Skip to main content

اَلَّا تَعْلُوْا عَلَيَّ وَأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ ࣖ   ( النمل: ٣١ )

allā
أَلَّا
janganlah
taʿlū
تَعْلُوا۟
kamu berlaku sombong
ʿalayya
عَلَىَّ
atasku
watūnī
وَأْتُونِى
dan datanglah kepadaku
mus'limīna
مُسْلِمِينَ
orang-orang yang berserah diri

janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”

Tafsir

قَالَتْ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَفْتُوْنِيْ فِيْٓ اَمْرِيْۚ مَا كُنْتُ قَاطِعَةً اَمْرًا حَتّٰى تَشْهَدُوْنِ   ( النمل: ٣٢ )

qālat
قَالَتْ
ia berkata
yāayyuhā
يَٰٓأَيُّهَا
hai
l-mala-u
ٱلْمَلَؤُا۟
pembesar-pembesar
aftūnī
أَفْتُونِى
berilah fatwa kepadaku
فِىٓ
dalam
amrī
أَمْرِى
urusanku
مَا
tidak ada
kuntu
كُنتُ
aku
qāṭiʿatan
قَاطِعَةً
keputusan (memutuskan)
amran
أَمْرًا
perkara
ḥattā
حَتَّىٰ
sehingga/sebelum
tashhadūni
تَشْهَدُونِ
kamu menyaksikan aku

Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku (ini). Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara sebelum kamu hadir dalam majelis(ku).”

Tafsir

قَالُوْا نَحْنُ اُولُوْا قُوَّةٍ وَّاُولُوْا بَأْسٍ شَدِيْدٍ ەۙ وَّالْاَمْرُ اِلَيْكِ فَانْظُرِيْ مَاذَا تَأْمُرِيْنَ  ( النمل: ٣٣ )

qālū
قَالُوا۟
mereka berkata
naḥnu
نَحْنُ
kita
ulū
أُو۟لُوا۟
mempunyai
quwwatin
قُوَّةٍ
kekuatan
wa-ulū
وَأُو۟لُوا۟
dan mempunyai
basin
بَأْسٍ
keberanian
shadīdin
شَدِيدٍ
yang sangat
wal-amru
وَٱلْأَمْرُ
dan perkara/keputusan
ilayki
إِلَيْكِ
kepadamu
fa-unẓurī
فَٱنظُرِى
maka perhatikan/pertimbangkan
mādhā
مَاذَا
apa itu
tamurīna
تَأْمُرِينَ
akan kamu perintahkan

Mereka menjawab, “Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan.”

Tafsir

قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَا وَجَعَلُوْٓا اَعِزَّةَ اَهْلِهَآ اَذِلَّةً ۚوَكَذٰلِكَ يَفْعَلُوْنَ   ( النمل: ٣٤ )

qālat
قَالَتْ
ia berkata
inna
إِنَّ
sesungguhnya
l-mulūka
ٱلْمُلُوكَ
raja-raja
idhā
إِذَا
apabila
dakhalū
دَخَلُوا۟
mereka memasuki
qaryatan
قَرْيَةً
suatu negeri
afsadūhā
أَفْسَدُوهَا
mereka merusaknya/membinasakannya
wajaʿalū
وَجَعَلُوٓا۟
dan mereka menjadikan
aʿizzata
أَعِزَّةَ
yang mulia
ahlihā
أَهْلِهَآ
penduduknya
adhillatan
أَذِلَّةًۖ
rendah/hina
wakadhālika
وَكَذَٰلِكَ
dan demikianlah
yafʿalūna
يَفْعَلُونَ
mereka kerjakan

Dia (Balqis) berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat.

Tafsir

وَاِنِّيْ مُرْسِلَةٌ اِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنٰظِرَةٌ ۢبِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُوْنَ   ( النمل: ٣٥ )

wa-innī
وَإِنِّى
dan sesungguhnya aku
mur'silatun
مُرْسِلَةٌ
kiriman (mengirimkan)
ilayhim
إِلَيْهِم
kepada mereka
bihadiyyatin
بِهَدِيَّةٍ
dengan hadiah
fanāẓiratun
فَنَاظِرَةٌۢ
maka menunggu
bima
بِمَ
pada apa
yarjiʿu
يَرْجِعُ
kembali
l-mur'salūna
ٱلْمُرْسَلُونَ
utusan-utusan

Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku) akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.”

Tafsir

فَلَمَّا جَاۤءَ سُلَيْمٰنَ قَالَ اَتُمِدُّوْنَنِ بِمَالٍ فَمَآ اٰتٰىنِ َۧ اللّٰهُ خَيْرٌ مِّمَّآ اٰتٰىكُمْۚ بَلْ اَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُوْنَ   ( النمل: ٣٦ )

falammā
فَلَمَّا
maka tatkala
jāa
جَآءَ
(utusan) sampai
sulaymāna
سُلَيْمَٰنَ
Sulaeman
qāla
قَالَ
(Sulaeman) berkata
atumiddūnani
أَتُمِدُّونَنِ
apakah kamu menolongku
bimālin
بِمَالٍ
dengan harta
famā
فَمَآ
maka apa
ātāniya
ءَاتَىٰنِۦَ
memberikan kepadaku
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
khayrun
خَيْرٌ
lebih baik
mimmā
مِّمَّآ
daripada apa
ātākum
ءَاتَىٰكُم
Dia memberikan kepadamu
bal
بَلْ
bahkan/tetapi
antum
أَنتُم
kamu
bihadiyyatikum
بِهَدِيَّتِكُمْ
dengan hadiahmu
tafraḥūna
تَفْرَحُونَ
kamu gembira

