Wa Barazū Lillāhi Jamī`āan Faqāla Ađ-Đu`afā'u Lilladhīna Astakbarū 'Innā Kunnā Lakum Taba`āan Fahal 'Antum Mughnūna `Annā Min `Adhābi Allāhi Min Shay'in Qālū Law Hadānā Allāhu Lahadaynākum Sawā'un `Alaynā 'Ajazi`nā 'Am Şabarnā Mā Lanā Min Maĥīşin.
Dan mereka semua (di padang Mahsyar) berkumpul untuk menghadap ke hadirat Allah, lalu orang yang lemah berkata kepada orang yang sombong, “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja?” Mereka menjawab, “Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.”
Wa Qāla Ash-Shayţānu Lammā Quđiya Al-'Amru 'Inna Allāha Wa`adakum Wa`da Al-Ĥaqqi Wa Wa`adtukum Fa'akhlaftukum Wa Mā Kāna Lī `Alaykum Min Sulţānin 'Illā 'An Da`awtukum Fāstajabtum Lī Falā Talūmūnī Wa Lūmū 'Anfusakum Mā 'Anā Bimuşrikhikum Wa Mā 'Antum Bimuşrikhīya 'Innī Kafartu Bimā 'Ashraktumūnī Min Qablu 'Inna Až-Žālimīna Lahum `Adhābun 'Alīmun.
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.
Wa 'Udkhila Al-Ladhīna 'Āmanū Wa `Amilū Aş-Şāliĥāti Jannātin Tajrī Min Taĥtihā Al-'Anhāru Khālidīna Fīhā Bi'idhni Rabbihim Taĥīyatuhum Fīhā Salāmun.
Dan orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dimasukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam (surga) itu ialah salam.
'Alam Taraá Kayfa Đaraba Allāhu Mathalāan Kalimatan Ţayyibatan Kashajaratin Ţayyibatin 'Aşluhā Thābitun Wa Far`uhā Fī As-Samā'i.
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,
Tu'utī 'Ukulahā Kulla Ĥīnin Bi'idhni Rabbihā Wa Yađribu Allāhu Al-'Amthāla Lilnnāsi La`allahum Yatadhakkarūna.
(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.
Wa Mathalu Kalimatin Khabīthatin Kashajaratin Khabīthatin Ajtuththat Min Fawqi Al-'Arđi Mā Lahā Min Qarārin.
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
Yuthabbitu Allāhu Al-Ladhīna 'Āmanū Bil-Qawli Ath-Thābiti Fī Al-Ĥayāati Ad-Dunyā Wa Fī Al-'Ākhirati Wa Yuđillu Allāhu Až-Žālimīna Wa Yaf`alu Allāhu Mā Yashā'u.
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
'Alam Taraá 'Ilaá Al-Ladhīna Baddalū Ni`mata Allāhi Kufrāan Wa 'Aĥallū Qawmahum Dāra Al-Bawāri.
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?
Jahannama Yaşlawnahā Wa Bi'sa Al-Qarāru.
yaitu neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.
Wa Ja`alū Lillāhi 'Andādāan Liyuđillū `An Sabīlihi Qul Tamatta`ū Fa'inna Maşīrakum 'Ilaá An-Nāri.
Dan mereka (orang kafir) itu telah menjadikan tandingan bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah (Muhammad), “Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ke neraka.”