Skip to main content

فَخَرَجَ
maka dia keluar
مِنْهَا
dari padanya (kota itu)
خَآئِفًا
dengan rasa takut
يَتَرَقَّبُۖ
dia menunggu-nunggu
قَالَ
dia berkata (berdo'a)
رَبِّ
ya Tuhanku
نَجِّنِى
selamatkanlah aku
مِنَ
dari
ٱلْقَوْمِ
kaum
ٱلظَّٰلِمِينَ
orang-orang yang zalim

Fakharaja Minhā Khā'ifāan Yataraqqabu Qāla Rabbi Najjinī Mina Al-Qawmi Až-Žālimīna.

Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.”

Tafsir

وَلَمَّا
dan tatkala
تَوَجَّهَ
dia menghadap/menuju
تِلْقَآءَ
arah/jurusan
مَدْيَنَ
Madyan
قَالَ
dia berkata (berdo'a)
عَسَىٰ
mudah-mudahan
رَبِّىٓ
Tuhanku
أَن
bahwa
يَهْدِيَنِى
Dia memberi petunjuk kepadaku
سَوَآءَ
harus/benar
ٱلسَّبِيلِ
jalan

Wa Lammā Tawajjaha Tilqā'a Madyana Qāla `Asaá Rabbī 'An Yahdiyanī Sawā'a As-Sabīl.

Dan ketika dia menuju ke arah negeri Madyan dia berdoa lagi, “Mudah-mudahan Tuhanku memimpin aku ke jalan yang benar.”

Tafsir

وَلَمَّا
dan tatkala
وَرَدَ
dia sampai
مَآءَ
air
مَدْيَنَ
negeri Madyan
وَجَدَ
dia menjumpai
عَلَيْهِ
atasnya
أُمَّةً
suatu ummat (sekumpulan)
مِّنَ
dari
ٱلنَّاسِ
manusia (orang)
يَسْقُونَ
mereka memberi minum
وَوَجَدَ
dan dia menjumpai
مِن
dari
دُونِهِمُ
selain mereka
ٱمْرَأَتَيْنِ
dua orang wanita
تَذُودَانِۖ
keduanya menghambat/menahan
قَالَ
(Musa) berkata
مَا
apa
خَطْبُكُمَاۖ
maksud kamu berdua
قَالَتَا
keduanya berkata (menjawab)
لَا
tidak
نَسْقِى
kami dapat memberi minum
حَتَّىٰ
sehingga
يُصْدِرَ
menghalau
ٱلرِّعَآءُۖ
penggembala-penggembala
وَأَبُونَا
dan bapak kami
شَيْخٌ
lanjut usia
كَبِيرٌ
besar/tua

Wa Lammā Warada Mā'a Madyana Wajada `Alayhi 'Ummatan Mina An-Nāsi Yasqūna Wa Wajada Min Dūnihim Amra'tayni Tadhūdāni Qāla Mā Khaţbukumā Qālatā Lā Nasqī Ĥattaá Yuşdira Ar-Ri`ā'u Wa 'Abūnā Shaykhun Kabīrun.

Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua (perempuan) itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.”

Tafsir

فَسَقَىٰ
maka (Musa) memberi minum
لَهُمَا
kepada keduanya
ثُمَّ
kemudian
تَوَلَّىٰٓ
dia berpaling/kembali
إِلَى
kepada/ke
ٱلظِّلِّ
tempat yang teduh
فَقَالَ
lalu dia berkata/berdo'a
رَبِّ
ya Tuhanku
إِنِّى
sesungguhnya aku
لِمَآ
terhadap apa
أَنزَلْتَ
Engkau turunkan
إِلَىَّ
kepadaku
مِنْ
dari
خَيْرٍ
kebaikan
فَقِيرٌ
sangat memerlukan

Fasaqaá Lahumā Thumma Tawallaá 'Ilaá Až-Žilli Faqāla Rabbi 'Innī Limā 'Anzalta 'Ilayya Min Khayrin Faqīrun.

Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.”

Tafsir

فَجَآءَتْهُ
maka datanglah kepadanya (Musa)
إِحْدَىٰهُمَا
salah seorang dari keduanya
تَمْشِى
ia berjalan
عَلَى
atas/dengan
ٱسْتِحْيَآءٍ
kemalu-maluan
قَالَتْ
ia berkata
إِنَّ
sesungguhnya
أَبِى
bapakku
يَدْعُوكَ
memanggil kamu
لِيَجْزِيَكَ
untuk memberi balasan kepadamu
أَجْرَ
upah
مَا
apa
سَقَيْتَ
yang kamu memberi minum
لَنَاۚ
untuk kami
فَلَمَّا
maka tatkala
جَآءَهُۥ
(Musa) datang kepadanya
وَقَصَّ
dan dia menceriterakan
عَلَيْهِ
atasnya/kepadanya
ٱلْقَصَصَ
cerita
قَالَ
(Syu'aib) berkata
لَا
jangan
تَخَفْۖ
kamu takut
نَجَوْتَ
kamu telah selamat
مِنَ
dari
ٱلْقَوْمِ
kaum
ٱلظَّٰلِمِينَ
orang-orang yang zalim

Fajā'at/hu 'Iĥdāhumā Tamshī `Alaá Astiĥyā'in Qālat 'Inna 'Abī Yad`ūka Liyajziyaka 'Ajra Mā Saqayta Lanā Falammā Jā'ahu Wa Qaşşa `Alayhi Al-Qaşaşa Qāla Lā Takhaf Najawta Mina Al-Qawmi Až-Žālimīna.

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Ketika (Musa) mendatangi ayahnya dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia berkata, “Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.”

Tafsir

قَالَتْ
berkata
إِحْدَىٰهُمَا
salah seorang dari keduanya
يَٰٓأَبَتِ
wahai ayahku
ٱسْتَـْٔجِرْهُۖ
ambillah upahan dia (sebagai buruh)
إِنَّ
sesungguhnya
خَيْرَ
lebih baik
مَنِ
orang
ٱسْتَـْٔجَرْتَ
engkau ambil upahan (sebagai buruh)
ٱلْقَوِىُّ
yang kuat
ٱلْأَمِينُ
dapat dipercaya

Qālat 'Iĥdāhumā Yā 'Abati Asta'jirhu 'Inna Khayra Mani Asta'jarta Al-Qawīyu Al-'Amīnu.

Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.”

Tafsir

قَالَ
(Syu'aib) berkata
إِنِّىٓ
sesungguhnya aku
أُرِيدُ
aku bermaksud
أَنْ
untuk
أُنكِحَكَ
aku menikahkan kamu
إِحْدَى
salah seorang
ٱبْنَتَىَّ
kedua anak perempuanku
هَٰتَيْنِ
ini
عَلَىٰٓ
atas
أَن
bahwa
تَأْجُرَنِى
kamu mengambil upah/bekerja padaku
ثَمَٰنِىَ
delapan
حِجَجٍۖ
tahun
فَإِنْ
maka jika
أَتْمَمْتَ
kamu sempurnakan
عَشْرًا
sepuluh
فَمِنْ
maka itu dari
عِندِكَۖ
sisimu/kemauanmu
وَمَآ
dan aku tidak
أُرِيدُ
bermaksud
أَنْ
bahwa
أَشُقَّ
aku memberatkan
عَلَيْكَۚ
atasmu
سَتَجِدُنِىٓ
kamu akan mendapatiku
إِن
jika
شَآءَ
menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
مِنَ
dari/termasuk
ٱلصَّٰلِحِينَ
orang-orang yang saleh/baik

Qāla 'Innī 'Urīdu 'An 'Unkiĥaka 'Iĥdaá Abnatayya Hātayni `Alaá 'An Ta'juranī Thamāniyata Ĥijajin Fa'in 'Atmamta `Ashrāan Famin `Indika Wa Mā 'Urīdu 'An 'Ashuqqa `Alayka Satajidunī 'In Shā'a Allāhu Mina Aş-Şāliĥīna.

