At-Tariq Ayat 17
فَمَهِّلِ الْكٰفِرِيْنَ اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا ࣖ ( الطارق: ١٧ )
Famahhili Al-Kāfirīna 'Amhilhum Ruwaydāan (aṭ-Ṭāriq̈ 86:17)
Artinya:
Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir itu. Berilah mereka itu kesempatan untuk sementara waktu. (QS. [86] At-Tariq : 17)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Wahai Nabi, Allah telah berjanji demikian. Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir itu. Berilah mereka itu kesempatan untuk sementara waktu dan jangan engkau terburu-buru meminta Allah membinasakan mereka. Biarkan mereka hidup di dunia ini beberapa tahun lagi bersama keingkaran mereka. Di akhirat nanti mereka akan menghadap Tuhan dalam keadaan hina dan dimurkai.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menyuruh Nabi Muhammad agar meneruskan dakwahnya dan tidak mengharapkan agar orang kafir cepat-cepat mendapat siksa. Allah menangguhkan siksa-Nya agar dosa mereka bertambah banyak, sehingga bila Allah menurunkan azab-Nya nanti, tidak akan ada seorang pun lagi yang menaruh kasihan kepada mereka. Allah berfirman:
Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam azab yang keras. (Luqman/31: 24)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ar-raj'u ialah hujan, dan diriwayatkan pula darinya bahwa yang dimaksud adalah awan yang mengandung air hujan. Menurut riwayat lainnya lagi yang juga bersumber darinya, sehubungan dengan makna firman-Nya:
{وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ}
Demi langit yang mengandung hujan. (Ath-Thariq: 11)
Yakni menurunkan hujan, kemudian menurunkan hujannya lagi. Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah yang mengembalikan rezeki hamba-hamba setiap tahunnya; seandainya tidak demikian, niscaya binasalah mereka dan juga hewan ternak mereka.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah yang kembali bintang-bintangnya, mataharinya, dan rembulannya datang dari arah ini.
{وَالأرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ}
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan. (Ath-Thariq: 12)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah terbelahnya bumi mengeluarkan tetumbuhannya. Hal yang sama dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Abu Malik, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, dan selain mereka yang bukan hanya seorang.
Firman Allah Swt.:
{إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَصْلٌ}
sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang batil. (Ath-Thariq: 13)
Ibnu Abbas mengatakan, faslun artinya yang hak atau yang benar. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah, sedangkan yang lain mengatakan hukum yang adil.
{وَمَا هُوَ بِالْهَزْلِ}
dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau. (Ath-Thariq: 14)
Yakni bahkan Al-Qur'an itu sungguhan dan benar. Kemudian Allah menceritakan perihal orang-orang kafir, bahwa mereka mendustakan Al-Qur'an dan menghalang-halangi manusia dari mengikuti jalannya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا}
Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. (Ath-Thariq: 15)
Mereka membuat tipu daya dalam seruannya kepada manusia untuk mengelabui mereka agar menentang Al-Qur'an. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
{فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ}
Karena itu, beri tangguhlah orang-orang kafir itu. (Ath-Thariq: 17)
Yakni berilah mereka masa tangguh dan janganlah kamu tergesa-gesa terhadap mereka.
{أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا}
yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar. (Ath-Thariq: 17)
Maksudnya, waktu sebentar. Maka kelak kamu akan menyaksikan apa yang bakal menimpa mereka, yaitu azab, pembalasan, dan hukuman serta kehancuran. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:
نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلى عَذابٍ غَلِيظٍ
Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras. (Luqman: 24)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Karena itu beri tangguhlah) hai Muhammad (orang-orang kafir itu, beri tangguhlah mereka) lafal Amhilhum mengukuhkan makna yang terkandung di dalam lafal Famahhil; dianggap baik karena lafalnya berbeda dengan yang pertama, artinya tangguhkanlah mereka itu (barang sebentar) dalam waktu yang singkat. Lafal Ruwaidan adalah mashdar yang mengukuhkan makna 'Amilnya. Ia adalah bentuk Tashghir dari lafal Rawdun atau Arwaadun yang mengandung makna Tarkhiim. Dan Allah swt. benar-benar mengazab orang-orang kafir itu dalam perang Badar. Akan tetapi ayat penangguhan ini dinasakh oleh ayat perang, yakni Allah memerintahkan Nabi-Nya supaya berjihad memerangi mereka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Tangguhkanlah persoalan orang-orang kafir. Berikan mereka waktu hingga Kami memerintahkanmu dengan sesuatu yang pasti.
6 Tafsir as-Saadi
"Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apa yang datang pada malam hari itu? (Yaitu) bintang yang cahayanya menembus, tidak ada suatu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengem-balikannya (hidup sesudah mati). Pada hari dinampakkan segala rahasia, maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu ke-kuatan pun dan tidak (pula) seorang penolong. Demi langit yang mengandung hujan, dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan, sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar Firman yang memisahkan antara yang haq dan yang batil, dan sekali-kali bukanlah ia senda gurau. Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya. Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu, yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar." (Ath-Thariq: 1-17).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1-4) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ 1 ﴿ "Demi langit dan yang datang pada malam hari," kemudian yang datang di malam hari di-jelaskan dengan FirmanNya, ﴾ ٱلنَّجۡمُ ٱلثَّاقِبُ ﴿ "(Yaitu) bintang yang caha-yanya menembus," yakni yang bercahaya yang cahayanya menembus dan membakar langit hingga tembus dan terlihat dari bumi. Yang benar, bintang yang cahayanya menembus adalah kata umum yang mencakup seluruh bintang yang cahayanya menembus. Ada yang menafsirkannya dengan bintang saturnus yang memecah ketujuh langit dan menembusnya hingga dapat terlihat darinya. Disebut ath-Thariq karena bintang tersebut datang di waktu malam. Obyek sumpahnya adalah Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِن كُلُّ نَفۡسٖ لَّمَّا عَلَيۡهَا حَافِظٞ ﴿ "Tidak ada suatu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya," yang menjaga amal perbuat-annya, baik dan buruknya, dan amal yang dijaganya akan dibalas.
