Skip to main content

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا سَبَقُوْنَآ اِلَيْهِۗ وَاِذْ لَمْ يَهْتَدُوْا بِهٖ فَسَيَقُوْلُوْنَ هٰذَآ اِفْكٌ قَدِيْمٌ   ( الأحقاف: ١١ )

waqāla
وَقَالَ
dan berkata
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
kafarū
كَفَرُوا۟
kafir/ingkar
lilladhīna
لِلَّذِينَ
kepada orang-orang yang
āmanū
ءَامَنُوا۟
beriman
law
لَوْ
jika ia
kāna
كَانَ
adalah
khayran
خَيْرًا
baik
مَّا
tidak
sabaqūnā
سَبَقُونَآ
mereka mendahului kami
ilayhi
إِلَيْهِۚ
kepadanya
wa-idh
وَإِذْ
dan karena
lam
لَمْ
tidak
yahtadū
يَهْتَدُوا۟
mereka mendapat petunjuk
bihi
بِهِۦ
dengannya
fasayaqūlūna
فَسَيَقُولُونَ
maka mereka akan mengatakan
hādhā
هَٰذَآ
ini
if'kun
إِفْكٌ
kedustaan
qadīmun
قَدِيمٌ
lama

Dan orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, “Sekiranya Al-Qur'an itu sesuatu yang baik, tentu mereka tidak pantas mendahului kami (beriman) kepadanya.” Tetapi karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata, “Ini adalah dusta yang lama.”

Tafsir

وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰٓى اِمَامًا وَّرَحْمَةً ۗوَهٰذَا كِتٰبٌ مُّصَدِّقٌ لِّسَانًا عَرَبِيًّا لِّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۖوَبُشْرٰى لِلْمُحْسِنِيْنَ  ( الأحقاف: ١٢ )

wamin
وَمِن
dan dari
qablihi
قَبْلِهِۦ
sebelumnya
kitābu
كِتَٰبُ
kitab
mūsā
مُوسَىٰٓ
Musa
imāman
إِمَامًا
petunjuk
waraḥmatan
وَرَحْمَةًۚ
dan rahmat
wahādhā
وَهَٰذَا
dan ini
kitābun
كِتَٰبٌ
kitab
muṣaddiqun
مُّصَدِّقٌ
membenarkan
lisānan
لِّسَانًا
lisan/bahasa
ʿarabiyyan
عَرَبِيًّا
Arab
liyundhira
لِّيُنذِرَ
untuk memberi peringatan
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ẓalamū
ظَلَمُوا۟
zalim
wabush'rā
وَبُشْرَىٰ
dan memberi kabar gembira
lil'muḥ'sinīna
لِلْمُحْسِنِينَ
kepada orang-orang yang berbuat baik

Dan sebelum (Al-Qur'an) itu telah ada Kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan (Al-Qur'an) ini adalah Kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

Tafsir

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ  ( الأحقاف: ١٣ )

inna
إِنَّ
sesungguhnya
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
qālū
قَالُوا۟
mengatakan
rabbunā
رَبُّنَا
Tuhan kami
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
thumma
ثُمَّ
kemudian
is'taqāmū
ٱسْتَقَٰمُوا۟
mereka meneguhkan
falā
فَلَا
maka tidak ada
khawfun
خَوْفٌ
rasa takut
ʿalayhim
عَلَيْهِمْ
atas mereka
walā
وَلَا
dan tidak
hum
هُمْ
mereka
yaḥzanūna
يَحْزَنُونَ
mereka bersedih hati

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati.

Tafsir

اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۚ جَزَاۤءً ۢبِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ   ( الأحقاف: ١٤ )

ulāika
أُو۟لَٰٓئِكَ
mereka itu
aṣḥābu
أَصْحَٰبُ
penghuni
l-janati
ٱلْجَنَّةِ
surga
khālidīna
خَٰلِدِينَ
mereka kekal
fīhā
فِيهَا
didalamnya
jazāan
جَزَآءًۢ
balasan
bimā
بِمَا
terhadap apa
kānū
كَانُوا۟
adalah mereka
yaʿmalūna
يَعْمَلُونَ
mereka kerjakan

Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.

