Skip to main content

وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ  ( الفجر: ١٦ )

wa-ammā
وَأَمَّآ
dan adapun/tetapi
idhā
إِذَا
apabila
مَا
apa
ib'talāhu
ٱبْتَلَىٰهُ
mengujinya
faqadara
فَقَدَرَ
lalu Dia menentukan/menyempitkan
ʿalayhi
عَلَيْهِ
atasnya
riz'qahu
رِزْقَهُۥ
rizkinya
fayaqūlu
فَيَقُولُ
lalu dia akan berkata
rabbī
رَبِّىٓ
Tuhanku
ahānani
أَهَٰنَنِ
Dia menghinaku

Wa 'Ammā 'Idhā Mā Abtalāhu Faqadara `Alayhi Rizqahu Fayaqūlu Rabbī 'Ahānani. (al-Fajr 89:16)

Artinya:

Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.” (QS. [89] Al-Fajr : 16)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinakanku.” Mereka tidak dapat memahami bahwa kefakiran dan kesusahan bukanla htolok ukur mutlak bagi kehinaan seseorang di mata Allah karena keduanya tidak lain hanyalah cobaan dari Allah.