Qaf Ayat 22
لَقَدْ كُنْتَ فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاۤءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيْدٌ ( ق: ٢٢ )
Laqad Kunta Fī Ghaflatin Min Hādhā Fakashafnā `Anka Ghiţā'aka Fabaşaruka Al-Yawma Ĥadīdun. (Q̈āf 50:22)
Artinya:
Sungguh, kamu dahulu lalai tentang (peristiwa) ini, maka Kami singkapkan tutup (yang menutupi) matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. (QS. [50] Qaf : 22)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Ketika kematian datang menjemput seseorang, maka dikatakan kepada manusia, "Sungguh, kamu dahulu ketika hidup di dunia lalai tentang peristiwa kematian dan kebangkitan ini, maka Kami singkapkan tutup yang menutupi matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. Dengan demikian keraguanmu akan sirna."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menegaskan kepada manusia yang ketika hidupnya di dunia penuh dengan kelengahan dalam menghadapi hari Kiamat yang hebat dan dahsyat, "Sesungguhnya manusia berada dalam kelalaian tentang adanya hari Kiamat yang hebat dan dahsyat ini. Allah menyingkapkan dinding dan tabir yang selalu menghalanghalangi pandangannya, sekarang ini ia dapat melihat dengan matanya sendiri, apa yang dahulu selalu ia ingkari. Pandangan manusia pada hari itu amat tajam, menghilangkan segala keragu-raguan, akan tetapi apa gunanya kesadaran dan keinsafan ini, setelah ia berada di akhirat?" Mestinya kesadaran dan keinsafan mereka miliki dahulu ketika masih berada di dunia.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Jarir telah meriwayatkan tiga pendapat sehubungan dengan makna yang dimaksud oleh firman Allah Swt.:
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. (Qaf: 22)
Siapakah lawan bicara yang dimaksud dalam ayat ini. Salah satunya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang kafir, ini menurut riwayat Ali ibnu Abu Talhah dari Ibnu Abbas r.a. Hal yang sama dikatakan oleh Ad- Dahhak ibnu Muzahim dan Saleh ibnu Kaisan.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa lawan bicara yang dimaksud adalah semua orang, baik yang bertakwa maupun yang durhaka; karena sesungguhnya negeri akhirat itu bila dibandingkan dengan dunia sama dengan melek (bangun), sedangkan negeri dunia sama dengan tidur. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir, dia menukilnya dari Husain ibnu Abdullah ibnu Ubaidillah, dari Abdullah ibnu Abbas r.a.
Pendapat yang ketiga menyebutkan bahwa lawan bicaranya adalah Nabi Saw. Pendapat ini dikatakan oleh Zaid ibnu Aslam dan anaknya. Makna ayat menurut pendapat keduanya adalah seperti berikut: Sesungguhnya sebelumnya kami dalam keadaan lalai dari Al-Qur'an ini, yaitu sebelum ia diturunkan kepadamu, lalu Kami bukakan darimu penutup yang menutupi dirimu dengan menurunkan Al-Qur'an kepadamu, maka sekarang penglihatanmu menjadi sangat tajam.
Akan tetapi, makna lahiriah ayat yang tersimpulkan dari konteksnya berbeda dengan pengertian tersebut, bahkan lawan bicara yang dimaksud adalah manusia itu sendiri. Makna yang dimaksud oleh firman-Nya:
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini. (Qaf: 22)
Yakni dari hari ini alias hari kiamat.
