Mā 'Ash/hadtuhum Khalqa As-Samāwāti Wa Al-'Arđi Wa Lā Khalqa 'Anfusihim Wa Mā Kuntu Muttakhidha Al-Muđillīna `Ađudāan.
Aku tidak menghadirkan mereka (Iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan Aku tidak menjadikan orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.
Wa Yawma Yaqūlu Nādū Shurakā'iya Al-Ladhīna Za`amtum Fada`awhum Falam Yastajībū Lahum Wa Ja`alnā Baynahum Mawbiqāan.
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Dia berfirman, “Panggillah olehmu sekutu-sekutu-Ku yang kamu anggap itu.” Mereka lalu memanggilnya, tetapi mereka (sekutu-sekutu) tidak membalas (seruan) mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka).
Wa Ra'aá Al-Mujrimūna An-Nāra Fažannū 'Annahum Muwāqi`ūhā Wa Lam Yajidū `Anhā Maşrifāan.
Dan orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menduga, bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya.
Wa Laqad Şarrafnā Fī Hādhā Al-Qur'āni Lilnnāsi Min Kulli Mathalin Wa Kāna Al-'Insānu 'Akthara Shay'in Jadalāan.
Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah.
Wa Mā Mana`a An-Nāsa 'An Yu'uminū 'Idh Jā'ahumu Al-Hudaá Wa Yastaghfirū Rabbahum 'Illā 'An Ta'tiyahum Sunnatu Al-'Awwalīna 'Aw Ya'tiyahumu Al-`Adhābu Qubulāan.
Dan tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.
Wa Mā Nursilu Al-Mursalīna 'Illā Mubashshirīna Wa Mundhirīna Wa Yujādilu Al-Ladhīna Kafarū Bil-Bāţili Liyudĥiđū Bihi Al-Ĥaqqa Wa Attakhadhū 'Āyātī Wa Mā 'Undhirū Huzūan.
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan; tetapi orang yang kafir membantah dengan (cara) yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak (kebenaran), dan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan apa yang diperingatkan terhadap mereka sebagai olok-olokan.
Wa Man 'Ažlamu Mimman Dhukkira Bi'āyāti Rabbihi Fa'a`rađa `Anhā Wa Nasiya Mā Qaddamat Yadāhu 'Innā Ja`alnā `Alaá Qulūbihim 'Akinnatan 'An Yafqahūhu Wa Fī 'Ādhānihim Waqrāan Wa 'In Tad`uhum 'Ilaá Al-Hudaá Falan Yahtadū 'Idhāan 'Abadāan.
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendatipun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya.
Wa Rabbuka Al-Ghafūru Dhū Ar-Raĥmati Law Yu'uākhidhuhum Bimā Kasabū La`ajjala Lahumu Al-`Adhāba Bal Lahum Maw`idun Lan Yajidū Min Dūnihi Maw'ilāan.
Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu tertentu (untuk mendapat siksa) yang mereka tidak akan menemukan tempat berlindung dari-Nya.
Wa Tilka Al-Quraá 'Ahlaknāhum Lammā Žalamū Wa Ja`alnā Limahlikihim Maw`idāan.
Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.
Wa 'Idh Qāla Mūsaá Lifatāhu Lā 'Abraĥu Ĥattaá 'Ablugha Majma`a Al-Baĥrayni 'Aw 'Amđiya Ĥuqubāan.
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut; atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.”