Al-Hijr Ayat 44
لَهَا سَبْعَةُ اَبْوَابٍۗ لِكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُوْمٌ ࣖ ( الحجر: ٤٤ )
Lahā Sab`atu 'Abwābin Likulli Bābin Minhum Juz'un Maqsūmun. (al-Ḥijr 15:44)
Artinya:
(Jahanam) itu mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka. (QS. [15] Al-Hijr : 44)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah lalu menggambarkan bahwa Jahanam yang menjadi tempat mereka dikumpulkan dan disiksa itu mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu telah ditetapkan untuk menjadi tempat masuk dan tempat penyiksaan bagi golongan tertentu dari mereka.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah swt mengecam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu tidak semuanya benar karena ia tidak dapat memperdaya hamba-hamba-Nya yang saleh. Ini dikatakan Allah sebagai jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah swt menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah yang ikhlas beriman tidak seorang pun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi taufik untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah, dan menghentikan semua larangan-Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya yang lain:
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim/14: 22)
Firman Allah swt:
Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (an-Nahl/16: 99-100)
Kemudian Allah swt mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah swt menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang dosa dan hukumannya sesuai dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, pertama Jahannam; kedua Ladha; ketiga Huthamah; keempat: Sair; kelima Saqar; keenam Jahim; dan ketujuh Hawiyah. Masing-masing tingkat ditempati sesuai dengan kadar dosa mereka.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang menonjol, yaitu pertama, mempunyai sifat yang suka mengikuti hawa nafsu dan terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala macam kenikmatan hidup yang memesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Kedua, manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan rasul, jiwanya bersih dan mulia, hubungannya dengan Allah sangat dekat, dan suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah swt.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menceritakan bahwa neraka Jahanam itu mempunyai tujuh buah pintu:
Tiap-tiap pintu (telah d itetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
Yakni telah ditetapkan bagi tiap-tiap pintu dari neraka Jahanam akan dimasuki oleh para pengikut iblis, mereka tidak dapat menyelamatkan diri darinya, semoga Allah melindungi kita dari neraka Jahanam. Masing-masing pengikut iblis memasuki neraka Jahanam sesuai dengan amal perbuatannya, lalu ia tinggal di lapisan yang sesuai dengan amalnya pula.
Ismail ibnu Aliyyah dan Syu'bah telah meriwayatkan dari Abu Harun Al-Ganawi, dari Hattan ibnu Abdullah, ia pernah mengatakan bahwa ia telah mendengar Ali ibnu Abu Talib berkata dalam khotbahnya, "Sesungguhnya pintu-pintu Jahanam itu bertingkat-tingkat, sebagiannya berada di atas sebagian yang lain." Abu Harun mengatakan demikian seraya memperagakannya.
Israil telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Hubairah ibnu Abu Maryam, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa pintu-pintu Jahanam itu ada tujuh buah, sebagiannya berada di atas sebagian yang lain. Bila pintu yang pertama penuh, maka pintu yang kedua diisi, kemudian pintu yang ketiga, hingga semuanya penuh.
Ikrimah mengatakan, yang dimaksud dengan tujuh buah pintu ialah tujuh tingkatan.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa tujuh buah pintu itu yang pertama dinamakan Jahanam, lalu Laza, lalu Hutamah, lalu Sa'ir, lalu Saqar, lalu Jahim, dan yang terakhir ialah Hawiyah. Ad-Dahhak telah meriwayatkan hal yang semisal dari Ibnu Abbas. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Al-A'masy.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Jahanam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
Hal itu —demi Allah— merupakan tingkatan-tingkatan amal perbuatan mereka. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Juwaibir telah meriwayatkan dari Ad-Dahhak sehubungan dengan makna firman-Nya:
Jahanam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
Bahwa ada pintu untuk orang-orang Yahudi, pintu untuk orang-orang Nasrani, pintu untuk orang-orang Sabi-in, pintu untuk orang-orang Majusi, pintu untuk orang-orang musyrik (yaitu orang-orang kafir Arab), pintu untuk orang-orang munafik, dan pintu untuk ahli tauhid. Tetapi ahli tauhid mempunyai harapan untuk dikeluarkan, sedangkan yang selain mereka tidak ada harapan sama sekali untuk selama-lamanya.
Imam Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdu ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Umar, dari Malik ibnu Mugawwil, dari Humaid ibnu Umar, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Neraka Jahanam mempunyai tujuh buah pintu, sebuah pintu darinya buat orang yang menghunus senjatanya terhadap umatku —atau kepada umat Muhammad—.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan, "Kami tidak mengenal hadis ini selain melalui hadis Malik ibnu Mugawwil."
