Mā Kadhaba Al-Fu'uādu Mā Ra'aá
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
'Afatumārūnahu `Alaá Mā Yaraá
Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang dilihatnya itu?
Wa Laqad Ra'āhu Nazlatan 'Ukhraá
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
`Inda Sidrati Al-Muntahaá
(yaitu) di Sidratul Muntaha,
`Indahā Jannatu Al-Ma'waá
di dekatnya ada surga tempat tinggal,
'Idh Yaghshaá As-Sidrata Mā Yaghshaá
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya,
Mā Zāgha Al-Başaru Wa Mā Ţaghaá
penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
Laqad Ra'aá Min 'Āyāti Rabbihi Al-Kubraá
Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.
'Afara'aytumu Al-Lāta Wa Al-`Uzzaá
Maka apakah patut kamu (orang-orang musyrik) menganggap (berhala) Al-Lata dan Al-‘Uzza,
Wa Manāata Ath-Thālithata Al-'Ukhraá
dan Manat, yang ketiga (yang) kemudian (sebagai anak perempuan Allah).