(5-7) ﴾ فَلۡيَنظُرِ ٱلۡإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ ﴿ "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?" Yakni, hendaklah manusia merenungkan penciptaan dan permulaannya, dia adalah makhluk (yang tercipta) ﴾ مِن مَّآءٖ دَافِقٖ ﴿ "dari air yang terpancar," yaitu air mani yang ﴾ يَخۡرُجُ مِنۢ بَيۡنِ ٱلصُّلۡبِ وَٱلتَّرَآئِبِ ﴿ "keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perem-puan." Kemungkinan yang dimaksud adalah tulang belakang lelaki dan tulang dada perempuan dan kemungkinan yang dimaksud adalah air mani yang memancar, yaitu air mani lelaki, karena air mani keluar di antara tulang punggung dan tulang dada. Dan se-pertinya inilah yang lebih utama, karena sifat air yang memancar yang bisa dilihat dan dirasakan pancarannya adalah air mani lelaki. Di samping itu, kata tara`ib juga dipakai untuk kaum lelaki yang bagi kaum wanita adalah tulang dada. Andai yang dimaksudkan adalah wanita, tentu yang disebutkan adalah tulang sulbi dan tulang dada perempuan. Wallahu a'lam.
(8-10) Dzat yang menciptakan manusia dari air yang me-mancar yang keluar dari tempat yang sulit, tentu mampu untuk mengembalikannya ke akhirat dan untuk membangkitkan, me-ngumpulkan, dan memberi balasan. Ada yang menafsirkan bahwa maknanya adalah, sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى kuasa untuk mengem-balikan air mani yang terpancar ke dalam tulang sulbi kembali. Meski secara makna benar, tapi bukan seperti itu maksud ayat ini. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman setelahnya, ﴾ يَوۡمَ تُبۡلَى ٱلسَّرَآئِرُ ﴿ "Pada hari di-nampakkan segala rahasia," yaitu rahasia-rahasia dada ditampakkan dan segala kebaikan dan keburukan yang ada di hati terlihat pada rona muka. Seperti difirmankan Allah سبحانه وتعالى,
﴾ يَوۡمَ تَبۡيَضُّ وُجُوهٞ وَتَسۡوَدُّ وُجُوهٞۚ ﴿
"Pada hari wajah-wajah memutih dan wajah-wajah menghitam." (Ali Imran: 106).
Di dalam dunia, banyak hal yang bisa disembunyikan yang tidak nampak oleh mata manusia, tapi di Hari Kiamat, kebaikan orang-orang baik dan dosa orang-orang yang berdosa pasti nampak. Semua hal menjadi terang dan jelas. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَمَا لَهُۥ مِن قُوَّةٖ ﴿ "Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun," yakni dari dirinya yang bisa menangkal, ﴾ وَلَا نَاصِرٖ ﴿ "dan tidak (pula) seorang penolong" dari luar yang menolongnya. Ini adalah sumpah terhadap orang-orang yang berbuat pada saat mereka melakukannya dan pada saat mereka diberi balasan.
(11-14) Kemudian Allah سبحانه وتعالى membagi golongan selanjut-nya berdasar keabsahan al-Qur`an seraya berfirman, ﴾ وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلرَّجۡعِ 11 وَٱلۡأَرۡضِ ذَاتِ ٱلصَّدۡعِ 12 ﴿ "Demi langit yang mengandung hujan, dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan," yakni langit membawa hujan setiap tahunnya dan bumi mengembalikannya berupa tumbuh-tumbuhan sehingga manusia dan binatang bisa hidup dengannya. Langit juga membawa takdir dan urusan-urusan ilahi di setiap waktu sedang-kan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. ﴾ إِنَّهُۥ لَقَوۡلٞ فَصۡلٞ ﴿ "Sesung-guhnya al-Qur`an itu benar-benar Firman yang memisahkan antara yang haq dan yang batil," yaitu benar, jujur, jelas, dan terang, ﴾ وَمَا هُوَ بِٱلۡهَزۡلِ ﴿ "dan sekali-kali bukanlah ia senda gurau," yakni serius, bukan senda gurau. Al-Qur`an adalah Firman yang membedakan antara berba-gai golongan dan berbagai perkataan, serta memutuskan berbagai sengketa.
(15-17) ﴾ إِنَّهُمۡ ﴿ "Sesungguhnya orang kafir itu," yaitu orang-orang yang mendustakan Rasulullah a dan al-Qur`an, ﴾ يَكِيدُونَ كَيۡدٗا ﴿ "merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya," agar dengan tipu daya mereka dapat menolak kebenaran dan menguat-kan kebatilan. ﴾ وَأَكِيدُ كَيۡدٗا ﴿ "Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya," untuk menampakkan kebenaran meski orang-orang kafir benci dan untuk menangkal kebatilan yang mereka bawa. Dengan demikian akan diketahui siapakah yang menang. Manusia sangatlah lemah dan hina untuk bisa mengalahkan Allah Yang Mahakuat lagi Maha Mengetahui dalam rencana pembalasan terhadap tipu daya. ﴾ فَمَهِّلِ ٱلۡكَٰفِرِينَ أَمۡهِلۡهُمۡ رُوَيۡدَۢا ﴿ "Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu, yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar," yakni sementara waktu, dan mereka akan mengetahui resiko sikap mereka pada saat siksaan menimpa.
Selesai tafsir Surat ath-Thariq. Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.