Skip to main content

كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْۙ وَلَا تَطْغَوْا فِيْهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِيْۚ وَمَنْ يَّحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِيْ فَقَدْ هَوٰى   ( طه: ٨١ )

kulū
كُلُوا۟
makanlah
min
مِن
dari
ṭayyibāti
طَيِّبَٰتِ
yang baik-baik
مَا
apa
razaqnākum
رَزَقْنَٰكُمْ
Kami telah rezekikan kepadamu
walā
وَلَا
dan janganlah
taṭghaw
تَطْغَوْا۟
kamu melewati batas
fīhi
فِيهِ
padanya
fayaḥilla
فَيَحِلَّ
maka halal/menimpa
ʿalaykum
عَلَيْكُمْ
atas kalian
ghaḍabī
غَضَبِىۖ
kemurkaan-Ku
waman
وَمَن
dan barangsiapa
yaḥlil
يَحْلِلْ
halal/menimpa
ʿalayhi
عَلَيْهِ
atasnya
ghaḍabī
غَضَبِى
kemurkaan-Ku
faqad
فَقَدْ
maka sesungguhnya
hawā
هَوَىٰ
binasalah dia

Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sungguh, binasalah dia.

Tafsir

وَاِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى   ( طه: ٨٢ )

wa-innī
وَإِنِّى
dan sesungguhnya Aku
laghaffārun
لَغَفَّارٌ
sungguh Maha Pengampun
liman
لِّمَن
bagi siapa
tāba
تَابَ
dia bertaubat
waāmana
وَءَامَنَ
dan dia beriman
waʿamila
وَعَمِلَ
dan dia beramal
ṣāliḥan
صَٰلِحًا
kebajikan/saleh
thumma
ثُمَّ
kemudian
ih'tadā
ٱهْتَدَىٰ
dia mendapat petunjuk/dijalan yang benar

Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.

Tafsir

۞ وَمَآ اَعْجَلَكَ عَنْ قَوْمِكَ يٰمُوْسٰى   ( طه: ٨٣ )

wamā
وَمَآ
dan mengapa
aʿjalaka
أَعْجَلَكَ
kamu lebih cepat
ʿan
عَن
dari
qawmika
قَوْمِكَ
kaummu
yāmūsā
يَٰمُوسَىٰ
wahai musa

“Dan mengapa engkau datang lebih cepat daripada kaummu, wahai Musa?”

Tafsir

قَالَ هُمْ اُولَاۤءِ عَلٰٓى اَثَرِيْ وَعَجِلْتُ اِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضٰى   ( طه: ٨٤ )

qāla
قَالَ
(Musa) berkata
hum
هُمْ
mereka
ulāi
أُو۟لَآءِ
itulah
ʿalā
عَلَىٰٓ
atas
atharī
أَثَرِى
jejakku/dibelakangku
waʿajil'tu
وَعَجِلْتُ
dan aku lebih cepat/bersegera
ilayka
إِلَيْكَ
kepada-Mu
rabbi
رَبِّ
ya Tuhanku
litarḍā
لِتَرْضَىٰ
agar Engkau rida

Dia (Musa) berkata, “Itu mereka sedang menyusul aku dan aku bersegera kepada-Mu, Ya Tuhanku, agar Engkau rida (kepadaku).”

Tafsir

قَالَ فَاِنَّا قَدْ فَتَنَّا قَوْمَكَ مِنْۢ بَعْدِكَ وَاَضَلَّهُمُ السَّامِرِيُّ   ( طه: ٨٥ )

qāla
قَالَ
(Allah) berfirman
fa-innā
فَإِنَّا
maka sesungguhnya Kami
qad
قَدْ
sungguh
fatannā
فَتَنَّا
Kami telah menguji
qawmaka
قَوْمَكَ
kaum kamu
min
مِنۢ
dari
baʿdika
بَعْدِكَ
setelah engkau
wa-aḍallahumu
وَأَضَلَّهُمُ
dan telah menyesatkan mereka
l-sāmiriyu
ٱلسَّامِرِىُّ
Samiri

Dia (Allah) berfirman, “Sungguh, Kami telah menguji kaummu setelah engkau tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh Samiri.”

