'Innakum Lata'tūna Ar-Rijāla Shahwatan Min Dūni An-Nisā' Bal 'Antum Qawmun Musrifūna.
Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”
Wa Mā Kāna Jawāba Qawmihi 'Illā 'An Qālū 'Akhrijūhum Min Qaryatikum 'Innahum 'Unāsun Yataţahharūn.
Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, “Usirlah mereka (Lut dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.”
Fa'anjaynāhu Wa 'Ahlahu 'Illā Amra'atahu Kānat Mina Al-Ghābirīna.
Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal.
Wa 'Amţarnā `Alayhim Maţarāan Fānžur Kayfa Kāna `Āqibatu Al-Mujrimīna.
Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.
Wa 'Ilaá Madyana 'Akhāhum Shu`aybāan Qāla Yā Qawmi A`budū Allāha Mā Lakum Min 'Ilahin Ghayruhu Qad Jā'atkum Bayyinatun Min Rabbikum Fa'awfū Al-Kayla Wa Al-Mīzāna Wa Lā Tabkhasū An-Nāsa 'Ashyā 'Ahum Wa Lā Tufsidū Fī Al-'Arđi Ba`da 'Işlāĥihā Dhālikum Khayrun Lakum 'In Kuntum Mu'uminīna.
Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”
Wa Lā Taq`udū Bikulli Şirāţin Tū`idūna Wa Taşuddūna `An Sabīli Allāhi Man 'Āmana Bihi Wa Tabghūnahā `Iwajāan Wa Adhkurū 'Idh Kuntum Qalīlāan Fakaththarakum Wa Anžurū Kayfa Kāna `Āqibatu Al-Mufsidīna.
Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.
Wa 'In Kāna Ţā'ifatun Minkum 'Āmanū Bial-Ladhī 'Ursiltu Bihi Wa Ţā'ifatun Lam Yu'uminū Fāşbirū Ĥattaá Yaĥkuma Allāhu Baynanā Wa Huwa Khayru Al-Ĥākimīna.
Jika ada segolongan di antara kamu yang beriman kepada (ajaran) yang aku diutus menyampaikannya, dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah sampai Allah menetapkan keputusan di antara kita. Dialah hakim yang terbaik.
Qāla Al-Mala'u Al-Ladhīna Astakbarū Min Qawmihi Lanukhrijannaka Yā Shu`aybu Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Ma`aka Min Qaryatinā 'Aw Lata`ūdunna Fī Millatinā Qāla 'Awalaw Kunnā Kārihīna.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Syuaib berkata, “Wahai Syuaib! Pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami, kecuali engkau kembali kepada agama kami.”Syuaib berkata, “Apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak suka?
Qad Aftaraynā `Alaá Allāhi Kadhibāan 'In `Udnā Fī Millatikum Ba`da 'Idh Najjānā Allāhu Minhā Wa Mā Yakūnu Lanā 'An Na`ūda Fīhā 'Illā 'An Yashā'a Allāhu Rabbunā Wasi`a Rabbunā Kulla Shay'in `Ilmāan `Alaá Allāhi Tawakkalnā Rabbanā Aftaĥ Baynanā Wa Bayna Qawminā Bil-Ĥaqqi Wa 'Anta Khayru Al-Fātiĥīna.
Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”
Wa Qāla Al-Mala'u Al-Ladhīna Kafarū Min Qawmihi La'in Attaba`tum Shu`aybāan 'Innakum 'Idhāan Lakhāsirūna.
Dan pemuka-pemuka dari kaumnya (Syuaib) yang kafir berkata (kepada sesamanya), “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syuaib, tentu kamu menjadi orang-orang yang rugi.”