Dia (Syekh Madyan) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik.”

Tafsir

قَالَ
(Musa) berkata
ذَٰلِكَ
demikian itulah
بَيْنِى
antara aku
وَبَيْنَكَۖ
dan antara kamu
أَيَّمَا
yang mana saja
ٱلْأَجَلَيْنِ
dua waktu
قَضَيْتُ
aku sempurnakan
فَلَا
maka tidak ada
عُدْوَٰنَ
permusuhan/tuntutan
عَلَىَّۖ
atasku
وَٱللَّهُ
dan Allah
عَلَىٰ
atas
مَا
apa yang
نَقُولُ
kita katakan/ucapkan
وَكِيلٌ
penjaga/menjadi saksi

Qāla Dhālika Baynī Wa Baynaka 'Ayyamā Al-'Ajalayni Qađaytu Falā `Udwāna `Alayya Wa Allāhu `Alaá Mā Naqūlu Wa Kīlun.

Dia (Musa) berkata, “Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan.”

Tafsir

فَلَمَّا
maka tatkala
قَضَىٰ
telah menyempurnakan
مُوسَى
Musa
ٱلْأَجَلَ
waktu
وَسَارَ
dia berjalan dimalam hari
بِأَهْلِهِۦٓ
dengan keluarganya
ءَانَسَ
dia melihat
مِن
dari
جَانِبِ
sebelah
ٱلطُّورِ
gunung Thur
نَارًا
api
قَالَ
dia berkata
لِأَهْلِهِ
kepada keluarganya
ٱمْكُثُوٓا۟
tinggallah/diamlah kamu
إِنِّىٓ
sesungguhnya aku
ءَانَسْتُ
aku telah melihat
نَارًا
api
لَّعَلِّىٓ
mudah-mudahan aku
ءَاتِيكُم
aku datang/membawa kepadamu
مِّنْهَا
dari padanya
بِخَبَرٍ
dengan berita
أَوْ
atau
جَذْوَةٍ
bara/nyala
مِّنَ
dari
ٱلنَّارِ
api
لَعَلَّكُمْ
agar kalian
تَصْطَلُونَ
kamu memanaskan badan

Falammā Qađaá Mūsaá Al-'Ajala Wa Sāra Bi'ahlihi 'Ānasa Min Jānibi Aţ-Ţūri Nārāan Qāla Li'hlihi Amkuthū 'Innī 'Ānastu Nārāan La`allī 'Ātīkum Minhā Bikhabarin 'Aw Jadhwatin Mina An-Nāri La`allakum Taşţalūna.

Maka ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia berangkat dengan keluarganya, dia melihat api di lereng gunung. Dia berkata kepada keluarganya, “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan.”

Tafsir

فَلَمَّآ
maka tatkala
أَتَىٰهَا
dia mendatanginya/api
نُودِىَ
dia dipanggil
مِن
dari
شَٰطِئِ
pinggir
ٱلْوَادِ
lembah
ٱلْأَيْمَنِ
sebelah kanan
فِى
di
ٱلْبُقْعَةِ
tempat
ٱلْمُبَٰرَكَةِ
yang diberkati
مِنَ
dari
ٱلشَّجَرَةِ
pohon kayu
أَن
bahwa
يَٰمُوسَىٰٓ
wahai musa
إِنِّىٓ
sesungguhnya Aku
أَنَا
Aku
ٱللَّهُ
Allah
رَبُّ
Tuhan
ٱلْعَٰلَمِينَ
semesta alam

Falammā 'Atāhā Nūdī Min Shāţi'i Al-Wādī Al-'Aymani Fī Al-Buq`ati Al-Mubārakati Mina Ash-Shajarati 'An Yā Mūsaá 'Innī 'Anā Allāhu Rabbu Al-`Ālamīna.

Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang tanah yang diberkahi, “Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam!

Tafsir