Skip to main content

يُوْصِيْكُمُ اللّٰهُ فِيْٓ اَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِ ۚ فَاِنْ كُنَّ نِسَاۤءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۚ وَاِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۗ وَلِاَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ اِنْ كَانَ لَهٗ وَلَدٌ ۚ فَاِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلَدٌ وَّوَرِثَهٗٓ اَبَوٰهُ فَلِاُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَاِنْ كَانَ لَهٗٓ اِخْوَةٌ فَلِاُمِّهِ السُّدُسُ مِنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُّوْصِيْ بِهَآ اَوْ دَيْنٍ ۗ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْۚ لَا تَدْرُوْنَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا  ( النساء: ١١ )

yūṣīkumu
يُوصِيكُمُ
mewasiatkan kepadamu
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
فِىٓ
dalam/untuk
awlādikum
أَوْلَٰدِكُمْۖ
anak-anakmu
lildhakari
لِلذَّكَرِ
bagi (anak) lelaki
mith'lu
مِثْلُ
seperti
ḥaẓẓi
حَظِّ
bagian
l-unthayayni
ٱلْأُنثَيَيْنِۚ
dua anak perempuan
fa-in
فَإِن
maka jika
kunna
كُنَّ
adalah mereka
nisāan
نِسَآءً
perempuan
fawqa
فَوْقَ
di atas
ith'natayni
ٱثْنَتَيْنِ
dua orang perempuan
falahunna
فَلَهُنَّ
maka bagi mereka
thuluthā
ثُلُثَا
dua pertiga
مَا
apa
taraka
تَرَكَۖ
ditingalkan
wa-in
وَإِن
dan jika
kānat
كَانَتْ
adalah ia
wāḥidatan
وَٰحِدَةً
seorang
falahā
فَلَهَا
maka baginya
l-niṣ'fu
ٱلنِّصْفُۚ
separuh
wali-abawayhi
وَلِأَبَوَيْهِ
dan untuk dua ibu-bapaknya
likulli
لِكُلِّ
bagi masing-masing
wāḥidin
وَٰحِدٍ
seorang
min'humā
مِّنْهُمَا
dari keduanya
l-sudusu
ٱلسُّدُسُ
seperenam
mimmā
مِمَّا
dari apa/harta
taraka
تَرَكَ
ia tinggalkan
in
إِن
jika
kāna
كَانَ
ia adalah
lahu
لَهُۥ
baginya
waladun
وَلَدٌۚ
anak laki-laki
fa-in
فَإِن
maka jika
lam
لَّمْ
tidak
yakun
يَكُن
adalah
lahu
لَّهُۥ
baginya
waladun
وَلَدٌ
anak laki-laki
wawarithahu
وَوَرِثَهُۥٓ
dan mewarisinya
abawāhu
أَبَوَاهُ
ibu-bapaknya
fali-ummihi
فَلِأُمِّهِ
maka bagi ibunya
l-thuluthu
ٱلثُّلُثُۚ
sepertiga
fa-in
فَإِن
maka jika
kāna
كَانَ
ia adalah
lahu
لَهُۥٓ
baginya
ikh'watun
إِخْوَةٌ
saudara-saudara
fali-ummihi
فَلِأُمِّهِ
maka bagi ibunya
l-sudusu
ٱلسُّدُسُۚ
seperenam
min
مِنۢ
dari
baʿdi
بَعْدِ
sesudah
waṣiyyatin
وَصِيَّةٍ
berwasiat
yūṣī
يُوصِى
ia wasiatkan
bihā
بِهَآ
baginya
aw
أَوْ
atau
daynin
دَيْنٍۗ
(dibayar) hutang
ābāukum
ءَابَآؤُكُمْ
ibu-bapakmu/orang tuamu
wa-abnāukum
وَأَبْنَآؤُكُمْ
dan anak-anakmu
لَا
tidak
tadrūna
تَدْرُونَ
kamu mengetahui
ayyuhum
أَيُّهُمْ
siapa diantara mereka
aqrabu
أَقْرَبُ
lebih dekat
lakum
لَكُمْ
bagi kalian
nafʿan
نَفْعًاۚ
manfaatnya
farīḍatan
فَرِيضَةً
ketetapan
mina
مِّنَ
dari
l-lahi
ٱللَّهِۗ
Allah
inna
إِنَّ
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
kāna
كَانَ
adalah Dia
ʿalīman
عَلِيمًا
Maha Mengetahui
ḥakīman
حَكِيمًا
Maha Bijaksana

Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir

۞ وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ اَزْوَاجُكُمْ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهُنَّ وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَ لَهُنَّ وَلَدٌ فَلَكُمُ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْنَ مِنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُّوْصِيْنَ بِهَآ اَوْ دَيْنٍ ۗ وَلَهُنَّ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْتُمْ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّكُمْ وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَ لَكُمْ وَلَدٌ فَلَهُنَّ الثُّمُنُ مِمَّا تَرَكْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ تُوْصُوْنَ بِهَآ اَوْ دَيْنٍ ۗ وَاِنْ كَانَ رَجُلٌ يُّوْرَثُ كَلٰلَةً اَوِ امْرَاَةٌ وَّلَهٗٓ اَخٌ اَوْ اُخْتٌ فَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُۚ فَاِنْ كَانُوْٓا اَكْثَرَ مِنْ ذٰلِكَ فَهُمْ شُرَكَاۤءُ فِى الثُّلُثِ مِنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُّوْصٰى بِهَآ اَوْ دَيْنٍۙ غَيْرَ مُضَاۤرٍّ ۚ وَصِيَّةً مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَلِيْمٌۗ   ( النساء: ١٢ )

walakum
وَلَكُمْ
dan bagi kamu
niṣ'fu
نِصْفُ
separuh
مَا
apa/harta
taraka
تَرَكَ
yang meninggalkan
azwājukum
أَزْوَٰجُكُمْ
isteri-isterimu
in
إِن
jika
lam
لَّمْ
tidak
yakun
يَكُن
ada
lahunna
لَّهُنَّ
bagi mereka
waladun
وَلَدٌۚ
anak laki-laki
fa-in
فَإِن
maka jika
kāna
كَانَ
ada
lahunna
لَهُنَّ
bagi mereka
waladun
وَلَدٌ
anak laki-laki
falakumu
فَلَكُمُ
maka bagimu
l-rubuʿu
ٱلرُّبُعُ
seperempat
mimmā
مِمَّا
dari apa/harta
tarakna
تَرَكْنَۚ
mereka tinggalkan
min
مِنۢ
dari
baʿdi
بَعْدِ
sesudahnya
waṣiyyatin
وَصِيَّةٍ
(dipenuhi) wasiat
yūṣīna
يُوصِينَ
mereka berwasiat
bihā
بِهَآ
dengannya
aw
أَوْ
atau
daynin
دَيْنٍۚ
hutang
walahunna
وَلَهُنَّ
dan bagi mereka
l-rubuʿu
ٱلرُّبُعُ
seperempat
mimmā
مِمَّا
dari apa (harta)
taraktum
تَرَكْتُمْ
kamu tinggalkan
in
إِن
jika
lam
لَّمْ
tidak
yakun
يَكُن
ada
lakum
لَّكُمْ
bagi kalian
waladun
وَلَدٌۚ
anak laki-laki
fa-in
فَإِن
maka jika
kāna
كَانَ
ada
lakum
لَكُمْ
bagi kalian
waladun
وَلَدٌ
anak laki-laki
falahunna
فَلَهُنَّ
maka bagi mereka
l-thumunu
ٱلثُّمُنُ
seperdelapan
mimmā
مِمَّا
dari apa/harta
taraktum
تَرَكْتُمۚ
kamu tinggalkan
min
مِّنۢ
dari
baʿdi
بَعْدِ
sesudah
waṣiyyatin
وَصِيَّةٍ
(dipenuhi) wasiat
tūṣūna
تُوصُونَ
kamu buat wasiat
bihā
بِهَآ
dengannya
aw
أَوْ
atau
daynin
دَيْنٍۗ
hutang
wa-in
وَإِن
dan jika
kāna
كَانَ
ada
rajulun
رَجُلٌ
seorang laki-laki
yūrathu
يُورَثُ
diwariskan
kalālatan
كَلَٰلَةً
tidak punya ibu-bapak dan anak
awi
أَوِ
atau
im'ra-atun
ٱمْرَأَةٌ
perempuan
walahu
وَلَهُۥٓ
dan baginya
akhun
أَخٌ
saudara laki-laki
aw
أَوْ
atau
ukh'tun
أُخْتٌ
saudara perempuan
falikulli
فَلِكُلِّ
maka bagi tiap-tiap
wāḥidin
وَٰحِدٍ
seorang
min'humā
مِّنْهُمَا
dari keduanya
l-sudusu
ٱلسُّدُسُۚ
seperenam
fa-in
فَإِن
maka jika
kānū
كَانُوٓا۟
adalah mereka
akthara
أَكْثَرَ
lebih banyak
min
مِن
dari
dhālika
ذَٰلِكَ
demikian itu
fahum
فَهُمْ
maka bagi mereka
shurakāu
شُرَكَآءُ
bersekutu
فِى
dalam
l-thuluthi
ٱلثُّلُثِۚ
dalam sepertiga
min
مِنۢ
dari
baʿdi
بَعْدِ
sesudah
waṣiyyatin
وَصِيَّةٍ
(dipenuhi) wasiat
yūṣā
يُوصَىٰ
diwasiatkan
bihā
بِهَآ
dengannya
aw
أَوْ
atau
daynin
دَيْنٍ
hutang
ghayra
غَيْرَ
tidak
muḍārrin
مُضَآرٍّۚ
memudlaratkan
waṣiyyatan
وَصِيَّةً
wasiat/ketetapan
mina
مِّنَ
dari
l-lahi
ٱللَّهِۗ
Allah
wal-lahu
وَٱللَّهُ
dan Allah
ʿalīmun
عَلِيمٌ
Maha Mengetahui
ḥalīmun
حَلِيمٌ
Maha Penyantun

Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun.

Tafsir

تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ ۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ يُدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ وَذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ   ( النساء: ١٣ )

til'ka
تِلْكَ
itulah
ḥudūdu
حُدُودُ
ketentuan-ketentuan
l-lahi
ٱللَّهِۚ
Allah
waman
وَمَن
dan barang siapa
yuṭiʿi
يُطِعِ
mentaati
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
warasūlahu
وَرَسُولَهُۥ
dan RasulNya
yud'khil'hu
يُدْخِلْهُ
Dia akan memasukkannya
jannātin
جَنَّٰتٍ
surga
tajrī
تَجْرِى
mengalir
min
مِن
dari
taḥtihā
تَحْتِهَا
bawahnya
l-anhāru
ٱلْأَنْهَٰرُ
sungai-sungai
khālidīna
خَٰلِدِينَ
mereka kekal
fīhā
فِيهَاۚ
di dalamnya
wadhālika
وَذَٰلِكَ
dan demikianitu
l-fawzu
ٱلْفَوْزُ
keuntungan
l-ʿaẓīmu
ٱلْعَظِيمُ
yang besar

Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung.

Tafsir

وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهٗ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيْهَاۖ وَلَهٗ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ ࣖ  ( النساء: ١٤ )

waman
وَمَن
dan barang siapa
yaʿṣi
يَعْصِ
mendurhakai
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
warasūlahu
وَرَسُولَهُۥ
dan RasulNya
wayataʿadda
وَيَتَعَدَّ
dan ia melanggar
ḥudūdahu
حُدُودَهُۥ
ketentuan-ketentuanNya
yud'khil'hu
يُدْخِلْهُ
Dia/Allah memasukkannya
nāran
نَارًا
neraka/api
khālidan
خَٰلِدًا
kekal
fīhā
فِيهَا
di dalamnya
walahu
وَلَهُۥ
dan baginya
ʿadhābun
عَذَابٌ
siksa
muhīnun
مُّهِينٌ
menghinakan

Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan.

Tafsir

وَالّٰتِيْ يَأْتِيْنَ الْفَاحِشَةَ مِنْ نِّسَاۤىِٕكُمْ فَاسْتَشْهِدُوْا عَلَيْهِنَّ اَرْبَعَةً مِّنْكُمْ ۚ فَاِنْ شَهِدُوْا فَاَمْسِكُوْهُنَّ فِى الْبُيُوْتِ حَتّٰى يَتَوَفّٰىهُنَّ الْمَوْتُ اَوْ يَجْعَلَ اللّٰهُ لَهُنَّ سَبِيْلًا   ( النساء: ١٥ )