Maka ketika para (utusan itu) sampai kepada Sulaiman, dia (Sulaiman) berkata, “Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

Tafsir

اِرْجِعْ اِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُوْدٍ لَّا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِّنْهَآ اَذِلَّةً وَّهُمْ صَاغِرُوْنَ   ( النمل: ٣٧ )

ir'jiʿ
ٱرْجِعْ
kembalilah
ilayhim
إِلَيْهِمْ
kepada mereka
falanatiyannahum
فَلَنَأْتِيَنَّهُم
maka sungguh kami akan mendatangi mereka
bijunūdin
بِجُنُودٍ
dengan bala tentara
لَّا
tidak kuasa
qibala
قِبَلَ
menghadapi/melawan
lahum
لَهُم
bagi mereka
bihā
بِهَا
dengannya
walanukh'rijannahum
وَلَنُخْرِجَنَّهُم
dan sungguh akan kami usir mereka
min'hā
مِّنْهَآ
dari padanya (negeri itu)
adhillatan
أَذِلَّةً
terhina
wahum
وَهُمْ
dan mereka
ṣāghirūna
صَٰغِرُونَ
mereka kecil/tidak berharga

Kembalilah kepada mereka! Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba') secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina.”

Tafsir

قَالَ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَؤُا اَيُّكُمْ يَأْتِيْنِيْ بِعَرْشِهَا قَبْلَ اَنْ يَّأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ   ( النمل: ٣٨ )

qāla
قَالَ
(Sulaeman) berkata
yāayyuhā
يَٰٓأَيُّهَا
hai
l-mala-u
ٱلْمَلَؤُا۟
pembesar-pembesar
ayyukum
أَيُّكُمْ
siapa diantara kamu
yatīnī
يَأْتِينِى
mendatangkan kepadaku
biʿarshihā
بِعَرْشِهَا
dengan singgasananya
qabla
قَبْلَ
sebelum
an
أَن
bahwa
yatūnī
يَأْتُونِى
mereka datang kepadaku
mus'limīna
مُسْلِمِينَ
orang-orang yang menyerahkan diri

Dia (Sulaiman) berkata, “Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?”

Tafsir

قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَۚ وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ اَمِيْنٌ   ( النمل: ٣٩ )

qāla
قَالَ
berkata
ʿif'rītun
عِفْرِيتٌ
ifrit
mina
مِّنَ
dari
l-jini
ٱلْجِنِّ
jin
anā
أَنَا۠
saya
ātīka
ءَاتِيكَ
akan mendatangkan kepadamu
bihi
بِهِۦ
dengannya
qabla
قَبْلَ
sebelum
an
أَن
bahwa
taqūma
تَقُومَ
kamu berdiri
min
مِن
dari
maqāmika
مَّقَامِكَۖ
tempat dudukmu
wa-innī
وَإِنِّى
dan sesungguhnya aku
ʿalayhi
عَلَيْهِ
atasnya
laqawiyyun
لَقَوِىٌّ
benar-benar kuat
amīnun
أَمِينٌ
dipercaya

‘Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.”

Tafsir

قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْۗ لِيَبْلُوَنِيْٓ ءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ   ( النمل: ٤٠ )

qāla
قَالَ
berkata
alladhī
ٱلَّذِى
yang/orang
ʿindahu
عِندَهُۥ
disisinya/mempunyai
ʿil'mun
عِلْمٌ
ilmu
mina
مِّنَ
dari
l-kitābi
ٱلْكِتَٰبِ
Al Kitab
anā
أَنَا۠
saya
ātīka
ءَاتِيكَ
mendatangkan kepadamu
bihi
بِهِۦ
dengannya
qabla
قَبْلَ
sebelum
an
أَن
bahwa
yartadda
يَرْتَدَّ
berkedip
ilayka
إِلَيْكَ
kepadamu
ṭarfuka
طَرْفُكَۚ
matamu
falammā
فَلَمَّا
maka tatkala
raāhu
رَءَاهُ
(Sulaeman) melihatnya
mus'taqirran
مُسْتَقِرًّا
berdiri tegak
ʿindahu
عِندَهُۥ
disisinya/dihadapannya
qāla
قَالَ
dia berkata
hādhā
هَٰذَا
ini
min
مِن
dari/termasuk
faḍli
فَضْلِ
karunia
rabbī
رَبِّى
Tuhanku
liyabluwanī
لِيَبْلُوَنِىٓ
untuk mengujiku
a-ashkuru
ءَأَشْكُرُ
apakah aku bersyukur
am
أَمْ
atau
akfuru
أَكْفُرُۖ
aku ingkar
waman
وَمَن
dan barangsiapa
shakara
شَكَرَ
bersyukur
fa-innamā
فَإِنَّمَا
maka sesungguhnya hanyalah
yashkuru
يَشْكُرُ
ia bersyukur
linafsihi
لِنَفْسِهِۦۖ
untuk dirinya sendiri
waman
وَمَن
dan barangsiapa
kafara
كَفَرَ
ingkar
fa-inna
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
rabbī
رَبِّى
Tuhanku
ghaniyyun
غَنِىٌّ
Maha Kaya
karīmun
كَرِيمٌ
Maha Mulia

Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia.”

Tafsir