Skip to main content

فَلَا
maka/karena tidak
صَدَّقَ
dia membenarkan
وَلَا
dan tidak
صَلَّىٰ
dia mengerjakan sholat

Falā Şaddaqa Wa Lā Şallaá.

Karena dia (dahulu) tidak mau membenarkan (Al-Qur'an dan Rasul) dan tidak mau melaksanakan salat,

Tafsir

وَلَٰكِن
tetapi
كَذَّبَ
dia mendustakan
وَتَوَلَّىٰ
dan dia berpaling

Wa Lakin Kadhdhaba Wa Tawallaá.

tetapi justru dia mendustakan (Rasul) dan berpaling (dari kebenaran),

Tafsir

ثُمَّ
kemudian
ذَهَبَ
dia pergi
إِلَىٰٓ
kepada
أَهْلِهِۦ
ahlinya/keluarganya
يَتَمَطَّىٰٓ
dengan sombong

Thumma Dhahaba 'Ilaá 'Ahlihi Yatamaţţaá.

kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong.

Tafsir

أَوْلَىٰ
lebih utama/kecelakaan
لَكَ
bagimu
فَأَوْلَىٰ
maka lebih utama/kecelakaan

'Awlaá Laka Fa'awlaá.

Celakalah kamu! Maka celakalah!

Tafsir

ثُمَّ
kemudian
أَوْلَىٰ
lebih utama/kecelakaan
لَكَ
bagimu
فَأَوْلَىٰٓ
maka lebih utama/kecelakaan

Thumma 'Awlaá Laka Fa'awlaá.

Sekali lagi, celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah!

Tafsir

أَيَحْسَبُ
apakah mengira
ٱلْإِنسَٰنُ
manusia
أَن
bahwa
يُتْرَكَ
ia ditinggalkan
سُدًى
begitu saja

'Ayaĥsabu Al-'Insānu 'An Yutraka Sudan.

Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Tafsir

أَلَمْ
bukankah
يَكُ
ia adalah
نُطْفَةً
setetes
مِّن
dari
مَّنِىٍّ
air mani
يُمْنَىٰ
ditumpahkan

'Alam Yaku Nuţfatan Min Manīyin Yumnaá.

Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),

Tafsir

ثُمَّ
kemudian
كَانَ
adalah dia
عَلَقَةً
segumpal darah
فَخَلَقَ
lalu Dia ciptakan
فَسَوَّىٰ
lalu Dia sempurnakan

Thumma Kāna `Alaqatan Fakhalaqa Fasawwaá.

kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya,

Tafsir

فَجَعَلَ
maka/lalu Dia jadikan
مِنْهُ
daripadanya
ٱلزَّوْجَيْنِ
dua jodoh/pasang
ٱلذَّكَرَ
laki-laki
وَٱلْأُنثَىٰٓ
dan perempuan

Faja`ala Minhu Az-Zawjayni Adh-Dhakara Wa Al-'Unthaá.

lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.

Tafsir

أَلَيْسَ
tidakkah
ذَٰلِكَ
demikian itu
بِقَٰدِرٍ
berkuasa
عَلَىٰٓ
atas
أَن
bahwa
يُحْۦِىَ
menghidupkan
ٱلْمَوْتَىٰ
orang mati

'Alaysa Dhālika Biqādirin `Alaá 'An Yuĥyiya Al-Mawtaá

Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?

Tafsir