maka Kami singkapkan terhadapmu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari ini amat tajam. (Qaf: 22)
Yaitu amat kuat karena tiap-tiap orang di hari kiamat mempunyai penglihatan yangtajam; sehingga orang-orang kafir ketika di dunia, maka di hari kiamat mereka berada pada jalan yang lurus, tetapi hal itu tidak dapat memberi manfaat sedikit pun bagi diri mereka (karena alam akhirat adalah bukan alam ujian, melainkan alam pembalasan). Dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. (Maryam: 38)
Dan firman Allah Swt.:
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (As-Sajdah: 12)
4 Tafsir Al-Jalalain
("Sesungguhnya kamu) sewaktu di dunia (berada dalam keadaan lalai dari hal ini) yang sekarang menimpa kamu (maka Kami singkapkan daripadamu tutupmu) maksudnya, Kami lenyapkan kelalaianmu dengan apa yang kamu saksikan sekarang ini (maka penglihatanmu pada hari ini tajam") yakni menjadi terang dan dapat melihat apa yang kamu ingkari sewaktu di dunia.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kemudian, sebagai celaan bagi orang-orang yang mendustakan, dikatakanlah kepada mereka, "Sesungguhnya, ketika di dunia, kalian telah melalaikan apa yang kalian rasakan sekarang. Kami telah membuka tabir yang menutupi mata kalian untuk melihat masalah-masalah keakhiratan, sehingga pada hari ini penglihatan kalian menjadi tajam dan kuat."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itu-lah yang kamu selalu lari dari padanya. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang ma-laikat saksi. Sungguh kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu sangat tajam." (Qaf: 19-22).
(19) Artinya, orang yang lari serta mendustakan ayat-ayat Allah سبحانه وتعالى ini didatangi oleh ﴾ سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ بِٱلۡحَقِّۖ ﴿ "sakaratul maut yang se-benar-benarnya," yang tidak bisa ditolak dan dihindari.﴾ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنۡهُ تَحِيدُ ﴿ "Itulah yang kamu selalu lari dari padanya," yang kau hindari dan lari darinya.
(20) ﴾ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِۚ ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلۡوَعِيدِ ﴿ "Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman," hari di mana orang-orang zhalim akan menuai ancaman Allah سبحانه وتعالى berupa azab, hari di mana orang-orang yang beriman akan menuai janji Allah سبحانه وتعالى berupa pahala.
(21) ﴾ وَجَآءَتۡ كُلُّ نَفۡسٖ مَّعَهَا سَآئِقٞ ﴿ "Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring," yang akan menggiringnya ke tempat pemberhentian pada Hari Kiamat, sehingga setiap diri tidak mungkin untuk tidak mendatangi tempat itu, ﴾ وَشَهِيدٞ ﴿ "dan seorang malaikat saksi," yang akan memberikan kesaksian tentang semua amalnya, baik dan buruknya. Ini menunjukkan perhatian Allah سبحانه وتعالى terhadap para hambaNya dan Allah سبحانه وتعالى menjaga amal-amalnya kemudian dibalas secara adil.
(22) Ini merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh para hamba, tapi kebanyakan manusia lalai, karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ لَّقَدۡ كُنتَ فِي غَفۡلَةٖ مِّنۡ هَٰذَا ﴿ "Sungguh kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini." Artinya, dikatakan pada orang yang berpaling dan mendustakan Hari Kiamat. Perkataan ini sebagai celaan dan penghinaan, kalian dulunya mendustakan Hari Kiamat dan tidak mau beramal untuk Hari Kiamat, ﴾ ف َ ـ ﴿ "maka" s e k a r a n g ﴾ كَشَفۡنَا عَنكَ غِطَآءَكَ ﴿ "Kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu," yang menutupi hatimu, dulu kalian banyak terlelap dan terus menerus berpaling, ﴾ فَبَصَرُكَ ٱلۡيَوۡمَ حَدِيدٞ ﴿ "maka penglihatanmu pada hari itu sangat tajam," yakni melihat berbagai macam azab yang membuat-nya takut. Penafsiran lain, atau ini adalah pembicaraan Allah سبحانه وتعالى untuk hambaNya yang ketika berada di dunia melalaikan tujuan mengapa dia diciptakan. Tapi pada Hari Kiamat orang itu menjadi waspada dan kantuknya lenyap di saat-saat di mana semua yang telah ditinggalkan tidak mungkin bisa dikejar lagi. Semua ini me-rupakan ancaman Allah سبحانه وتعالى untuk para hambaNya serta penyam-paian berita menakutkan dengan menyebutkan balasan yang di-terima mereka yang mendustakan pada hari yang amat besar itu.