mereka saling berbisik satu sama lain, “Kamu tinggal (di dunia) tidak lebih dari sepuluh (hari).” (QS. [20] Taha : 103)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Menunggu giliran untuk penimbangan amal perbuatan masing-masing, mereka saling berbisik-bisik di antara mereka untuk meringankan ketakutan dan kekalutan, “Kamu tidak berdiam di dunia melainkan hanyalah sepuluh hari, dan ini merupakan waktu yang sangat singkat.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Mereka saling berbisik dan saling bertanya dengan suara yang hampir-hampir tidak terdengar karena sangat merasa takut dan khawatir. "Kita baru sepuluh hari saja hidup di dunia ini? Mengapa kita telah dikumpulkan di padang Mahsyar ini sedang kita belum mendapat kesempatan sedikit pun untuk beramal dan bersiap-siap guna menghadapi hari ini?" Memang demikianlah halnya setiap orang yang dilanda malapetaka yang berat, terbayanglah di dalam pikirannya liku-liku kehidupannya di masa silam, semuanya berlalu dengan amat cepatnya, seakan-akan hidup yang dinikmatinya berpuluh tahun lamanya terjadi hanya dalam beberapa saat saja.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
...mereka berbisik-bisik di antara mereka.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa mereka saling berbisik di antara sesamanya. Mereka mengatakan kalimat berikut:
Kalian tidak berdiam melainkan hanyalah sepuluh (hari).
Yakni masa tinggal kalian di dunia hanya sebentar, yaitu sepuluh hari atau yang semisal dengannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka berbisik-bisik di antara mereka sendiri) yaitu berbicara dengan suara yang pelan-pelan ("Tidaklah) (kalian tinggal) di dunia (melainkan sepuluh) hari."
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka saling berbisik satu sama lain, dalam suasana penuh hina dan galau, tentang betapa pendeknya kehidupan dunia. Begitu pendeknya, hingga mereka seolah hidup dan merasakan kenikmatan dunia hanya sepuluh hari.