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abbas ibnul Walid Al-Khallal, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Basyir. dari Qatadah. dari AbuNadrah, dari Samu-rah ibnu Jundub, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya:
Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
Nabi Saw. bersabda: Sesungguhnya di antara ahli neraka ada yang dimakan api neraka sampai batas kedua mata kakinya, dan sesungguhnya di antara mereka ada yang dimakan api neraka sampai batas pinggangnya, dan di antara mereka ada yang dimakan api neraka sampai batas tenggorokannya. Tempat-tempat mereka sesuai dengan amal perbuatan mereka. Yang demikian itu adalah firman Allah Swt. yang mengatakan,
"Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka "
4 Tafsir Al-Jalalain
(Jahanam itu mempunyai tujuh pintu) tujuh lapis (Tiap-tiap pintu) daripadanya (adalah untuk segolongan di antara mereka bagian) yakni jatah (yang tertentu).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Neraka yang kejam itu tidak hanya mempunyai satu pintu, tetapi tujuh pintu, karena begitu banyaknya orang yang pantas masuk neraka. Masing-masing pintu itu dikhususkan untuk golongan tertentu. Dan masing-masing golongan mempunyai derajat sendiri-sendiri sesuai kejahatan yang dilakukan."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah), ketika Rabbmu berfirman ke-pada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, maka apabila Aku telah menyempurnakan ke-jadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.' Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. Allah berfirman, 'Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu.' Iblis berkata, 'Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.' Allah berfirman, 'Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai Hari Kiamat.' Iblis berkata, 'Ya Rabbku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan.' Allah berfirman, '(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang yang diberi tangguh sampai hari (suatu) waktu yang telah diten-tukan.' Iblis berkata, 'Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memu-tuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka meman-dang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka.' Allah berfirman, 'Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancam-kan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahanam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka." (Al-Hijr: 26-44).
(26) ﴾ وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia", yaitu Adam عليه السلام, ﴾ مِن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ ﴿ "dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk", maksudnya dari tanah yang telah mengering setelah ditutupi, hingga memiliki bunyi dan suara bagaikan tembikar. Makna اَلْحَمَأُ الْمَسْنُوْنُ yaitu tanah yang sudah berubah warna dan baunya karena sudah terlalu lama di-endapkan.
(27) ﴾ وَٱلۡجَآنَّ ﴿ "Dan jin", dedengkot jin, yaitu iblis ﴾ خَلَقۡنَٰهُ مِن قَبۡلُ ﴿ "Kami menciptakannya sebelum (Adam)", sebelum penciptaan Adam ﴾ مِن نَّارِ ٱلسَّمُومِ ﴿ "dari api yang sangat panas", dari api yang sangat panas suhunya.
(28-29) Ketika hendak menciptakan Adam, Allah berkata kepada para malaikat, ﴾ إِنِّي خَٰلِقُۢ بَشَرٗا مِّن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ 28 فَإِذَا سَوَّيۡتُهُۥ ﴿ "Se-sungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya", dalam bentuk raga yang sem-purna, ﴾ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُۥ سَٰجِدِينَ ﴿ "dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud."
(30-31) Mereka menaati perintah Rabb mereka, ﴾ فَسَجَدَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ كُلُّهُمۡ أَجۡمَعُونَ ﴿ "maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama", terdapat lafazh penguatan setelah lafazh penguatan sebelumnya, untuk menandakan bahwa tidak ada satu malaikat pun yang enggan. Hal tersebut sebagai bentuk pengagungan (mereka) kepada perintah Allah dan pemuliaan kepada Adam, karena beliau mengetahui se-suatu yang tidak diketahui oleh para malaikat. ﴾ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰٓ أَن يَكُونَ مَعَ ٱلسَّٰجِدِينَ ﴿ "Kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu", ini adalah permusuhan pertamanya kepada Adam dan keturunan beliau.
(32-33) ﴾ قَالَ ﴿ "Dia berfirman", yaitu Allah yang berkata, ﴾ يَٰٓإِبۡلِيسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُونَ مَعَ ٱلسَّٰجِدِينَ 32 قَالَ لَمۡ أَكُن لِّأَسۡجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقۡتَهُۥ مِن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ 33 ﴿ "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu. Iblis berkata, 'Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk", lalu dia bersikap sombong terhadap perintah Allah dan memperlihatkan permusuhannya kepada Adam dan keturunan beliau, dan mengagumi diri atas (keunggulan) unsur penciptaannya seraya berkata, "Aku lebih baik darinya."
(34-35) ﴾ قَالَ ﴿ "Allah berfirman", Allah berfirman untuk meng-hukum atas kekufuran dan kesombongannya, ﴾ فَٱخۡرُجۡ مِنۡهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٞ ﴿ "keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk", maksudnya terusir lagi dijauhkan dari segala kebaikan ﴾ وَإِنَّ عَلَيۡكَ ٱللَّعۡنَةَ ﴿ "Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu", yaitu celaan, cercaan, dan jauh dari kebaikan ﴾ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ﴿ "sampai Hari Kiamat", pada ayat ini dan ayat-ayat lain yang semakna terdapat petunjuk bahwa iblis akan tetap berada dalam kekufuran dan jauh dari kebaikan.
