Skip to main content

قَالُوْا سُبْحٰنَكَ اَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُوْنِهِمْ ۚبَلْ كَانُوْا يَعْبُدُوْنَ الْجِنَّ اَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُّؤْمِنُوْنَ   ( سبإ: ٤١ )

qālū
قَالُوا۟
mereka berkata
sub'ḥānaka
سُبْحَٰنَكَ
Maha Suci Engkau
anta
أَنتَ
Engkau
waliyyunā
وَلِيُّنَا
pelindung kami
min
مِن
dari
dūnihim
دُونِهِمۖ
selain/bukan mereka
bal
بَلْ
bahkan
kānū
كَانُوا۟
adalah mereka
yaʿbudūna
يَعْبُدُونَ
mereka menyembah
l-jina
ٱلْجِنَّۖ
jin
aktharuhum
أَكْثَرُهُم
kebanyakan mereka
bihim
بِهِم
pada mereka (jin itu)
mu'minūna
مُّؤْمِنُونَ
orang-orang yang beriman

Para malaikat itu menjawab, “Mahasuci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.”

Tafsir

فَالْيَوْمَ لَا يَمْلِكُ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ نَّفْعًا وَّلَا ضَرًّا ۗوَنَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ذُوْقُوْا عَذَابَ النَّارِ الَّتِيْ كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُوْنَ   ( سبإ: ٤٢ )

fal-yawma
فَٱلْيَوْمَ
maka pada hari ini
لَا
tidak
yamliku
يَمْلِكُ
berkuasa/memiliki
baʿḍukum
بَعْضُكُمْ
sebagian kamu
libaʿḍin
لِبَعْضٍ
bagi sebagian yang lain
nafʿan
نَّفْعًا
memberi manfaat
walā
وَلَا
dan tidak
ḍarran
ضَرًّا
memberi bahaya
wanaqūlu
وَنَقُولُ
dan Kami katakan
lilladhīna
لِلَّذِينَ
orang-orang yang
ẓalamū
ظَلَمُوا۟
(mereka) zalim
dhūqū
ذُوقُوا۟
rasakanlah
ʿadhāba
عَذَابَ
azab
l-nāri
ٱلنَّارِ
api neraka
allatī
ٱلَّتِى
yang
kuntum
كُنتُم
kalian adalah
bihā
بِهَا
dengannya
tukadhibūna
تُكَذِّبُونَ
kamu mendustakan

Maka pada hari ini sebagian kamu tidak kuasa (mendatangkan) manfaat maupun (menolak) mudarat kepada se-bagian yang lain. Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim, “Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulu kamu dustakan.”

Tafsir

وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ قَالُوْا مَا هٰذَآ اِلَّا رَجُلٌ يُّرِيْدُ اَنْ يَّصُدَّكُمْ عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُكُمْ ۚوَقَالُوْا مَا هٰذَآ اِلَّآ اِفْكٌ مُّفْتَرًىۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهُمْۙ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ   ( سبإ: ٤٣ )

wa-idhā
وَإِذَا
dan apabila
tut'lā
تُتْلَىٰ
dibacakan
ʿalayhim
عَلَيْهِمْ
atas mereka
āyātunā
ءَايَٰتُنَا
ayat-ayat Kami
bayyinātin
بَيِّنَٰتٍ
yang terang
qālū
قَالُوا۟
mereka berkata
مَا
tidaklah
hādhā
هَٰذَآ
ini
illā
إِلَّا
kecuali
rajulun
رَجُلٌ
seorang laki-laki
yurīdu
يُرِيدُ
ia hendak
an
أَن
untuk
yaṣuddakum
يَصُدَّكُمْ
menghalang-halangi kamu
ʿammā
عَمَّا
dari apa
kāna
كَانَ
adalah
yaʿbudu
يَعْبُدُ
menyembah
ābāukum
ءَابَآؤُكُمْ
bapak-bapak kamu
waqālū
وَقَالُوا۟
dan mereka berkata
مَا
apa
hādhā
هَٰذَآ
ini
illā
إِلَّآ
kecuali
if'kun
إِفْكٌ
kebohongan
muf'taran
مُّفْتَرًىۚ
diada-adakan
waqāla
وَقَالَ
dan berkata
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
kafarū
كَفَرُوا۟
kafir/ingkar
lil'ḥaqqi
لِلْحَقِّ
kepada kebenaran
lammā
لَمَّا
tatkala
jāahum
جَآءَهُمْ
ia datang kepada mereka
in
إِنْ
tidaklah
hādhā
هَٰذَآ
ini
illā
إِلَّا
kecuali
siḥ'run
سِحْرٌ
sihir
mubīnun
مُّبِينٌ
yang nyata

Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata, “Orang ini tidak lain hanya ingin menghalang-halangi kamu dari apa yang disembah oleh nenek moyangmu,” dan mereka berkata, “(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja.” Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran ketika kebenaran (Al-Qur'an) itu datang kepada mereka, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”

Tafsir

وَمَآ اٰتَيْنٰهُمْ مِّنْ كُتُبٍ يَّدْرُسُوْنَهَا وَمَآ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمْ قَبْلَكَ مِنْ نَّذِيْرٍۗ   ( سبإ: ٤٤ )

wamā
وَمَآ
dan tidak
ātaynāhum
ءَاتَيْنَٰهُم
Kami berikan kepada mereka
min
مِّن
dari
kutubin
كُتُبٍ
kitab-kitab
yadrusūnahā
يَدْرُسُونَهَاۖ
mereka membacanya
wamā
وَمَآ
dan tidak
arsalnā
أَرْسَلْنَآ
Kami utus
ilayhim
إِلَيْهِمْ
kepada mereka
qablaka
قَبْلَكَ
sebelum kamu
min
مِن
dari
nadhīrin
نَّذِيرٍ
seorang pemberi peringatan

Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca dan Kami tidak pernah mengutus seorang pemberi peringatan kepada mereka sebelum engkau (Muhammad).

Tafsir

وَكَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۙ وَمَا بَلَغُوْا مِعْشَارَ مَآ اٰتَيْنٰهُمْ فَكَذَّبُوْا رُسُلِيْۗ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ ࣖ  ( سبإ: ٤٥ )

wakadhaba
وَكَذَّبَ
dan telah mendustakan
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
min
مِن
dari
qablihim
قَبْلِهِمْ
sebelum mereka
wamā
وَمَا
dan tidak
balaghū
بَلَغُوا۟
mereka sampai (menerima)
miʿ'shāra
مِعْشَارَ
sepersepuluh
مَآ
apa
ātaynāhum
ءَاتَيْنَٰهُمْ
Kami berikan kepada mereka
fakadhabū
فَكَذَّبُوا۟
lalu mereka mendustakan
rusulī
رُسُلِىۖ
rasul-rasul-Ku
fakayfa
فَكَيْفَ
maka bagaimana/alangkah
kāna
كَانَ
adalah
nakīri
نَكِيرِ
kemurkaan-Ku

Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sedang orang-orang (kafir Mekah) itu belum sampai menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada orang-orang terdahulu itu namun mereka mendustakan para rasul-Ku. Maka (lihatlah) bagaimana dahsyatnya akibat kemurkaan-Ku.

Tafsir

۞ قُلْ اِنَّمَآ اَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍۚ اَنْ تَقُوْمُوْا لِلّٰهِ مَثْنٰى وَفُرَادٰى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوْاۗ مَا بِصَاحِبِكُمْ مِّنْ جِنَّةٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ لَّكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ   ( سبإ: ٤٦ )

qul
قُلْ
katakanlah
innamā
إِنَّمَآ
sesungguhnya hanyalah
aʿiẓukum
أَعِظُكُم
aku memberi nasihat kepadamu
biwāḥidatin
بِوَٰحِدَةٍۖ
dengan satu (perkara)
an
أَن
bahwa
taqūmū
تَقُومُوا۟
kamu berdiri/menghadap
lillahi
لِلَّهِ
kepada Allah
mathnā
مَثْنَىٰ
berdua-dua
wafurādā
وَفُرَٰدَىٰ
dan sendiri-sendiri
thumma
ثُمَّ
kemudian
tatafakkarū
تَتَفَكَّرُوا۟ۚ
kamu berfikir
مَا
tidaklah
biṣāḥibikum
بِصَاحِبِكُم
kawanmu itu
min
مِّن
dari
jinnatin
جِنَّةٍۚ
penyakit gila
in
إِنْ
tak lain
huwa
هُوَ
dia
illā
إِلَّا
kecuali
nadhīrun
نَذِيرٌ
seorang pemberi peringatan
lakum
لَّكُم
bagi kalian
bayna
بَيْنَ
diantara
yaday
يَدَىْ
dihadapannya/sebelumnya
ʿadhābin
عَذَابٍ
azab
shadīdin
شَدِيدٍ
keras

Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.”

