Skip to main content

هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ  ( القلم: ١١ )

hammāzin
هَمَّازٍ
pencela
mashāin
مَّشَّآءٍۭ
berjalan
binamīmin
بِنَمِيمٍ
dengan fitnah

suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah,

Tafsir

مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ  ( القلم: ١٢ )

mannāʿin
مَّنَّاعٍ
menghalangi
lil'khayri
لِّلْخَيْرِ
bagi kebaikan
muʿ'tadin
مُعْتَدٍ
melampaui batas
athīmin
أَثِيمٍ
dosa

yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa,

Tafsir

عُتُلٍّۢ بَعْدَ ذٰلِكَ زَنِيْمٍۙ  ( القلم: ١٣ )

ʿutullin
عُتُلٍّۭ
kaku kasar
baʿda
بَعْدَ
sesudah
dhālika
ذَٰلِكَ
demikian itu
zanīmin
زَنِيمٍ
terkenal jahat

yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya,

Tafsir

اَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَّبَنِيْنَۗ  ( القلم: ١٤ )

an
أَن
karena
kāna
كَانَ
dia adalah
dhā
ذَا
mempunyai
mālin
مَالٍ
harta
wabanīna
وَبَنِينَ
dan anak-anak

karena dia kaya dan banyak anak.

Tafsir

اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ  ( القلم: ١٥ )

idhā
إِذَا
apabila
tut'lā
تُتْلَىٰ
dibacakan
ʿalayhi
عَلَيْهِ
kepadanya
āyātunā
ءَايَٰتُنَا
ayat-ayat Kami
qāla
قَالَ
dia berkata
asāṭīru
أَسَٰطِيرُ
dongeng-dongeng
l-awalīna
ٱلْأَوَّلِينَ
orang-orang terdahulu

Apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, dia berkata, “(Ini adalah) dongeng-dongeng orang dahulu.”

Tafsir

سَنَسِمُهٗ عَلَى الْخُرْطُوْمِ   ( القلم: ١٦ )

sanasimuhu
سَنَسِمُهُۥ
kelak akan Kami beri tanda dia
ʿalā
عَلَى
atas
l-khur'ṭūmi
ٱلْخُرْطُومِ
belalai

Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai(nya).

Tafsir

اِنَّا بَلَوْنٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِۚ اِذْ اَقْسَمُوْا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِيْنَۙ  ( القلم: ١٧ )

innā
إِنَّا
sesungguhnya Kami
balawnāhum
بَلَوْنَٰهُمْ
Kami telah menguji mereka
kamā
كَمَا
sebagaimana
balawnā
بَلَوْنَآ
Kami telah menguji
aṣḥāba
أَصْحَٰبَ
penghuni/pemilik
l-janati
ٱلْجَنَّةِ
surga
idh
إِذْ
ketika
aqsamū
أَقْسَمُوا۟
mereka bersumpah
layaṣrimunnahā
لَيَصْرِمُنَّهَا
sungguh mereka akan mematikannya
muṣ'biḥīna
مُصْبِحِينَ
di pagi hari

Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah pasti akan memetik (hasil)nya pada pagi hari,

Tafsir

وَلَا يَسْتَثْنُوْنَ   ( القلم: ١٨ )

walā
وَلَا
dan tidak
yastathnūna
يَسْتَثْنُونَ
mereka menyisihkan

tetapi mereka tidak menyisihkan (dengan mengucapkan, “Insya Allah”).

Tafsir

فَطَافَ عَلَيْهَا طَاۤىِٕفٌ مِّنْ رَّبِّكَ وَهُمْ نَاۤىِٕمُوْنَ   ( القلم: ١٩ )

faṭāfa
فَطَافَ
maka mengepung
ʿalayhā
عَلَيْهَا
atasnya (kebun itu)
ṭāifun
طَآئِفٌ
kepungan (malapetaka)
min
مِّن
dari
rabbika
رَّبِّكَ
Tuhanmu
wahum
وَهُمْ
dan mereka
nāimūna
نَآئِمُونَ
orang-orang yang tidur

Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur.

Tafsir

فَاَصْبَحَتْ كَالصَّرِيْمِۙ  ( القلم: ٢٠ )

fa-aṣbaḥat
فَأَصْبَحَتْ
maka jadilah ia/kebun itu
kal-ṣarīmi
كَٱلصَّرِيمِ
seperti sudah di potong/petik

Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita,

Tafsir