Skip to main content

هٰذَا خَلْقُ اللّٰهِ فَاَرُوْنِيْ مَاذَا خَلَقَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖۗ بَلِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ࣖ  ( لقمان: ١١ )

hādhā
هَٰذَا
ini
khalqu
خَلْقُ
ciptaan
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
fa-arūnī
فَأَرُونِى
maka perlihatkan kepadaku
mādhā
مَاذَا
apa yang
khalaqa
خَلَقَ
menciptakan
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
min
مِن
dari
dūnihi
دُونِهِۦۚ
selain Dia
bali
بَلِ
bahkan
l-ẓālimūna
ٱلظَّٰلِمُونَ
orang-orang yang zalim
فِى
dalam
ḍalālin
ضَلَٰلٍ
kesesatan
mubīnin
مُّبِينٍ
yang nyata

Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh (sesembahanmu) selain Allah. Sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.

Tafsir

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ   ( لقمان: ١٢ )

walaqad
وَلَقَدْ
dan sesungguhnya
ātaynā
ءَاتَيْنَا
Kami telah memberikan
luq'māna
لُقْمَٰنَ
Luqmân
l-ḥik'mata
ٱلْحِكْمَةَ
hikmah
ani
أَنِ
agar
ush'kur
ٱشْكُرْ
bersyukur
lillahi
لِلَّهِۚ
kepada Allah
waman
وَمَن
dan barang siapa
yashkur
يَشْكُرْ
bersyukur
fa-innamā
فَإِنَّمَا
maka sesungguhnya hanyalah
yashkuru
يَشْكُرُ
ia bersyukur
linafsihi
لِنَفْسِهِۦۖ
untuk dirinya sendiri
waman
وَمَن
dan barang siapa yang
kafara
كَفَرَ
ingkar
fa-inna
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
ghaniyyun
غَنِىٌّ
Maha Kaya
ḥamīdun
حَمِيدٌ
Maha Terpuji

Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”

Tafsir

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ   ( لقمان: ١٣ )

wa-idh
وَإِذْ
dan ketika
qāla
قَالَ
berkata
luq'mānu
لُقْمَٰنُ
Luqmân
li-ib'nihi
لِٱبْنِهِۦ
kepada anaknya
wahuwa
وَهُوَ
dan dia
yaʿiẓuhu
يَعِظُهُۥ
memberi pelajaran kepadanya
yābunayya
يَٰبُنَىَّ
Wahai keturunan
لَا
janganlah
tush'rik
تُشْرِكْ
kamu mempersekutukan
bil-lahi
بِٱللَّهِۖ
dengan Allah
inna
إِنَّ
sesungguhnya
l-shir'ka
ٱلشِّرْكَ
mempersekutukan
laẓul'mun
لَظُلْمٌ
benar-benar kezaliman
ʿaẓīmun
عَظِيمٌ
yang besar

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Tafsir

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ  ( لقمان: ١٤ )

wawaṣṣaynā
وَوَصَّيْنَا
dan Kami wasiatkan
l-insāna
ٱلْإِنسَٰنَ
manusia
biwālidayhi
بِوَٰلِدَيْهِ
terhadap kedua orang tuanya
ḥamalathu
حَمَلَتْهُ
mengandungnya
ummuhu
أُمُّهُۥ
ibunya
wahnan
وَهْنًا
kelelahan
ʿalā
عَلَىٰ
atas
wahnin
وَهْنٍ
kelelahan
wafiṣāluhu
وَفِصَٰلُهُۥ
dan ia menyapihnya
فِى
dalam
ʿāmayni
عَامَيْنِ
dua tahun
ani
أَنِ
agar
ush'kur
ٱشْكُرْ
bersyukurlah
لِى
kepada-Ku
waliwālidayka
وَلِوَٰلِدَيْكَ
dan kepada kedua orang tuamu
ilayya
إِلَىَّ
kepada-Ku
l-maṣīru
ٱلْمَصِيرُ
tempat kembali

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

Tafsir

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ  ( لقمان: ١٥ )

wa-in
وَإِن
dan jika
jāhadāka
جَٰهَدَاكَ
keduanya memaksamu
ʿalā
عَلَىٰٓ
untuk
an
أَن
bahwa
tush'rika
تُشْرِكَ
mempersekutukan
بِى
dengan Aku
مَا
apa-apa
laysa
لَيْسَ
tidak
laka
لَكَ
bagimu
bihi
بِهِۦ
dengannya tentang itu
ʿil'mun
عِلْمٌ
pengetahuan
falā
فَلَا
maka jangan
tuṭiʿ'humā
تُطِعْهُمَاۖ
kamu mentaati keduanya
waṣāḥib'humā
وَصَاحِبْهُمَا
dan pergaulilah keduanya
فِى
di
l-dun'yā
ٱلدُّنْيَا
dunia
maʿrūfan
مَعْرُوفًاۖ
dengan baik
wa-ittabiʿ
وَٱتَّبِعْ
dan ikutilah
sabīla
سَبِيلَ
jalan
man
مَنْ
orang yang
anāba
أَنَابَ
kembali
ilayya
إِلَىَّۚ
kepada-Ku
thumma
ثُمَّ
kemudian
ilayya
إِلَىَّ
kepada-Ku
marjiʿukum
مَرْجِعُكُمْ
tempat kembalimu
fa-unabbi-ukum
فَأُنَبِّئُكُم
lalu akan Ku-beritahukan kamu
bimā
بِمَا
tentang apa
kuntum
كُنتُمْ
kalian adalah
taʿmalūna
تَعْمَلُونَ
kamu kerjakan

