereka tetap mengutamakan, ﴾ ٱلۡعَاجِلَةَ ﴿ "kehidupan dunia," dan merasa tenang pa-danya, ﴾ وَيَذَرُونَ ﴿ "dan mereka tidak mempedulikan," yakni tidak beramal dan mengacuhkan, ﴾ وَرَآءَهُمۡ ﴿ "kesudahan mereka," yakni, di hadapan mereka, ﴾ يَوۡمٗا ثَقِيلٗا ﴿ "pada hari yang berat (Hari Akhirat)," yaitu Hari Kiamat yang ukurannya selama lima puluh ribu tahun dari hari-hari yang biasa kalian hitung. Allah سبحانه وتعالى berfirman,
﴾ يَقُولُ ٱلۡكَٰفِرُونَ هَٰذَا يَوۡمٌ عَسِرٞ 8 ﴿
"Orang-orang kafir berkata, 'Ini adalah hari yang sulit'." (Al-Qamar: 8).
Seolah-olah mereka hanya diciptakan untuk hidup di dunia dan menetap di atasnya.
(28) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menunjukkan dalil kepada mereka atas kebangkitan mereka dengan dalil aqli, yaitu dalil permulaan penciptaan seraya berfirman, ﴾ نَّحۡنُ خَلَقۡنَٰهُمۡ ﴿ "Kami telah menciptakan mereka," yakni, Kami ciptakan mereka setelah sebelumnya mereka tidak ada, ﴾ وَشَدَدۡنَآ أَسۡرَهُمۡۖ ﴿ "dan menguatkan persendian tubuh mereka," yakni, Kami kokohkan tubuh, urat, otot, nadi, kekuatan lahir dan kekuatan batin hingga tubuh sempurna, supaya mampu untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Dzat Yang menciptakan mereka dalam kondisi seperti ini mampu untuk mengembalikan mereka setelah mereka mati untuk mendapatkan balasan atas amal perbuatan yang mereka lakukan. Dzat yang memindahkan mereka di alam ini dalam berbagai fase tentu tidak sepatutnya membiarkan mereka sia-sia, lalu tidak diperintah, tidak dilarang, tidak diberi pahala dan tidak disiksa. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَإِذَا شِئۡنَا بَدَّلۡنَآ أَمۡثَٰلَهُمۡ تَبۡدِيلًا ﴿ "Apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh meng-ganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka," yakni, Kami akan menghidupkan kalian pada Hari Kebangkitan dengan kehidupan lain dan Kami kembalikan kalian dengan diri-diri ka-lian; mereka adalah orang-orang serupa dan memang diri mereka sendiri.
(29) ﴾ إِنَّ هَٰذِهِۦ تَذۡكِرَةٞۖ ﴿ "Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan," yang dijadikan peringatan bagi orang yang beriman sehingga bisa memanfaatkan peringatan dan kabar gembira yang ada di dalamnya. ﴾ فَمَن شَآءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ سَبِيلٗا ﴿ "Maka barangsiapa menghen-daki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Rabbnya," yakni, jalan yang mengantarkan padaNya. Allah سبحانه وتعالى telah menjelas-kan kebenaran dan petunjuk, kemudian memberikan pilihan pada manusia antara menempuh jalan tersebut atau lari darinya; dan itu sebagai penegakan hujjah baginya. Agar orang yang celaka binasa setelah ada penjelasan dan hiduplah orang yang hidup setelah ada penjelasan.
(30) ﴾ وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُۚ ﴿ "Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah" karena sesungguhnya kehen-dak Allah سبحانه وتعالى pasti terlaksana. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمٗا ﴿ "Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana," Allah سبحانه وتعالى memiliki kebijaksa-naan dalam memberi petunjuk orang yang mendapatkan hidayah dan menyesatkan orang yang tersesat.
(31) ﴾ يُدۡخِلُ مَن يَشَآءُ فِي رَحۡمَتِهِۦۚ ﴿ "Dia memasukkan siapa yang dikehen-dakiNya ke dalam rahmatNya (surga)," lalu Allah سبحانه وتعالى mengkhususkan pertolongan baginya dan menunjukkannya pada sebab-sebab kebahagiaan serta menunjukkannya pada jalan-jalan Allah سبحانه وتعالى. ﴾ وَٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Dan bagi orang-orang zhalim," yang cenderung memilih kesengsaraan daripada petunjuk, ﴾ أَعَدَّ لَهُمۡ عَذَابًا أَلِيمَۢا ﴿ "disediakanNya azab yang pedih," karena kezhaliman dan permusuhan mereka.
Selesai. Segala puji hanya bagi Allah سبحانه وتعالى.[131]