Al-Hijr Ayat 56
قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ ( الحجر: ٥٦ )
Qāla Wa Man Yaqnaţu Min Raĥmati Rabbihi 'Illā Ađ-Đāllūna. (al-Ḥijr 15:56)
Artinya:
Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” (QS. [15] Al-Hijr : 56)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dia (Ibrahim) berkata menanggapi pernyataan tamunya, "Ketahuilah, tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat dan karunia Tuhannya kecuali orang yang sesat. Mereka adalah orang-orang yang menyimpang dari jalan Tuhan atau tidak menemukan jalan yang benar, dan tidak mengetahui kekuasaan Allah. Aku bukanlah orang yang demikian, karena itu aku tidak pernah berputus asa dari rahmat-Nya."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Melihat Ibrahim merasa takut, maka para tamu itu mengatakan kepadanya, agar tidak takut karena maksud kedatangan mereka ialah untuk menyampaikan kabar gembira dari Allah, bahwa ia akan dianugerahi seorang anak laki-laki yang saleh. Dalam firman Allah yang lain disebutkan bahwa anak yang akan dianugerahkan itu akan mempunyai kedudukan yang penting di kemudian hari.
Allah berfirman:
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. (as-shaffat/37: 112)
Ibrahim merasa heran atas berita gembira yang disampaikan para malaikat itu. Dia hampir saja tidak mempercayainya, apalagi berita itu disampaikan oleh orang yang belum dikenalnya dan ketika itu Ibrahim dan istrinya Sarah telah berusia lanjut. Menurut kebiasaan, orang yang sudah berusia lanjut tidak mungkin lagi mempunyai anak. Sudah tentu berita itu dianggapnya aneh, apalagi istrinya juga seorang yang mandul.
Tamu-tamu Ibrahim itu menegaskan bahwa berita yang disampaikan mereka itu adalah berita yang benar, sebab kelahiran seorang putra yang diinginkan itu termasuk nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Allah kuasa melimpahkan nikmat itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dia juga kuasa untuk mengadakan atau menciptakan sesuatu yang menyimpang dari sunnah-Nya sendiri.
Setelah mendengar keterangan para malaikat itu, timbullah keyakinan pada diri Ibrahim bahwa tamu yang aneh itu bukanlah sembarang tamu. Mereka adalah malaikat-malaikat Allah yang diutus kepadanya untuk menyampaikan berita gembira. Karena keyakinan itulah Ibrahim segera menjawab perkataan mereka bahwa tidak ada orang yang putus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat. Dalam hadis Nabi saw diterangkan betapa banyak dan luasnya nikmat Allah:
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah swt telah menciptakan rahmat, ketika itu Dia menciptakan seratus rahmat, maka ditahan-Nya sembilan puluh sembilan rahmat, dan melepaskan satu rahmat kepada makhluk-Nya seluruh-Nya. Kalau orang kafir mengetahui semua rahmat yang ada pada sisi Allah, niscaya mereka tidak putus asa dari rahmat itu, dan kalau orang mukmin mengetahui semua macam azab yang ada pada Allah swt, niscaya mereka tidak merasa aman dari api neraka." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Dalam hal ini, Ibrahim a.s. sebagai nabi dan rasul Allah pasti mengetahui betapa banyaknya rahmat yang ada pada sisi Allah. Oleh karena itu, beliau yakin akan kebenaran yang disampaikan para malaikat itu.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Ibrahim berkata, "Tiada) tidak ada (orang orang berputus asa) dapat dibaca yaqnithu dan yaqnathu (dari rahmat Rabbnya melainkan orang-orang yang sesat.") yakni orang-orang kafir.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Ibrâhîm menjawab, 'Aku tidak akan pernah putus asa dari kasih sayang Allah. Sebab, hanya orang-orang sesat yang tidak mengerti keagungan kekuasaan-Nyalah yang berputus asa dari rahmat-Nya. '
6 Tafsir as-Saadi
"Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibra-him. Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucap-kan, 'Salam.' Ibrahim berkata, 'Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu.' Mereka berkata, 'Janganlah kamu merasa takut, se-sungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (ke-lahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang alim.' Ibrahim berkata, 'Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (ter-laksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini.' Mereka men-jawab, 'Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.' Ibrahim berkata, 'Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat'." (Al-Hijr: 51-56).