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Tafsir

يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ  ( لقمان: ١٦ )

yābunayya
يَٰبُنَىَّ
Wahai keturunan
innahā
إِنَّهَآ
sesungguhnya
in
إِن
jika
taku
تَكُ
adalah kamu
mith'qāla
مِثْقَالَ
seberat
ḥabbatin
حَبَّةٍ
biji
min
مِّنْ
dari
khardalin
خَرْدَلٍ
sawi
fatakun
فَتَكُن
maka adalah
فِى
dalam
ṣakhratin
صَخْرَةٍ
batu
aw
أَوْ
atau
فِى
di
l-samāwāti
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
aw
أَوْ
atau
فِى
didalam
l-arḍi
ٱلْأَرْضِ
bumi
yati
يَأْتِ
mendatangkan
bihā
بِهَا
dengannya
l-lahu
ٱللَّهُۚ
Allah
inna
إِنَّ
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
laṭīfun
لَطِيفٌ
Maha Halus
khabīrun
خَبِيرٌ
Maha Mengetahui

(Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.

Tafsir

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ  ( لقمان: ١٧ )

yābunayya
يَٰبُنَىَّ
Wahai keturunan
aqimi
أَقِمِ
dirikanlah
l-ṣalata
ٱلصَّلَوٰةَ
sholat
wamur
وَأْمُرْ
dan suruhlah
bil-maʿrūfi
بِٱلْمَعْرُوفِ
dengan yang baik
wa-in'ha
وَٱنْهَ
dan cegahlah
ʿani
عَنِ
dari
l-munkari
ٱلْمُنكَرِ
perbuatan yang mungkar
wa-iṣ'bir
وَٱصْبِرْ
dan bersabarlah
ʿalā
عَلَىٰ
atas
مَآ
apa
aṣābaka
أَصَابَكَۖ
menimpa kamu
inna
إِنَّ
sesungguhnya
dhālika
ذَٰلِكَ
demikian itu
min
مِنْ
dari
ʿazmi
عَزْمِ
ketetapan/kesungguhan
l-umūri
ٱلْأُمُورِ
perkara/perintah

Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.

Tafsir

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ  ( لقمان: ١٨ )

walā
وَلَا
dan jangan
tuṣaʿʿir
تُصَعِّرْ
kamu memalingkan
khaddaka
خَدَّكَ
mukamu
lilnnāsi
لِلنَّاسِ
kepada manusia
walā
وَلَا
dan jangan
tamshi
تَمْشِ
kamu berjalan
فِى
di muka
l-arḍi
ٱلْأَرْضِ
bumi
maraḥan
مَرَحًاۖ
angkuh
inna
إِنَّ
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
لَا
tidak
yuḥibbu
يُحِبُّ
menyukai
kulla
كُلَّ
setiap
mukh'tālin
مُخْتَالٍ
orang yang sombong
fakhūrin
فَخُورٍ
kebanggaan diri

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

Tafsir

وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ ࣖ  ( لقمان: ١٩ )

wa-iq'ṣid
وَٱقْصِدْ
dan sederhanakanlah
فِى
didalam
mashyika
مَشْيِكَ
berjalanmu
wa-ugh'ḍuḍ
وَٱغْضُضْ
dan lunakkan
min
مِن
dari
ṣawtika
صَوْتِكَۚ
suara
inna
إِنَّ
sesungguhnya
ankara
أَنكَرَ
seburuk-buruk
l-aṣwāti
ٱلْأَصْوَٰتِ
suara-suara
laṣawtu
لَصَوْتُ
sungguh suara
l-ḥamīri
ٱلْحَمِيرِ
keledai

Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Tafsir

اَلَمْ تَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَاَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهٗ ظَاهِرَةً وَّبَاطِنَةً ۗوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّجَادِلُ فِى اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّلَا هُدًى وَّلَا كِتٰبٍ مُّنِيْرٍ  ( لقمان: ٢٠ )

alam
أَلَمْ
tidakkah
taraw
تَرَوْا۟
kamu perhatikan
anna
أَنَّ
bahwasanya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
sakhara
سَخَّرَ
Dia telah menundukkan
lakum
لَكُم
bagi kalian
مَّا
apa yang
فِى
di
l-samāwāti
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
wamā
وَمَا
dan apa yang
فِى
di
l-arḍi
ٱلْأَرْضِ
bumi
wa-asbagha
وَأَسْبَغَ
dan Dia telah menyempurnakan
ʿalaykum
عَلَيْكُمْ
atas kalian
niʿamahu
نِعَمَهُۥ
nikmat-Nya
ẓāhiratan
ظَٰهِرَةً
lahir
wabāṭinatan
وَبَاطِنَةًۗ
dan batin
wamina
وَمِنَ
dan diantara
l-nāsi
ٱلنَّاسِ
manusia
man
مَن
orang
yujādilu
يُجَٰدِلُ
ia membantah
فِى
tentang
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
bighayri
بِغَيْرِ
dengan tanpa
ʿil'min
عِلْمٍ
ilmu pengetahuan
walā
وَلَا
dan tanpa
hudan
هُدًى
petunjuk
walā
وَلَا
dan tidak
kitābin
كِتَٰبٍ
kitab
munīrin
مُّنِيرٍ
memberi penerangan

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.

Tafsir