Tafsir

فَرَجَعَ مُوْسٰٓى اِلٰى قَوْمِهٖ غَضْبَانَ اَسِفًا ەۚ قَالَ يٰقَوْمِ اَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا ەۗ اَفَطَالَ عَلَيْكُمُ الْعَهْدُ اَمْ اَرَدْتُّمْ اَنْ يَّحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَخْلَفْتُمْ مَّوْعِدِيْ  ( طه: ٨٦ )

farajaʿa
فَرَجَعَ
maka kembali
mūsā
مُوسَىٰٓ
Musa
ilā
إِلَىٰ
kepada
qawmihi
قَوْمِهِۦ
kaumnya
ghaḍbāna
غَضْبَٰنَ
marah
asifan
أَسِفًاۚ
duka-cita
qāla
قَالَ
dia berkata
yāqawmi
يَٰقَوْمِ
wahai kaumku
alam
أَلَمْ
bukankah
yaʿid'kum
يَعِدْكُمْ
menjanjikan kepadamu
rabbukum
رَبُّكُمْ
Tuhan kalian
waʿdan
وَعْدًا
suatu janji
ḥasanan
حَسَنًاۚ
yang baik
afaṭāla
أَفَطَالَ
apakah panjang/terlalu lama
ʿalaykumu
عَلَيْكُمُ
atas kalian
l-ʿahdu
ٱلْعَهْدُ
perjanjian
am
أَمْ
atau
aradttum
أَرَدتُّمْ
kamu menghendaki
an
أَن
bahwa
yaḥilla
يَحِلَّ
halal/menimpa
ʿalaykum
عَلَيْكُمْ
atas kalian
ghaḍabun
غَضَبٌ
kemurkaan
min
مِّن
dari
rabbikum
رَّبِّكُمْ
Tuhan kalian
fa-akhlaftum
فَأَخْلَفْتُم
maka kamu menyalahi/melanggar
mawʿidī
مَّوْعِدِى
perjanjianku

Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Dia (Musa) berkata, “Wahai kaumku! Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan Tuhan menimpamu, mengapa kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?”

Tafsir

قَالُوْا مَآ اَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلٰكِنَّا حُمِّلْنَآ اَوْزَارًا مِّنْ زِيْنَةِ الْقَوْمِ فَقَذَفْنٰهَا فَكَذٰلِكَ اَلْقَى السَّامِرِيُّ ۙ  ( طه: ٨٧ )

qālū
قَالُوا۟
mereka berkata
مَآ
tidak
akhlafnā
أَخْلَفْنَا
kami menyalahi/melanggar
mawʿidaka
مَوْعِدَكَ
perjanjianmu
bimalkinā
بِمَلْكِنَا
dengan kemauan kami
walākinnā
وَلَٰكِنَّا
akan tetapi kami
ḥummil'nā
حُمِّلْنَآ
kami disuruh membawa
awzāran
أَوْزَارًا
beban-beban
min
مِّن
dari
zīnati
زِينَةِ
perhiasan
l-qawmi
ٱلْقَوْمِ
kaum
faqadhafnāhā
فَقَذَفْنَٰهَا
maka kami melemparkan
fakadhālika
فَكَذَٰلِكَ
maka demikian itu
alqā
أَلْقَى
melemparkan
l-sāmiriyu
ٱلسَّامِرِىُّ
Samiri

Mereka berkata, “Kami tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami harus membawa beban berat dari perhiasan kaum (Fir‘aun) itu, kemudian kami melemparkannya (ke dalam api), dan demikian pula Samiri melemparkannya,