(36-38) ﴾ قَالَ رَبِّ فَأَنظِرۡنِيٓ ﴿ "Iblis berkata, 'Ya Rabbku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku'," berilah aku kesempatan ﴾ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ 36 قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِينَ 37 إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡوَقۡتِ ٱلۡمَعۡلُومِ 38 ﴿ "Sampai hari (manusia) dibang-kitkan." Allah berfirman, "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu ter-masuk orang yang diberi tangguh sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan," pengabulan Allah terhadap permintaannya bukanlah bentuk pemuliaan pada dirinya. Itu hanya sekedar ujian dan cobaan dari Allah baginya dan para hambaNya. Agar menjadi jelas siapa orang yang jujur, yang menaati Allah, bukan kepada musuhNya, dari orang yang tidak demikian. Karena itu, Allah telah memper-ingatkan kita darinya dengan peringatan yang sangat keras dan memaparkan apa saja yang iblis inginkan dari kita.
(39-40) ﴾ قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Iblis berkata, 'Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi'," kami akan menggambarkan dunia menjadi indah pada pandangan mereka dan mengajak mereka untuk mendahulukannya dibanding-kan akhirat. Agar mereka menjadi manusia-manusia yang setia terhadap setiap kemaksiatan ﴾ وَلَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ﴿ "dan pasti aku akan me-nyesatkan mereka semuanya", aku akan menghalang-halangi mereka semua dari jalan yang lurus ﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ﴿ "kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis di antara mereka", yaitu orang-orang yang telah Engkau jadikan mereka berlaku ikhlas (kepadaMu) dan Eng-kau pilih karena keikhlasan, keimanan, dan ketakwaan mereka.
(41) Allah berfirman, ﴾ هَٰذَا صِرَٰطٌ عَلَيَّ مُسۡتَقِيمٌ ﴿ "Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya)", maksudnya jalan yang per-tengahan, mengantarkan kepadaKu dan menuju ke tempat kemu-liaanKu.
(42) ﴾ إِنَّ عِبَادِي لَيۡسَ لَكَ عَلَيۡهِمۡ سُلۡطَٰنٌ ﴿ "Sesungguhnya hamba-hambaKu, tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka", untuk memikat mereka kepada perkara-perkara yang engkau kehendaki, berupa berbagai macam kesesatan karena pengabdian diri mereka kepada Rabb mereka dan kepatuhan mereka kepada perintah-perintahNya. Allah telah menolong mereka dan memelihara mereka dari (jeratan) setan. ﴾ إِلَّا مَنِ ٱتَّبَعَكَ ﴿ "Kecuali orang-orang yang mengikutimu", lalu dia ridha dengan kepemimpinan, dan taat kepadamu sebagai ganti dari ke-taatan kepada ar- Rahman ﴾ مِنَ ٱلۡغَاوِينَ ﴿ "yaitu orang-orang yang sesat", kata اَلْغَاوِيْ lawan dari kataاَلرَّاشِدُ (yang mendapat petunjuk), yaitu orang yang mengetahui kebenaran tapi meninggalkannya. Semen-tara kata اَلضَّالُّ maknanya orang yang meninggalkan kebenaran tan-pa tahu sebelumnya.
(43) ﴾ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوۡعِدُهُمۡ أَجۡمَعِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya", yaitu iblis dan para pengikutnya.
(44) ﴾ لَهَا سَبۡعَةُ أَبۡوَٰبٖ ﴿ "Jahanam itu mempunyai tujuh pintu", setiap pintu berada di bawah pintu lainnya. ﴾ لِّكُلِّ بَابٖ مِّنۡهُمۡ ﴿ "Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) dari mereka", yaitu dari para pengikut iblis ﴾ جُزۡءٞ مَّقۡسُومٌ ﴿ "untuk golongan yang tertentu", sesuai dengan tingkatan ulah (buruknya). Allah تعالى berfirman,
﴾ فَكُبۡكِبُواْ فِيهَا هُمۡ وَٱلۡغَاوُۥنَ 94 وَجُنُودُ إِبۡلِيسَ أَجۡمَعُونَ 95 ﴿
"Hati mereka dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat, dan bala tentara iblis semuanya." (Asy-Syu'ara`:94-95).
Usai Allah menjelaskan apa yang dipersiapkanNya bagi para musuhNya, para pengikut iblis, berupa hukuman dan siksa yang dahsyat, maka Dia mengungkapkan apa saja yang Dia sediakan bagi para waliNya, berupa kemurahan yang besar dan kenikmatan yang lestari. Allah تعالى berfirman,