Laysa `Alaá Ađ-Đu`afā'i Wa Lā `Alaá Al-Marđaá Wa Lā `Alaá Al-Ladhīna Lā Yajidūna Mā Yunfiqūna Ĥarajun 'Idhā Naşaĥū Lillāhi Wa Rasūlihi Mā `Alaá Al-Muĥsinīna Min Sabīlin Wa Allāhu Ghafūrun Raĥīmun.
Tidak ada dosa (karena tidak pergi berperang) atas orang yang lemah, orang yang sakit dan orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada alasan apa pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,
Wa Lā `Alaá Al-Ladhīna 'Idhā Mā 'Atawka Litaĥmilahum Qulta Lā 'Ajidu Mā 'Aĥmilukum `Alayhi Tawallaw Wa 'A`yunuhum Tafīđu Mina Ad-Dam`i Ĥazanāan 'Allā Yajidū Mā Yunfiqūna.
dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu,” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan (untuk ikut berperang).
'Innamā As-Sabīlu `Alaá Al-Ladhīna Yasta'dhinūnaka Wa Hum 'Aghniyā'u Rađū Bi'an Yakūnū Ma`a Al-Khawālifi Wa Ţaba`a Allāhu `Alaá Qulūbihim Fahum Lā Ya`lamūna.
Sesungguhnya alasan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu (untuk tidak ikut berperang), padahal mereka orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang dan Allah telah mengunci hati mereka, sehingga mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka).
Ya`tadhirūna 'Ilaykum 'Idhā Raja`tum 'Ilayhim Qul Lā Ta`tadhirū Lan Nu'umina Lakum Qad Nabba'anā Allāhu Min 'Akhbārikum Wa Sayaraá Allāhu `Amalakum Wa Rasūluhu Thumma Turaddūna 'Ilaá `Ālimi Al-Ghaybi Wa Ash-Shahādati Fayunabbi'ukum Bimā Kuntum Ta`malūna.
Mereka (orang-orang munafik yang tidak ikut berperang) akan mengemukakan alasannya kepadamu ketika kamu telah kembali kepada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Janganlah kamu mengemukakan alasan; kami tidak percaya lagi kepadamu, sungguh, Allah telah memberitahukan kepada kami tentang beritamu. Dan Allah akan melihat pekerjaanmu, (demikian pula) Rasul-Nya, kemudian kamu dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Sayaĥlifūna Billāhi Lakum 'Idhā Anqalabtum 'Ilayhim Litu`riđū `Anhum Fa'a`riđū `Anhum 'Innahum Rijsun Wa Ma'wāhum Jahannamu Jazā'an Bimā Kānū Yaksibūna.
Mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, ketika kamu kembali kepada mereka, agar kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu berjiwa kotor dan tempat mereka neraka Jahanam, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Yaĥlifūna Lakum Litarđaw `Anhum Fa'in Tarđaw `Anhum Fa'inna Allāha Lā Yarđaá `An Al-Qawmi Al-Fāsiqīna.
Mereka akan bersumpah kepadamu agar kamu bersedia menerima mereka. Tetapi sekalipun kamu menerima mereka, Allah tidak akan rida kepada orang-orang yang fasik.
Al-'A`rābu 'Ashaddu Kufrāan Wa Nifāqāan Wa 'Ajdaru 'Allā Ya`lamū Ĥudūda Mā 'Anzala Allāhu `Alaá Rasūlihi Wa Allāhu `Alīmun Ĥakīmun.
Orang-orang Arab Badui itu lebih kuat kekafiran dan kemunafikannya, dan sangat wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
Wa Mina Al-'A`rābi Man Yattakhidhu Mā Yunfiqu Maghramāan Wa Yatarabbaşu Bikumu Ad-Dawā'ira `Alayhim Dā'iratu As-Saw'i Wa Allāhu Samī`un `Alīmun.
Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai suatu kerugian; dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Wa Mina Al-'A`rābi Man Yu'uminu Billāhi Wa Al-Yawmi Al-'Ākhiri Wa Yattakhidhu Mā Yunfiqu Qurubātin `Inda Allāhi Wa Şalawāti Ar-Rasūli 'Alā 'Innahā Qurbatun Lahum Sayudkhiluhum Allāhu Fī Raĥmatihi 'Inna Allāha Ghafūrun Raĥīmun.
Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai jalan mendekatkan kepada Allah dan sebagai jalan untuk (memperoleh) doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Wa As-Sābiqūna Al-'Awwalūna Mina Al-Muhājirīna Wa Al-'Anşāri Wa Al-Ladhīna Attaba`ūhum Bi'iĥsānin Rađiya Allāhu `Anhum Wa Rađū `Anhu Wa 'A`adda Lahum Jannātin Tajrī Taĥtahā Al-'Anhāru Khālidīna Fīhā 'Abadāan Dhālika Al-Fawzu Al-`Ažīmu.
Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.