wa-allātī
وَٱلَّٰتِى
dan wanita-wanita yang
yatīna
يَأْتِينَ
(mereka) mendatangkan/melakukan
l-fāḥishata
ٱلْفَٰحِشَةَ
perbuatan keji
min
مِن
dari/diantara
nisāikum
نِّسَآئِكُمْ
isteri-isterimu
fa-is'tashhidū
فَٱسْتَشْهِدُوا۟
maka datangkanlah saksi-saksi
ʿalayhinna
عَلَيْهِنَّ
atas mereka
arbaʿatan
أَرْبَعَةً
empat (orang)
minkum
مِّنكُمْۖ
diantara kamu
fa-in
فَإِن
maka jika
shahidū
شَهِدُوا۟
mereka memberikan kesaksian
fa-amsikūhunna
فَأَمْسِكُوهُنَّ
maka kurunglah mereka
فِى
dalam
l-buyūti
ٱلْبُيُوتِ
rumah
ḥattā
حَتَّىٰ
sehingga/sampai
yatawaffāhunna
يَتَوَفَّىٰهُنَّ
mewafatkan mereka
l-mawtu
ٱلْمَوْتُ
mati/kematian
aw
أَوْ
atau
yajʿala
يَجْعَلَ
memberikan/menyediakan
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
lahunna
لَهُنَّ
bagi/kepada mereka
sabīlan
سَبِيلًا
jalan

Dan para perempuan yang melakukan perbuatan keji di antara perempuan-perempuan kamu, hendaklah terhadap mereka ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Apabila mereka telah memberi kesaksian, maka kurunglah mereka (perempuan itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan (yang lain) kepadanya.

Tafsir

وَالَّذٰنِ يَأْتِيٰنِهَا مِنْكُمْ فَاٰذُوْهُمَا ۚ فَاِنْ تَابَا وَاَصْلَحَا فَاَعْرِضُوْا عَنْهُمَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا   ( النساء: ١٦ )

wa-alladhāni
وَٱلَّذَانِ
dan dua orang yang
yatiyānihā
يَأْتِيَٰنِهَا
melakukannya/perbuatan keji
minkum
مِنكُمْ
diantara kamu
faādhūhumā
فَـَٔاذُوهُمَاۖ
maka berilah hukuman keduanya
fa-in
فَإِن
maka jika
tābā
تَابَا
keduanya bertaubat
wa-aṣlaḥā
وَأَصْلَحَا
dan memperbaiki diri
fa-aʿriḍū
فَأَعْرِضُوا۟
maka berpaling/biarkanlah
ʿanhumā
عَنْهُمَآۗ
dari keduanya
inna
إِنَّ
sesungguhnya
l-laha
ٱللَّهَ
Allah
kāna
كَانَ
adalah Dia
tawwāban
تَوَّابًا
Maha Penerima taubat
raḥīman
رَّحِيمًا
Maha Penyayang

Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya tobat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Tafsir

اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا   ( النساء: ١٧ )

innamā
إِنَّمَا
sesungguhnya hanyalah
l-tawbatu
ٱلتَّوْبَةُ
taubat itu
ʿalā
عَلَى
atas/di sisi
l-lahi
ٱللَّهِ
Allah
lilladhīna
لِلَّذِينَ
bagi orang-orang yang
yaʿmalūna
يَعْمَلُونَ
(mereka) mengajarkan
l-sūa
ٱلسُّوٓءَ
kejahatan
bijahālatin
بِجَهَٰلَةٍ
dengan kejahilan/kebodohan
thumma
ثُمَّ
kemudian
yatūbūna
يَتُوبُونَ
mereka bertaubat
min
مِن
dari
qarībin
قَرِيبٍ
dekat/dengan segera
fa-ulāika
فَأُو۟لَٰٓئِكَ
maka mereka itu
yatūbu
يَتُوبُ
menerima taubat
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
ʿalayhim
عَلَيْهِمْۗ
atas mereka
wakāna
وَكَانَ
dan adalah
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
ʿalīman
عَلِيمًا
Maha Mengetahui
ḥakīman
حَكِيمًا
Maha Bijaksana

Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۚ حَتّٰىٓ اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ اِنِّيْ تُبْتُ الْـٰٔنَ وَلَا الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۗ اُولٰۤىِٕكَ اَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا   ( النساء: ١٨ )

walaysati
وَلَيْسَتِ
dan tidaklah
l-tawbatu
ٱلتَّوْبَةُ
taubat itu
lilladhīna
لِلَّذِينَ
bagi orang-orang yang
yaʿmalūna
يَعْمَلُونَ
(mereka) melakukan
l-sayiāti
ٱلسَّيِّـَٔاتِ
kejahatan
ḥattā
حَتَّىٰٓ
sehingga
idhā
إِذَا
apabila
ḥaḍara
حَضَرَ
datang
aḥadahumu
أَحَدَهُمُ
salah seorang diantara mereka
l-mawtu
ٱلْمَوْتُ
kematian
qāla
قَالَ
ia mengatakan
innī
إِنِّى
sesungguhnya saya
tub'tu
تُبْتُ
saya bertaubat
l-āna
ٱلْـَٰٔنَ
sekarang
walā
وَلَا
dan tidaklah
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
yamūtūna
يَمُوتُونَ
(mereka) mati
wahum
وَهُمْ
dan/sedang mereka
kuffārun
كُفَّارٌۚ
kekafiran
ulāika
أُو۟لَٰٓئِكَ
mereka itulah
aʿtadnā
أَعْتَدْنَا
Kami sediakan
lahum
لَهُمْ
bagi mereka
ʿadhāban
عَذَابًا
siksa
alīman
أَلِيمًا
yang pedih