Tafsir

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ   ( الأحقاف: ١٥ )

wawaṣṣaynā
وَوَصَّيْنَا
dan Kami wasiatkan
l-insāna
ٱلْإِنسَٰنَ
manusia
biwālidayhi
بِوَٰلِدَيْهِ
terhadap kedua orang tuanya
iḥ'sānan
إِحْسَٰنًاۖ
berbuat baik
ḥamalathu
حَمَلَتْهُ
mengandungnya
ummuhu
أُمُّهُۥ
ibunya
kur'han
كُرْهًا
susah payah
wawaḍaʿathu
وَوَضَعَتْهُ
dan melahirkannya
kur'han
كُرْهًاۖ
susah payah
waḥamluhu
وَحَمْلُهُۥ
dan mengandungnya
wafiṣāluhu
وَفِصَٰلُهُۥ
dan menyapihnya
thalāthūna
ثَلَٰثُونَ
tiga puluh
shahran
شَهْرًاۚ
bulan
ḥattā
حَتَّىٰٓ
sehingga
idhā
إِذَا
apabila
balagha
بَلَغَ
dia sampai
ashuddahu
أَشُدَّهُۥ
dewasanya
wabalagha
وَبَلَغَ
dan sampai
arbaʿīna
أَرْبَعِينَ
empat puluh
sanatan
سَنَةً
tahun
qāla
قَالَ
dia berkata
rabbi
رَبِّ
ya Tuhan
awziʿ'nī
أَوْزِعْنِىٓ
Tunjukilah aku
an
أَنْ
untuk
ashkura
أَشْكُرَ
aku bersyukur
niʿ'mataka
نِعْمَتَكَ
nikmat Engkau
allatī
ٱلَّتِىٓ
yang
anʿamta
أَنْعَمْتَ
Engkau beri nikmat
ʿalayya
عَلَىَّ
kepadaku
waʿalā
وَعَلَىٰ
dan kepada
wālidayya
وَٰلِدَىَّ
kedua orang tuaku
wa-an
وَأَنْ
dan agar
aʿmala
أَعْمَلَ
aku beramal
ṣāliḥan
صَٰلِحًا
shaleh
tarḍāhu
تَرْضَىٰهُ
Engkau meridhainya
wa-aṣliḥ
وَأَصْلِحْ
dan berilah kebaikan
لِى
kepadaku
فِى
pada
dhurriyyatī
ذُرِّيَّتِىٓۖ
keturunanku
innī
إِنِّى
sesungguhnya aku
tub'tu
تُبْتُ
aku bertaubat
ilayka
إِلَيْكَ
kepada-Mu
wa-innī
وَإِنِّى
dan sesungguhnya aku
mina
مِنَ
termasuk/dari
l-mus'limīna
ٱلْمُسْلِمِينَ
orang-orang yang berserah diri

Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

Tafsir

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّاٰتِهِمْ فِيْٓ اَصْحٰبِ الْجَنَّةِۗ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ   ( الأحقاف: ١٦ )

ulāika
أُو۟لَٰٓئِكَ
mereka itu
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
nataqabbalu
نَتَقَبَّلُ
Kami terima
ʿanhum
عَنْهُمْ
dari mereka
aḥsana
أَحْسَنَ
lebih baik
مَا
apa yang
ʿamilū
عَمِلُوا۟
mereka kerjakan
wanatajāwazu
وَنَتَجَاوَزُ
dan Kami hapus
ʿan
عَن
dari
sayyiātihim
سَيِّـَٔاتِهِمْ
kesalahan mereka
فِىٓ
dalam
aṣḥābi
أَصْحَٰبِ
penghuni
l-janati
ٱلْجَنَّةِۖ
surga
waʿda
وَعْدَ
janji
l-ṣid'qi
ٱلصِّدْقِ
benar
alladhī
ٱلَّذِى
yang
kānū
كَانُوا۟
adalah mereka
yūʿadūna
يُوعَدُونَ
mereka dijanjikan

Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.

Tafsir

وَالَّذِيْ قَالَ لِوَالِدَيْهِ اُفٍّ لَّكُمَآ اَتَعِدَانِنِيْٓ اَنْ اُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُوْنُ مِنْ قَبْلِيْۚ وَهُمَا يَسْتَغِيْثٰنِ اللّٰهَ وَيْلَكَ اٰمِنْ ۖاِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّۚ فَيَقُوْلُ مَا هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ   ( الأحقاف: ١٧ )

wa-alladhī
وَٱلَّذِى
dan orang yang
qāla
قَالَ
berkata
liwālidayhi
لِوَٰلِدَيْهِ
pada kedua orang tuanya
uffin
أُفٍّ
hus/cis
lakumā
لَّكُمَآ
bagi kamu berdua
ataʿidāninī
أَتَعِدَانِنِىٓ
apakah kamu berdua mengancamku
an
أَنْ
bahwa
ukh'raja
أُخْرَجَ
aku akan dibangkitkan
waqad
وَقَدْ
dan sesungguhnya
khalati
خَلَتِ
telah berlalu
l-qurūnu
ٱلْقُرُونُ
ummat-ummat
min
مِن
dari
qablī
قَبْلِى
sebelumku
wahumā
وَهُمَا
dan keduanya
yastaghīthāni
يَسْتَغِيثَانِ
keduanya memohon pertolongan
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
waylaka
وَيْلَكَ
celaka kamu
āmin
ءَامِنْ
berimanlah
inna
إِنَّ
sesungguhnya
waʿda
وَعْدَ
janji
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
ḥaqqun
حَقٌّ
benar
fayaqūlu
فَيَقُولُ
maka dia berkata
مَا
tidaklah
hādhā
هَٰذَآ
ini
illā
إِلَّآ
kecuali
asāṭīru
أَسَٰطِيرُ
dongengan
l-awalīna
ٱلْأَوَّلِينَ
orang-orang terdahulu

Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Ah.” Apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan (dari kubur), padahal beberapa umat sebelumku telah berlalu? Lalu kedua orang tuanya itu memohon pertolongan kepada Allah (seraya berkata), “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah itu benar.” Lalu dia (anak itu) berkata, “Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu.”

Tafsir

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِيْٓ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا خٰسِرِيْنَ  ( الأحقاف: ١٨ )

ulāika
أُو۟لَٰٓئِكَ
mereka itu
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ḥaqqa
حَقَّ
telah pasti
ʿalayhimu
عَلَيْهِمُ
atas mereka
l-qawlu
ٱلْقَوْلُ
perkataan
فِىٓ
pada
umamin
أُمَمٍ
ummat-ummat
qad
قَدْ
sungguh
khalat
خَلَتْ
telah berlalu
min
مِن
dari
qablihim
قَبْلِهِم
sebelum mereka
mina
مِّنَ
dari
l-jini
ٱلْجِنِّ
jin
wal-insi
وَٱلْإِنسِۖ
dan manusia
innahum
إِنَّهُمْ
sesungguhnya mereka
kānū
كَانُوا۟
adalah mereka
khāsirīna
خَٰسِرِينَ
orang-orang yang merugi

Mereka itu orang-orang yang telah pasti terkena ketetapan (azab) bersama umat-umat dahulu sebelum mereka, dari (golongan) jin dan manusia. Mereka adalah orang-orang yang rugi.

Tafsir

وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۚ وَلِيُوَفِّيَهُمْ اَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ   ( الأحقاف: ١٩ )

walikullin
وَلِكُلٍّ
dan bagi tiap-tiap
darajātun
دَرَجَٰتٌ
derajat
mimmā
مِّمَّا
dari apa
ʿamilū
عَمِلُوا۟ۖ
mereka kerjakan
waliyuwaffiyahum
وَلِيُوَفِّيَهُمْ
dan karena Allah akan mencukupi mereka
aʿmālahum
أَعْمَٰلَهُمْ
amal pekerjaan mereka
wahum
وَهُمْ
dan mereka
لَا
tidak
yuẓ'lamūna
يُظْلَمُونَ
mereka dirugikan/aniaya

Dan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan balasan amal perbuatan mereka dan mereka tidak dirugikan.

Tafsir

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِۗ اَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰتِكُمْ فِيْ حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَاۚ فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ ࣖ   ( الأحقاف: ٢٠ )

wayawma
وَيَوْمَ
dan pada hari
yuʿ'raḍu
يُعْرَضُ
dihadapkan
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
kafarū
كَفَرُوا۟
kafir/ingkar
ʿalā
عَلَى
atas/pada
l-nāri
ٱلنَّارِ
neraka
adhhabtum
أَذْهَبْتُمْ
kamu telah hilangkan
ṭayyibātikum
طَيِّبَٰتِكُمْ
rezekimu yang baik-baik
فِى
dalam
ḥayātikumu
حَيَاتِكُمُ
kehidupanmu
l-dun'yā
ٱلدُّنْيَا
dunia
wa-is'tamtaʿtum
وَٱسْتَمْتَعْتُم
dan kamu telah bersenang-senang
bihā
بِهَا
dengannya
fal-yawma
فَٱلْيَوْمَ
maka pada hari ini
tuj'zawna
تُجْزَوْنَ
kamu diberi balasan
ʿadhāba
عَذَابَ
azab
l-hūni
ٱلْهُونِ
hina
bimā
بِمَا
dengan sebab
kuntum
كُنتُمْ
kalian adalah
tastakbirūna
تَسْتَكْبِرُونَ
kamu menyombongkan diri
فِى
di muka
l-arḍi
ٱلْأَرْضِ
bumi
bighayri
بِغَيْرِ
dengan tanpa
l-ḥaqi
ٱلْحَقِّ
kebenaran
wabimā
وَبِمَا
dan dengan sebab
kuntum
كُنتُمْ
kalian adalah
tafsuqūna
تَفْسُقُونَ
kamu berbuat fasik

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah).”

Tafsir