(51) Allah berkata kepada NabiNya, Muhammad, ﴾ وَنَبِّئۡهُمۡ عَن ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ﴿ "Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim", yaitu tentang kisah yang ajaib. Sesungguhnya, di dalam ceritamu kepada mereka tentang kisah-kisah para rasul dan peristiwa-peris-tiwa yang terjadi pada mereka terdapat sesuatu yang akan men-datangkan pelajaran dan peneladanan kepada para rasul itu bagi mereka (kaummu). Apalagi kisah tentang Nabi Ibrahim al-Khalil (kekasih Allah) yang mana Allah memerintahkan kepada kita untuk mengikuti ajarannya. Sedangkan tamunya ialah para malaikat yang mulia. Allah telah memuliakan Nabi Ibrahim dengan menjadikan para malaikat sebagai tamu-tamu beliau.
(52) ﴾ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗا ﴿ "Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, 'Salam'," maksudnya para malaikat melon-tarkan salam kepada beliau. Lantas beliau menjawab salam mereka. ﴾ قَالَ إِنَّا مِنكُمۡ وَجِلُونَ ﴿ "Ibrahim berkata, 'Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu'," maksudnya kami merasa takut. Pasalnya, ketika mereka masuk menemui beliau, dan beliau menduga mereka sebagai tamu, maka beliau lantas bersegera menuju rumahnya dan menyiapkan jamuan bagi mereka berupa daging sapi yang empuk dan menyu-guhkannya kepada mereka, saat melihat tangan-tangan mereka tidak menyentuhnya, maka beliau merasa takut kepada mereka, kalau mereka adalah para pencuri atau orang-orang semacam itu. Maka mereka berkata kepada beliau,
(53) ﴾ لَا تَوۡجَلۡ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ ﴿ "Janganlah kamu merasa takut, se-sungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang alim'," yaitu Ishaq عليه السلام. Kabar gembira ini mengandung keterangan bahwa ia adalah se-orang lelaki, bukan seorang wanita ﴾ عَلِيمٖ ﴿ "(yang akan menjadi) orang alim", maksudnya ilmunya banyak. Dalam ayat lainnya, Allah ber-firman,
﴾ وَبَشَّرۡنَٰهُ بِإِسۡحَٰقَ نَبِيّٗا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ 112 ﴿
"Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq sebagai seorang nabi yang termasuk orang-orang yang shalih." (Ash-Shaffat: 112).
(54) ﴾ قَالَ ﴿ "Ibrahim berkata," maksudnya Ibrahim berkata kepada mereka dengan nada keheranan atas berita menggembira-kan ini, ﴾ أَبَشَّرۡتُمُونِي ﴿ "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku", dengan (kelahiran) seorang anak ﴾ عَلَىٰٓ أَن مَّسَّنِيَ ٱلۡكِبَرُ ﴿ "padahal usiaku telah lanjut", ada unsur perasaan putus asa dari beliau, ﴾ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ ﴿ "maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini", maksudnya bagaimana kalian memberikan kabar gembira padahal faktor sebab kausalitas sudah tidak ada?
(55) ﴾ قَالُواْ بَشَّرۡنَٰكَ بِٱلۡحَقِّ ﴿ "Mereka menjawab, 'Kami menyampaikan berita gembira kepadamu dengan benar'," yang tidak mengandung ke-raguan padanya. Sebab, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Sedangkan kamu teristimewakan (oleh Allah) wahai pemilik rumah ini, rahmat Allah dan keberkahanNya semoga selalu ter-curahkan pada kalian. Maka, janganlah dianggap aneh kucuran kemurahan dan kebaikan Allah kepada kalian. ﴾ فَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡقَٰنِطِينَ ﴿ "Maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa", yaitu orang-orang yang menganggap mustahil kedatangan kebaikan ke-pada mereka. Bahkan, engkau mesti senantiasa mengharapkan cu-rahan kebaikan, kebajikan, dan kenikmatanNya.
(56) Maka Ibrahim menjawab mereka dengan menuturkan, ﴾ وَمَن يَقۡنَطُ مِن رَّحۡمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا ٱلضَّآلُّونَ ﴿ "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat." Yaitu orang-orang yang tidak mempunyai bekal ilmu apa pun tentang Rabb mereka dan kesempurnaan kekuasaanNya. Sementara itu, orang yang telah Allah karuniai hidayah dan ilmu yang agung, maka tidak ada celah baginya untuk berputus asa kepadaNya. Pasalnya, ia mengetahui dengan porsi banyak mengenai berbagai macam sebab kausalitas dan prasarana, serta jalur-jalur menuju Rahmat Allah.
Berikutnya, pasca menyampaikan kabar gembira ini, Ibrahim mengetahui bahwa para malaikat itu diutus untuk sebuah misi yang penting.