Dan tobat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” Dan tidak (pula diterima tobat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.

Tafsir

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَرِثُوا النِّسَاۤءَ كَرْهًا ۗ وَلَا تَعْضُلُوْهُنَّ لِتَذْهَبُوْا بِبَعْضِ مَآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا   ( النساء: ١٩ )

yāayyuhā
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
alladhīna
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
āmanū
ءَامَنُوا۟
beriman
لَا
tidak
yaḥillu
يَحِلُّ
halal
lakum
لَكُمْ
bagi kalian
an
أَن
bahwa
tarithū
تَرِثُوا۟
kamu mempusakai
l-nisāa
ٱلنِّسَآءَ
wanita-wanita
karhan
كَرْهًاۖ
dengan paksa
walā
وَلَا
dan jangan
taʿḍulūhunna
تَعْضُلُوهُنَّ
kamu menyusahkan mereka
litadhhabū
لِتَذْهَبُوا۟
untuk melenyapkan/mengambil kembali
bibaʿḍi
بِبَعْضِ
sebagian
مَآ
apa
ātaytumūhunna
ءَاتَيْتُمُوهُنَّ
kamu telah memberikan mereka
illā
إِلَّآ
kecuali
an
أَن
bahwa
yatīna
يَأْتِينَ
mereka melakukan
bifāḥishatin
بِفَٰحِشَةٍ
dengan perbuatan keji
mubayyinatin
مُّبَيِّنَةٍۚ
yang nyata
waʿāshirūhunna
وَعَاشِرُوهُنَّ
dan pergauillah mereka
bil-maʿrūfi
بِٱلْمَعْرُوفِۚ
dengan cara yang patut
fa-in
فَإِن
maka jika
karih'tumūhunna
كَرِهْتُمُوهُنَّ
kamu membenci mereka
faʿasā
فَعَسَىٰٓ
maka mungkin/barangkali
an
أَن
bahwa
takrahū
تَكْرَهُوا۟
kamu tidak menyukai
shayan
شَيْـًٔا
sesuatu
wayajʿala
وَيَجْعَلَ
dan/padahal menjadikan
l-lahu
ٱللَّهُ
Allah
fīhi
فِيهِ
padanya
khayran
خَيْرًا
kebaikan
kathīran
كَثِيرًا
yang banyak

Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.

Tafsir

وَاِنْ اَرَدْتُّمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَّكَانَ زَوْجٍۙ وَّاٰتَيْتُمْ اِحْدٰىهُنَّ قِنْطَارًا فَلَا تَأْخُذُوْا مِنْهُ شَيْـًٔا ۗ اَتَأْخُذُوْنَهٗ بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا   ( النساء: ٢٠ )

wa-in
وَإِنْ
dan jika
aradttumu
أَرَدتُّمُ
kamu ingin
is'tib'dāla
ٱسْتِبْدَالَ
mengganti
zawjin
زَوْجٍ
isteri
makāna
مَّكَانَ
tempat
zawjin
زَوْجٍ
isteri (yang lain)
waātaytum
وَءَاتَيْتُمْ
dan kamu telah memberi
iḥ'dāhunna
إِحْدَىٰهُنَّ
seorang diantara mereka
qinṭāran
قِنطَارًا
harta yang banyak
falā
فَلَا
maka jangan
takhudhū
تَأْخُذُوا۟
kamu mengambil
min'hu
مِنْهُ
daripadanya
shayan
شَيْـًٔاۚ
akan sesuatu/sedikitpun
atakhudhūnahu
أَتَأْخُذُونَهُۥ
apakah kamu mengambil kembali (milik)nya
buh'tānan
بُهْتَٰنًا
dengan cara dusta
wa-ith'man
وَإِثْمًا
dan dosa
mubīnan
مُّبِينًا
yang nyata

Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali sedikit pun darinya. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?

Tafsir