Tafsir

فَاَخْرَجَ لَهُمْ عِجْلًا جَسَدًا لَّهٗ خُوَارٌ فَقَالُوْا هٰذَآ اِلٰهُكُمْ وَاِلٰهُ مُوْسٰى ەۙ فَنَسِيَ ۗ  ( طه: ٨٨ )

fa-akhraja
فَأَخْرَجَ
maka dia mengeluarkan
lahum
لَهُمْ
untuk mereka
ʿij'lan
عِجْلًا
anak lembu
jasadan
جَسَدًا
jasad/bertubuh
lahu
لَّهُۥ
baginya
khuwārun
خُوَارٌ
bersuara
faqālū
فَقَالُوا۟
maka mereka berkata
hādhā
هَٰذَآ
inilah
ilāhukum
إِلَٰهُكُمْ
Tuhanmu
wa-ilāhu
وَإِلَٰهُ
dan Tuhan
mūsā
مُوسَىٰ
Musa
fanasiya
فَنَسِىَ
maka dia melupakan

kemudian (dari lubang api itu) dia (Samiri) mengeluarkan (patung) anak sapi yang bertubuh dan bersuara untuk mereka, maka mereka berkata, “Inilah Tuhanmu dan Tuhannya Musa, tetapi dia (Musa) telah lupa.”

Tafsir

اَفَلَا يَرَوْنَ اَلَّا يَرْجِعُ اِلَيْهِمْ قَوْلًا ەۙ وَّلَا يَمْلِكُ لَهُمْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا ࣖ  ( طه: ٨٩ )

afalā
أَفَلَا
apakah maka tidak
yarawna
يَرَوْنَ
mereka memperhatikan
allā
أَلَّا
bahwa tidak
yarjiʿu
يَرْجِعُ
ia mengembalikan/memberikan
ilayhim
إِلَيْهِمْ
kepada mereka
qawlan
قَوْلًا
perkataan/jawaban
walā
وَلَا
dan ia tidak
yamliku
يَمْلِكُ
memiliki/kuasa
lahum
لَهُمْ
kepada mereka
ḍarran
ضَرًّا
kemudaratan
walā
وَلَا
dan tidak
nafʿan
نَفْعًا
kemanfaatan

Maka tidakkah mereka memperhatikan bahwa (patung anak sapi itu) tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak kuasa menolak mudarat mau-pun mendatangkan manfaat kepada mereka?

Tafsir

وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هٰرُوْنُ مِنْ قَبْلُ يٰقَوْمِ اِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهٖۚ وَاِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمٰنُ فَاتَّبِعُوْنِيْ وَاَطِيْعُوْٓا اَمْرِيْ   ( طه: ٩٠ )

walaqad
وَلَقَدْ
dan sesungguhnya
qāla
قَالَ
telah berkata
lahum
لَهُمْ
kepada mereka
hārūnu
هَٰرُونُ
Harun
min
مِن
dari
qablu
قَبْلُ
sebelum/sebelumnya
yāqawmi
يَٰقَوْمِ
wahai kaumku
innamā
إِنَّمَا
sesungguhnya hanyalah
futintum
فُتِنتُم
kamu telah diberi cobaan
bihi
بِهِۦۖ
dengannya
wa-inna
وَإِنَّ
dan sesungguhnya
rabbakumu
رَبَّكُمُ
Tuhan kalian
l-raḥmānu
ٱلرَّحْمَٰنُ
Maha Pengasih
fa-ittabiʿūnī
فَٱتَّبِعُونِى
maka ikutilah aku
wa-aṭīʿū
وَأَطِيعُوٓا۟
dan taatilah
amrī
أَمْرِى
perintahku

Dan sungguh, sebelumnya Harun telah berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sesungguhnya kamu hanya sekedar diberi cobaan (dengan patung anak sapi) itu dan sungguh, Tuhanmu ialah (Allah) Yang Maha Pengasih, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku.”

Tafsir