Tafsir

قُلْ مَا سَاَلْتُكُمْ مِّنْ اَجْرٍ فَهُوَ لَكُمْۗ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ   ( سبإ: ٤٧ )

qul
قُلْ
katakanlah
مَا
tidak
sa-altukum
سَأَلْتُكُم
aku meminta kepadamu
min
مِّنْ
dari
ajrin
أَجْرٍ
upah
fahuwa
فَهُوَ
maka itu (upah)
lakum
لَكُمْۖ
bagi kalian
in
إِنْ
tak lain
ajriya
أَجْرِىَ
upahku
illā
إِلَّا
kecuali
ʿalā
عَلَى
atas/dari
l-lahi
ٱللَّهِۖ
Allah
wahuwa
وَهُوَ
dan Dia
ʿalā
عَلَىٰ
atas
kulli
كُلِّ
segala
shayin
شَىْءٍ
sesuatu
shahīdun
شَهِيدٌ
Maha Menyaksikan

Katakanlah (Muhammad), “Imbalan apa pun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. Imbalanku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Tafsir

قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَقْذِفُ بِالْحَقِّۚ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ   ( سبإ: ٤٨ )

qul
قُلْ
katakanlah
inna
إِنَّ
sesungguhnya
rabbī
رَبِّى
Tuhanku
yaqdhifu
يَقْذِفُ
Dia memasukkan/mewahyukan
bil-ḥaqi
بِٱلْحَقِّ
dengan kebenaran
ʿallāmu
عَلَّٰمُ
Maha Mengetahui
l-ghuyūbi
ٱلْغُيُوبِ
segala yang gaib

Katakanlah, “Sesungguhnya Tuhanku mewahyukan kebenaran. Dia Maha Mengetahui segala yang gaib.”

Tafsir

قُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَمَا يُبْدِئُ الْبَاطِلُ وَمَا يُعِيْدُ   ( سبإ: ٤٩ )

qul
قُلْ
katakanlah
jāa
جَآءَ
telah datang
l-ḥaqu
ٱلْحَقُّ
kebenaran
wamā
وَمَا
dan tidak
yub'di-u
يُبْدِئُ
memulai
l-bāṭilu
ٱلْبَٰطِلُ
kebatilan
wamā
وَمَا
dan tidak
yuʿīdu
يُعِيدُ
akan kembali

Katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi.”

Tafsir

قُلْ اِنْ ضَلَلْتُ فَاِنَّمَآ اَضِلُّ عَلٰى نَفْسِيْۚ وَاِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوْحِيْٓ اِلَيَّ رَبِّيْۗ اِنَّهٗ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ   ( سبإ: ٥٠ )

qul
قُلْ
katakanlah
in
إِن
sesungguhnya
ḍalaltu
ضَلَلْتُ
aku sesat
fa-innamā
فَإِنَّمَآ
maka sesungguhnya
aḍillu
أَضِلُّ
untuk kesesatan diriku sendiri
ʿalā
عَلَىٰ
atas
nafsī
نَفْسِىۖ
diriku
wa-ini
وَإِنِ
dan jika
ih'tadaytu
ٱهْتَدَيْتُ
aku mendapat petunjuk
fabimā
فَبِمَا
maka dengan sebab
yūḥī
يُوحِىٓ
mewahyukan
ilayya
إِلَىَّ
kepadaku
rabbī
رَبِّىٓۚ
Tuhanku
innahu
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia
samīʿun
سَمِيعٌ
Maha Mendengar
qarībun
قَرِيبٌ
Maha Dekat

Katakanlah, “Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat untuk diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha-dekat.”

Tafsir