Fariĥa Al-Mukhallafūna Bimaq`adihim Khilāfa Rasūli Allāhi Wa Karihū 'An Yujāhidū Bi'amwālihim Wa 'Anfusihim Fī Sabīli Allāhi Wa Qālū Lā Tanfirū Fī Al-Ĥarri Qul Nāru Jahannama 'Ashaddu Ĥarrāan Law Kānū Yafqahūna.
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira dengan duduk-duduk diam sepeninggal Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata, “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.” Katakanlah (Muhammad), “Api neraka Jahanam lebih panas,” jika mereka mengetahui.
Falyađĥakū Qalīlāan Wa Līabkū Kathīrāan Jazā'an Bimā Kānū Yaksibūna.
Maka biarkanlah mereka tertawa sedikit dan menangis yang banyak, sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat.
Fa'in Raja`aka Allāhu 'Ilaá Ţā'ifatin Minhum Fāsta'dhanūka Lilkhurūji Faqul Lan Takhrujū Ma`iya 'Abadāan Wa Lan Tuqātilū Ma`iya `Adūwāan 'Innakum Rađītum Bil-Qu`ūdi 'Awwala Marratin Fāq`udū Ma`a Al-Khālifīna.
Maka jika Allah mengembalikanmu (Muhammad) kepada suatu golongan dari mereka (orang-orang munafik), kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka katakanlah, “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi (berperang) sejak semula. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut (berperang).”
Wa Lā Tuşalli `Alaá 'Aĥadin Minhum Māta 'Abadāan Wa Lā Taqum `Alaá Qabrihi 'Innahum Kafarū Billāhi Wa Rasūlihi Wa Mātū Wa Hum Fāsiqūna.
Dan janganlah engkau (Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.
Wa Lā Tu`jibka 'Amwāluhum Wa 'Awlāduhum 'Innamā Yurīdu Allāhu 'An Yu`adhdhibahum Bihā Fī Ad-Dunyā Wa Tazhaqa 'Anfusuhum Wa Hum Kāfirūna.
Dan janganlah engkau (Muhammad) kagum terhadap harta dan anak-anak mereka. Sesungguhnya dengan itu Allah hendak menyiksa mereka di dunia dan agar nyawa mereka melayang, sedang mereka dalam keadaan kafir.
Wa 'Idhā 'Unzilat Sūratun 'An 'Āminū Billāhi Wa Jāhidū Ma`a Rasūlihi Asta'dhanaka 'Ūlū Aţ-Ţawli Minhum Wa Qālū Dharnā Nakun Ma`a Al-Qā`idīna.
Dan apabila diturunkan suatu surah (yang memerintahkan kepada orang-orang munafik), “Berimanlah kepada Allah dan berjihadlah bersama Rasul-Nya,” niscaya orang-orang yang kaya dan berpengaruh di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata, “Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk (tinggal di rumah).”
Rađū Bi'an Yakūnū Ma`a Al-Khawālifi Wa Ţubi`a `Alaá Qulūbihim Fahum Lā Yafqahūna.
Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, dan hati mereka telah tertutup, sehingga mereka tidak memahami (kebahagiaan beriman dan berjihad).
Lākin Ar-Rasūlu Wa Al-Ladhīna 'Āmanū Ma`ahu Jāhadū Bi'amwālihim Wa 'Anfusihim Wa 'Ūlā'ika Lahum Al-Khayrātu Wa 'Ūlā'ika Hum Al-Mufliĥūna.
Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, (mereka) berjihad dengan harta dan jiwa. Mereka itu memperoleh kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
'A`adda Allāhu Lahum Jannātin Tajrī Min Taĥtihā Al-'Anhāru Khālidīna Fīhā Dhālika Al-Fawzu Al-`Ažīmu.
Allah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang agung.
Wa Jā'a Al-Mu`adhdhirūna Mina Al-'A`rābi Liyu'udhana Lahum Wa Qa`ada Al-Ladhīna Kadhabū Allāha Wa Rasūlahu Sayuşību Al-Ladhīna Kafarū Minhum `Adhābun 'Alīmun.
Dan di antara orang-orang Arab Badui datang (kepada Nabi) mengemukakan alasan, agar diberi izin (untuk tidak pergi berperang), sedang orang-orang yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam. Kelak orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.